Kostrad TNI AD Kembangkan Drone Helikopter Berbasis AI Canggih


Drone

Drone

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), khususnya Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), sedang mengembangkan drone helikopter yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Mohamad Hasan mengungkapkan rencana pengembangan ini dalam upaya meningkatkan efektivitas drone di medan tempur, terutama dengan memanfaatkan kemampuan AI.

Hasan menjelaskan bahwa dengan adanya peningkatan pada sistem kecerdasan buatan, drone yang dimiliki oleh Kostrad dapat memiliki kemampuan analisis data yang lebih baik. "Kemajuan AI memungkinkan drone untuk menjadi alat yang lebih efektif di medan perang, memberikan keuntungan strategis bagi para prajurit di lapangan," ujar Hasan dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh Penerangan Kostrad pada Jumat (17/10/2024). Pernyataan ini disampaikan setelah Hasan menghadiri kegiatan demonstrasi rancang bangun Weaponied Drone Tahap II di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpasus), Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

Ia juga menekankan bahwa perkembangan teknologi alutsista berbasis AI bukan hal baru. Beberapa negara maju telah mengadopsi teknologi ini untuk memperkuat kemampuan militernya. Drone yang dilengkapi dengan AI mampu mengidentifikasi target dengan lebih presisi dan melakukan serangan yang lebih efisien. Implementasi AI pada sistem drone tempur memberikan kemampuan analisis data yang lebih akurat, sehingga serangan dapat dilakukan secara tepat sasaran.

Menurut Hasan, Kostrad terus berupaya mengikuti perkembangan teknologi modern ini dengan melakukan inovasi pada drone yang dimiliki. Ia menegaskan komitmen Kostrad untuk terus memperbarui dan mengembangkan teknologi drone guna memperkuat pertahanan negara. "Ke depan, pengembangan drone heli ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek etika dan regulasi yang ketat," tegas Hasan. Penggunaan AI dalam teknologi militer menimbulkan berbagai tantangan, termasuk dalam hal tanggung jawab, regulasi, dan etika penggunaan teknologi otonom.

Drone yang sedang dikembangkan oleh Kostrad saat ini sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk menembakkan senjata dengan akurasi tinggi. Sistem operasinya melibatkan dua orang, yakni operator drone dan operator senjata. Keduanya bekerja sama untuk menjalankan misi secara efektif. Operator drone bertugas mengendalikan navigasi dan pergerakan drone, memastikan bahwa drone dapat bergerak dengan aman di medan yang penuh rintangan, serta mencapai lokasi target yang diinginkan. "Operator drone bertanggung jawab untuk memantau situasi dan lingkungan sekitar, memastikan bahwa misi dapat dijalankan tanpa hambatan yang berarti," jelas Hasan.

Sementara itu, operator senjata memiliki tugas yang berbeda, yaitu mengendalikan sistem senjata dan memastikan bahwa setiap tembakan dapat mengenai target secara presisi. Teknologi drone ini juga dilengkapi dengan perangkat lunak canggih yang dapat menganalisis data secara real-time, sehingga dapat memberikan keputusan yang cepat dan tepat dalam menembakkan senjata. Sistem AI yang terintegrasi juga memungkinkan drone untuk menyesuaikan diri dengan kondisi medan tempur yang dinamis dan beragam, sehingga meningkatkan efektivitas operasionalnya.

Inovasi drone berbasis AI ini merupakan bagian dari upaya modernisasi alutsista di lingkungan TNI AD, khususnya di jajaran Kostrad. Kemajuan ini sejalan dengan tren global di mana teknologi otonom dan AI semakin banyak diterapkan dalam berbagai aspek pertahanan dan keamanan. Hasan berharap, melalui inovasi ini, Indonesia dapat memperkuat kemampuan pertahanannya di tengah situasi global yang semakin kompleks dan menantang. Kostrad sendiri berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan teknologi militer guna menjaga kedaulatan dan keamanan negara dari berbagai ancaman eksternal.

Selain itu, pengembangan drone ini tidak hanya berfokus pada kemampuan tempur, tetapi juga pada pemanfaatan teknologi untuk berbagai misi non-militer, seperti operasi penyelamatan dan pengawasan wilayah yang sulit dijangkau. Hal ini menunjukkan fleksibilitas penggunaan drone dalam berbagai skenario, baik untuk kepentingan militer maupun sipil.

Melalui pengembangan ini, Kostrad diharapkan dapat menjadi pelopor dalam penggunaan teknologi drone berbasis AI di lingkungan TNI, serta memperkuat pertahanan negara di masa depan.


Bagikan artikel ini

Video Terkait