China Kalahkan US dalam Inovasi Kecerdasan Buatan di Dunia
- Pabila Syaftahan
- •
- 09 Okt 2024 00.01 WIB
China telah mencapai kemajuan signifikan dalam pengembangan model AI Generative dengan inovasi baru yang melibatkan pelatihan model AI di beberapa pusat data yang terpisah. Langkah ini dinilai sebagai terobosan besar, mengingat tantangan teknis yang dihadapi dalam mengintegrasikan unit pemrosesan grafis (GPU) yang berbeda di lokasi geografis yang berbeda. Patrick Moorhead, Kepala Analis di Moor Insights & Strategy, menyatakan, "China menjadi negara pertama yang mampu melakukan hal ini," mencerminkan pencapaian yang berpotensi merubah lanskap teknologi AI global.
Inisiatif ini sangat penting bagi China dalam upayanya untuk menjadi pusat teknologi AI, terutama di tengah sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Sanksi ini telah membatasi akses China terhadap chip terbaru dan paling canggih yang diperlukan untuk penelitian dan pengembangan. Sebagai respons, perusahaan chip terkemuka seperti Nvidia berupaya mempertahankan kehadirannya di pasar China dengan meluncurkan chip H20 AI yang dirancang untuk memenuhi regulasi ketat yang diberlakukan oleh Washington. Meskipun demikian, ada kabar bahwa chip tersebut juga mungkin akan segera dikenakan larangan, semakin memperburuk situasi bagi industri teknologi di China.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, para peneliti dan insinyur di China tidak menyerah. Mereka telah berinovasi dengan cara menggabungkan GPU dari berbagai merek ke dalam satu klaster. Strategi ini memungkinkan mereka untuk memanfaatkan chip-chip yang lebih mudah diakses, seperti Huawei Ascend 910B dan Nvidia H20, bersamaan dengan stok terbatas chip kelas atas yang terkena sanksi, seperti Nvidia A100. Meskipun pendekatan ini dapat mengurangi efisiensi, inovasi ini memungkinkan China untuk mengatasi kekurangan chip berperforma tinggi dan tetap maju dalam ambisi pengembangan AI mereka. Huawei menegaskan komitmen China untuk terus berinovasi dalam sektor AI, meskipun tantangan dari luar terus mengintai.
China kini menjadi pemimpin global dalam pengembangan kecerdasan buatan, dengan lebih dari 190 model layanan AI generatif yang terdaftar dan digunakan oleh masyarakat luas. Menurut Kepala Administrasi Ruang Siber China (CAC) Zhuang Rongwen, jumlah pengguna terdaftar yang menggunakan model-model AI ini telah mencapai lebih dari 600 juta orang. "Kami terus mendorong pengembangan industri, kemajuan teknologi, serta peningkatan kontrol keamanan di sektor AI generatif, dengan fokus pada keseimbangan antara pembangunan berkualitas tinggi dan keamanan yang ketat," ujarnya.
Pada bulan Juli 2023, China mengambil langkah maju dengan menerbitkan aturan manajemen sementara untuk layanan AI generatif, menjadikannya negara pertama yang mengimplementasikan regulasi dalam bidang ini. Selain itu, resolusi reformasi utama yang diadopsi dalam sidang pleno ketiga Komite Sentral Partai Komunis China pada Juli juga menegaskan komitmen negara untuk memperkuat pengelolaan dan pengembangan AI generatif.
Berdasarkan laporan dari Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China (CNIPA), jumlah paten kecerdasan buatan yang efektif di China mencapai 378.000 hingga akhir tahun 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang mengesankan, yaitu lebih dari 40 persen. "Tingkat pertumbuhan di China 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata global," ungkap CNIPA dalam konferensi pers di Beijing.
Industri kecerdasan buatan di China mencerminkan vitalitas inovasi dalam ekonomi digital negara tersebut, menyumbang sekitar 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Pada tahun 2023, jumlah paten penemuan yang disetujui di sektor ekonomi digital inti China mencapai 406.000, mewakili 45 persen dari total paten penemuan yang diberikan di seluruh negara. Selama lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata dalam industri ini mencapai 21 persen.
Ge Shu, pejabat senior CNIPA, mencatat perkembangan pesat dalam inovasi teknologi di sektor ekonomi digital. Ia melaporkan bahwa hingga akhir tahun 2023, sebanyak 155.000 perusahaan domestik telah berhasil mendapatkan paten penemuan terkait ekonomi digital, meningkat sebanyak 31.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Inovasi dan perkembangan yang terus menerus ini menunjukkan komitmen China untuk memimpin dalam teknologi AI, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan dan hambatan dari luar.
Dengan langkah-langkah ini, China tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan kecerdasan buatan tetapi juga menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi di tengah berbagai kendala yang ada.