Ratusan Ribu Serangan Siber Baru Terjadi Setiap Hari di Indonesia


Ilustrasi Cyber Security
Ilustrasi Cyber Security

Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis serius dalam hal keamanan siber, dengan catatan lebih dari 400.000 serangan siber baru yang terjadi setiap hari. Data terbaru menunjukkan bahwa serangan ransomware sejenis perangkat lunak jahat yang mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk pemulihannya telah menjadi salah satu ancaman paling signifikan di negara ini.

Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 411.000 malware baru terdeteksi setiap hari di Indonesia. Laporan ini mencerminkan peningkatan yang dramatis dalam aktivitas siber berbahaya. Menurut CNN Indonesia, teknologi yang digunakan dalam serangan ransomware kini semakin canggih dan sulit dideteksi. Metode ini mengandalkan teknik otomatisasi yang memanfaatkan celah keamanan sistem serta kebocoran kredensial seperti username dan password yang sudah ada sebelumnya.

"Di tengah laju perkembangan teknologi yang sangat cepat, Indonesia telah mengalami transformasi digital yang luar biasa pesat," ungkap Dony Koesmandarin, Enterprise Group Manager Kaspersky, dalam wawancara di Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2024). "Perubahan ini membuka pintu bagi berbagai peluang, baik bagi pelaku industri maupun penjahat siber yang terus berusaha mengeksploitasi kelemahan sistem."

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kaspersky, jumlah serangan ransomware yang terdeteksi di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 97.226 kasus. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dan menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh sistem keamanan siber di tanah air. Saat ini, sekitar 52 persen sistem keamanan siber di Indonesia mengalami kesulitan lebih besar dalam menangani serangan dibandingkan dengan tiga tahun lalu.

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya jumlah serangan ini termasuk perubahan lanskap ancaman yang cepat dan beragam. Selain itu, terdapat kesenjangan dalam alat dan proses pemantauan keamanan siber, serta kurangnya keterampilan dari staf keamanan siber yang harus terus mengikuti perkembangan analisis dan operasi keamanan terbaru. Semua faktor ini mengakibatkan sistem keamanan menjadi kurang efektif dalam mencegah dan menangani serangan yang semakin kompleks.

Selain serangan ransomware, Kaspersky juga mengidentifikasi berbagai jenis serangan siber lain yang menargetkan bisnis di Indonesia. Di antaranya adalah serangan phishing finansial yang mencapai 97.465 kasus, di mana penjahat siber mencoba mencuri informasi keuangan melalui penipuan online. Serangan insiden lokal yang mencakup berbagai jenis malware dan virus mencatatkan angka yang sangat tinggi, yaitu 16,4 juta. Selain itu, serangan melalui Remote Desktop Protocol (RDP), yang memungkinkan akses komputer dari jarak jauh, juga mencatatkan angka signifikan sebanyak 11,7 juta kasus.

Untuk menghadapi ancaman-ancaman ini, sangat penting bagi organisasi dan individu untuk meningkatkan kesadaran serta langkah-langkah keamanan siber mereka. Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik mengenai praktik keamanan siber untuk staf, penerapan perangkat lunak keamanan terbaru, serta pemantauan dan respons yang cepat terhadap potensi ancaman siber adalah langkah-langkah kunci dalam melindungi data dan sistem dari serangan yang merugikan.

Selain itu, perlu adanya kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan strategi yang efektif dalam menghadapi ancaman siber. Upaya bersama ini akan sangat menentukan dalam menjaga keamanan digital dan mengurangi risiko yang dihadapi oleh berbagai sektor di Indonesia.

Dengan meningkatnya frekuensi dan kompleksitas serangan siber, penting bagi semua pihak untuk tetap waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan informasi. Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab pihak tertentu, melainkan merupakan usaha bersama yang memerlukan komitmen dan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat.


Bagikan artikel ini

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait