Tim Dokter China Ciptakan Alat Penapisan Kanker Payudara
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 02 Nov 2024 10.55 WIB
Di Beijing, sebuah tim dokter dari Peking Union Medical College Hospital (PUMCH) telah mengembangkan alat bersistem termografi inframerah yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI-IRT) untuk penapisan kanker payudara. Sistem ini dirancang agar pengguna dapat dengan mudah memeriksa tingkat risiko kanker payudara mereka melalui aplikasi dengan menggunakan kamera inframerah yang dihubungkan ke perangkat mereka.
Komponen utama dari sistem ini mencakup kamera inframerah, algoritma berbasis AI, dan platform big data. Dengan menghubungkan kamera inframerah ke perangkat mereka, pengguna dapat mengambil gambar termal dari area dada. Gambar tersebut kemudian diunggah ke aplikasi di perangkat, di mana algoritma AI akan memprosesnya secara otomatis. Kemudian aplikasi yang terhubung dengan perangkat akan memberikan hasil analisis mengenai berbagai tingkat risiko terkena kanker payudara pengguna.
Para peneliti berharap bahwa sistem ini dapat memberikan solusi penapisan kanker payudara yang lebih mudah, akurat, dan terjangkau, terutama bagi perempuan di China. Saat ini, pemeriksaan payudara sendiri adalah metode penapisan utama yang banyak digunakan, namun banyak wanita yang tidak melakukannya secara teratur atau tidak mengikuti teknik yang benar saat melakukan pemeriksaan.
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang signifikan bagi wanita di China. Pada tahun 2022, negara ini mencatat sebanyak 357.200 kasus baru kanker payudara, menjadikannya sebagai jenis kanker paling umum kedua di kalangan wanita, dengan angka kematian mencapai 75.000 jiwa akibat penyakit ini. Menurut Dr. Sun Qiang, Kepala Dokter Spesialis Payudara di PUMCH dan anggota inti tim peneliti, deteksi dini melalui pemeriksaan dan diagnosis yang tepat merupakan kunci untuk pengobatan kanker payudara yang efektif.
Dibandingkan dengan metode penapisan klinis yang lebih tradisional seperti ultrasonografi, mamografi, dan pencitraan resonansi magnetik (MRI), sistem AI-IRT menawarkan beberapa keunggulan. Selain tentu saja karena fleksibilitas pemeriksaan yang dapat dilakukan sendiri dan kapan saja, metode ini bersifat non-invasif, tidak memerlukan paparan radiasi, serta lebih cepat dan terjangkau. Ditambah lagi, alat termografi inframerah terbukti efektif dalam mendeteksi kanker pada jenis payudara yang memiliki jaringan padat, yang lebih umum terjadi pada wanita di Asia.
Dr. Zhou Yidong, Direktur Departemen Bedah Payudara di PUMCH, menjelaskan bahwa ini adalah inisiatif yang dikembangkan di China untuk memberikan akses pemeriksaan kanker payudara yang lebih baik bagi perempuan di negara tersebut. Para peneliti berencana untuk memperkenalkan sistem AI-IRT ini ke masyarakat agar bisa digunakan di rumah maupun di pusat kesehatan masyarakat di masa mendatang. Dengan adanya sistem ini, pengguna tidak perlu lagi repot-repot membuat janji di rumah sakit dan menunggu berhari-hari untuk menjalani penapisan klinis.
Sementara itu, Dr. Wang Xuefei, seorang dokter di departemen spesialis bedah payudara PUMCH dan anggota kunci tim peneliti, menyatakan bahwa meskipun hasil penelitian ini memerlukan studi validasi prospektif berkualitas tinggi untuk konfirmasi lebih lanjut, mereka yakin bahwa sistem AI-IRT memiliki potensi aplikasi yang luar biasa. Para peneliti juga telah menyelesaikan transfer teknologi untuk perangkat keras inti dari sistem AI-IRT.
Inisiatif ini menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan akses bagi wanita untuk melakukan penapisan kanker payudara. Dengan teknologi ini, diharapkan banyak wanita yang sebelumnya enggan melakukan pemeriksaan akan lebih termotivasi untuk memeriksa kondisi kesehatan mereka secara berkala. Penggunaan teknologi canggih ini berpotensi merevolusi cara kita mendekati deteksi dini kanker payudara, dan memberikan harapan baru bagi banyak perempuan di seluruh China.