China Pamerkan Kemajuan AI di World Intelligence Expo 2024
- Abd. Rofik Budin
- •
- 22 Jun 2024 15.49 WIB
Dalam ajang World Intelligence Expo 2024 yang berlangsung di Tianjin, China, sebuah robot barista mencuri perhatian pengunjung dengan kemampuan membuat kopi yang tak kalah dari barista manusia. Ketika seorang pengunjung meminta kopi, robot mungil berwarna putih itu segera menggerakkan lengannya dengan lincah, mulai dari mengambil biji kopi, menggilingnya, hingga menyeduhnya menggunakan teknik steeping. Hasilnya, secangkir kopi harum pun siap disajikan dalam waktu singkat, memikat para pengunjung yang antusias menyaksikan demonstrasi tersebut.
Robot barista ini merupakan buah dari 3.000 jam pembelajaran Artificial Intelligence (AI) dan 30.000 jam pelatihan lengan robotik. Kemampuan AI yang diterapkan pada robot ini memungkinkan mereka meniru teknik barista berpengalaman, menjadikannya salah satu contoh menarik dari penerapan teknologi AI yang dihadirkan di pameran tersebut.
World Intelligence Expo 2024 tidak hanya menampilkan robot barista, tetapi juga berbagai inovasi AI lainnya, seperti kendaraan otonomos dan robot humanoid. Salah satu daya tarik utama dalam pameran ini adalah Cybertruck dari Tesla, yang dipamerkan di zona lain dari pameran. Kendaraan futuristik ini dilengkapi dengan sistem berkendara otonomos yang didukung oleh algoritma pembelajaran mendalam (deep learning) dan jaringan neural. Berkat sensor dan kamera canggih, Cybertruck dapat menganalisis lingkungan sekitarnya secara real-time dan membuat keputusan cerdas selama perjalanan.
Menurut beberapa sumber dari Tesla, perusahaan tersebut berencana menginvestasikan 10 miliar dolar AS pada tahun 2024 untuk mengembangkan teknologi AI dan berkendara otonomos. Selain kendaraan, Tesla juga mengembangkan terminal cerdas seluler, seperti robot beroda, yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan berbasis skenario, mulai dari perjalanan, keamanan, hiburan, hingga perawatan hewan peliharaan.
Sementara itu, XPENG, produsen kendaraan listrik terkemuka di China, juga menampilkan inovasi terbarunya di pameran ini. Salah satu produk unggulan XPENG adalah kendaraan listrik yang dilengkapi dengan fungsi interaksi AI. Pengguna kendaraan ini dapat dengan mudah mendapatkan rekomendasi objek wisata, tempat parkir terdekat, atau tips perjalanan hanya dengan mengajukan pertanyaan melalui sistem AI di dalam mobil.
Seorang pengunjung asal Tianjin yang bermarga Song mengungkapkan kekagumannya terhadap teknologi ini. "Ini luar biasa dan akan sangat memudahkan perjalanan sehari-hari kita. Saya tentu berencana membeli mobil pintar di masa depan," ujarnya.
XPENG juga meningkatkan aspek keamanan berkendara dengan meluncurkan fungsi AI Bodyguard. Teknologi ini memungkinkan kendaraan XPENG untuk memprediksi dan menghindari tabrakan dengan hewan kecil atau kendaraan lain di sekitarnya melalui sensor pintar seperti LiDAR dan kamera. Hingga Mei 2024, XPENG telah berhasil mengirimkan lebih dari 440.000 unit kendaraan listrik pintar, menegaskan posisinya sebagai pemain utama di industri ini.
Suasana pameran yang dipenuhi oleh optimisme terhadap masa depan AI juga mendapat perhatian dari Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, Long Teng. Ia menyatakan bahwa AI mempercepat integrasi di berbagai industri, menciptakan peluang baru yang akan mendorong pengembangan di masa depan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi.
Pandangan serupa disampaikan oleh Liang Feng, seorang profesor di Sekolah Bisnis Universitas Nankai. Menurutnya, pengembangan industri dan perusahaan berkualitas tinggi yang didukung oleh AI akan terus menyajikan produk dan layanan dengan fungsi yang semakin beragam, serta pengalaman baru yang akan meningkatkan struktur konsumsi dan memaksimalkan potensi konsumsi.
China kini menjadi rumah bagi lebih dari 4.500 perusahaan AI, mencerminkan komitmen negara tersebut dalam merangkul tren teknologi ini. Pada tahun 2023, industri AI inti di China telah mencapai skala lebih dari 578 miliar yuan, atau sekitar 81 miliar dolar AS, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 13,9 persen. Angka ini menunjukkan pesatnya perkembangan AI di China dan peran pentingnya dalam perekonomian global.