Huawei Luncurkan Chip AI Ascend 910C, Tantang Nvidia H100
- Pabila Syaftahan
- •
- 19 Agt 2024 18.53 WIB
Huawei Technologies, raksasa teknologi asal China, kini tengah mempersiapkan langkah besar di industri Artificial Intelligence (AI) dengan merilis chip terbaru mereka, Ascend 910C. Chip ini diharapkan mampu bersaing dengan dominasi Nvidia di pasar China, meskipun Huawei harus menghadapi sanksi ketat dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan dari Wall Street Journal, chip Ascend 910C saat ini tengah diuji oleh berbagai perusahaan besar di China, termasuk perusahaan internet dan telekomunikasi. Huawei juga dikabarkan telah memberitahukan kepada calon pelanggan bahwa performa chip ini setara dengan H100 milik Nvidia, sebuah chip yang sangat diandalkan oleh industri AI global.
Meskipun informasi ini telah tersebar, Huawei hingga kini belum memberikan pernyataan resmi kepada Reuters mengenai chip terbaru mereka ini. Tahun lalu, pemerintah AS memberlakukan sanksi yang melarang Nvidia untuk menjual chip canggih, termasuk H100, ke pasar China dengan alasan keamanan nasional. Sebagai respons, Nvidia merilis chip khusus untuk pasar China, seperti H20, yang kinerjanya dibatasi dibandingkan dengan H100 akibat sanksi tersebut.
Peluncuran dan Penerimaan Pasar
Wall Street Journal melaporkan bahwa Huawei berencana untuk mulai mengirimkan chip Ascend 910C pada bulan Oktober mendatang. Beberapa perusahaan besar seperti ByteDance, Baidu, dan China Mobile menunjukkan minat yang besar terhadap chip ini. Menurut laporan, negosiasi awal menunjukkan adanya potensi pesanan lebih dari 70.000 unit chip, dengan total nilai mencapai sekitar USD 2 miliar.
Baidu, perusahaan raksasa mesin pencari asal China, adalah salah satu pembeli terbesar chip AI buatan Huawei. Baidu sebelumnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan chip AI Nvidia A100 karena tekanan politik dan sanksi perdagangan dari AS. Akibatnya, Baidu memesan sebanyak 1.600 chip AI Ascend 910B dari Huawei dengan nilai mencapai 450 juta yuan (sekitar Rp966 juta).
Pada Oktober tahun ini, Huawei telah berhasil mengirimkan lebih dari 60 persen dari pesanan tersebut, atau sekitar 1.000 chip. Huawei juga berjanji akan mengirimkan sisa pesanan sebelum akhir tahun. Meskipun rincian kesepakatan ini masih dirahasiakan, transaksi ini menunjukkan betapa pentingnya chip Ascend 910C bagi industri teknologi China, khususnya dalam menghadapi tantangan dari sanksi AS.
Peran Penting Baidu dalam Swasembada Teknologi
Langkah Baidu untuk memesan chip dari Huawei menunjukkan keseriusan perusahaan tersebut dalam mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, terutama dari Nvidia. Langkah ini juga dianggap sebagai bagian dari upaya China untuk meningkatkan swasembada teknologi dalam negeri. Meskipun chip buatan Huawei belum sepenuhnya mampu menandingi performa chip Nvidia, Ascend 910C tetap menjadi salah satu chip AI tercanggih yang saat ini ditawarkan oleh China.
Perubahan preferensi ini bukan hanya keputusan bisnis biasa, tetapi juga merupakan respons strategis terhadap peraturan ketat yang diberlakukan oleh AS. Dengan larangan ekspor chip-chip AI terbaiknya ke China, AS secara tidak langsung membuka peluang bagi Huawei untuk memperluas pangsa pasarnya di dalam negeri.
Menurut salah satu sumber yang mengetahui situasi ini, Baidu sebagai salah satu perusahaan AI terkemuka di China yang mengoperasikan model bahasa besar (LLM) Ernie, telah mengambil langkah ini sebelum pemerintah AS mengeluarkan peraturan baru yang memperketat ekspor chip dan peralatan chip ke China pada bulan Oktober mendatang.
Baidu sendiri sebenarnya telah mengembangkan rangkaian chip AI Kunlun, yang mampu menjalankan komputasi AI dalam skala besar. Namun, mereka masih sangat bergantung pada chip A100 Nvidia untuk melatih LLM mereka. Setelah diberlakukannya larangan dari AS, Nvidia memperkenalkan chip A800 dan H800 sebagai alternatif untuk pelanggan di China, termasuk Baidu. Namun, dengan adanya aturan baru yang lebih ketat, Nvidia tidak lagi dapat menjual chip tersebut ke pasar China.
Huawei: Bangkit Meski Dihantam Sanksi
Pada Agustus lalu, Huawei berhasil menarik perhatian global dengan meluncurkan smartphone terbaru mereka yang menggunakan prosesor buatan sendiri dengan teknologi semikonduktor canggih. Langkah ini menunjukkan bahwa Huawei terus melakukan inovasi meskipun berada di bawah tekanan sanksi yang berat.
Selain itu, Reuters juga melaporkan pada bulan September bahwa HiSilicon, unit desain chip internal Huawei, telah mulai mengirimkan prosesor buatan China terbaru untuk kamera pengawas kepada klien-klien pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa Huawei mulai bangkit kembali dan terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan teknologi semikonduktor canggih, meskipun menghadapi berbagai tantangan dari pihak eksternal.
Dengan chip Ascend 910C, Huawei tampaknya siap untuk kembali merebut posisi penting di pasar teknologi global, khususnya di bidang AI, meski tantangan dari sanksi AS masih membayangi.