IBM dan Sucofindo Bahas AI untuk Keberlanjutan di ASEAN
- Pabila Syaftahan
- •
- 21 Agt 2024 14.57 WIB
PT Sucofindo (Persero) baru-baru ini menghadiri acara Media Briefing IBM Think 2024 di Singapura, yang diselenggarakan di Sand Expo and Convention Center. Fokus utama pertemuan ini adalah membahas bagaimana teknologi Artificial intelligence (AI) dapat diintegrasikan ke dalam organisasi, terutama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), guna mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Dian Indrawaty, Kepala Strategic Business Unit Sertifikasi dan Ecoframework (SERCO) PT Sucofindo, dalam sesi yang berlangsung pada Rabu (14/8), menyampaikan bahwa ada inisiatif yang mulai mengadopsi AI untuk membantu pelaksanaan program keberlanjutan. Salah satu penggunaan teknologi AI yang disoroti adalah pemantauan emisi dan pelaksanaan inisiatif keberlanjutan lainnya di berbagai organisasi. Dian menjelaskan bahwa teknologi AI memberikan kemampuan kepada organisasi untuk melacak dan melaporkan metrik lingkungan dan sosial dengan lebih akurat. Namun, untuk memastikan bahwa tata kelola perusahaan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan standar serta peraturan pemerintah, diperlukan verifikasi dari lembaga independen. Hal ini penting untuk memastikan transparansi laporan bagi semua pemangku kepentingan.
“Pemastian ini sebaiknya dilakukan oleh lembaga independen yang diakui oleh pemerintah dan telah mendapat pengakuan internasional agar hasilnya dapat dipercaya,” ujar Dian, dikutip dari keterangan resmi Sucofindo pada Senin (19/8/2024).
Pada kesempatan yang sama, IBM juga mengungkapkan hasil studi baru yang dilakukan oleh Ecosystm, berjudul AI Readiness Barometer: ASEAN's AI Landscape. Studi tersebut menunjukkan bahwa meskipun banyak organisasi di ASEAN yang mulai mengakui potensi AI dalam mencapai tujuan strategis mereka, tingkat kesiapan untuk mengadopsi teknologi ini masih perlu ditingkatkan. Temuan utama dari studi ini mengungkapkan bahwa 85% organisasi di ASEAN percaya bahwa AI dapat membantu mereka mencapai tujuan strategis, namun hanya 17% yang memiliki strategi yang jelas terkait adopsi AI. Lebih lanjut, studi tersebut menunjukkan bahwa banyak organisasi di kawasan ini belum memiliki peta jalan yang konkret dalam memanfaatkan AI secara optimal.
Salah satu temuan menarik dari studi tersebut adalah adanya kesenjangan antara keyakinan para pemimpin perusahaan tentang kesiapan mereka dalam mengimplementasikan AI dengan realitas di lapangan. Sebagai contoh, sekitar 16% pemimpin organisasi merasa bahwa perusahaan mereka berada di puncak kesiapan AI atau masuk dalam kategori "AI First". Namun, menurut data dan penilaian lapangan yang dilakukan Ecosystm, hanya sekitar 1% organisasi yang benar-benar memenuhi kriteria tersebut. Selain itu, meskipun 39% organisasi mengklaim mereka berada dalam fase transformasi kesiapan AI, hanya 4% yang memenuhi syarat sesuai dengan penilaian Ecosystm.
General Manager IBM ASEAN, Catherine Lian, menyatakan bahwa perjalanan dalam mengadopsi AI, mulai dari inisiasi hingga skalabilitas implementasinya, memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Beberapa di antaranya termasuk percepatan inovasi, peningkatan produktivitas, dan peningkatan pengalaman konsumen. Namun, Catherine juga menyoroti bahwa banyak pemimpin teknologi dan organisasi cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka dalam mengimplementasikan AI. Menurutnya, untuk mengadopsi AI secara efektif, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, strategi data yang solid, dan kerangka kerja tata kelola yang matang. Hal ini bertujuan agar penggunaan AI dilakukan secara bertanggung jawab dan etis, serta mampu membantu perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
“Tanpa fondasi yang kuat, organisasi berisiko hanya berfokus pada kemampuan teknologi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap organisasi dan komunitas,” ujar Catherine.
Ullrich Loeffler, CEO Ecosystem, menambahkan bahwa penting bagi organisasi untuk memprioritaskan kesiapan AI dan membangun kemitraan yang kuat. Dengan langkah ini, organisasi dapat secara efektif memanfaatkan potensi AI dan mencapai tujuan keberlanjutan serta inovasi yang telah ditetapkan.