AI Agents: Tren Teknologi Terbaru yang Siap Ubah Ekonomi Global


Ilustrasi Artificial Intelligence 7

Ilustrasi Artificial Intelligence

Artificial Intelligence (AI) terus mengalami peningkatan adopsi di berbagai bidang, terutama setelah munculnya teknologi generatif AI yang menuai popularitas besar di seluruh dunia. Teknologi yang dulu mungkin hanya dipahami oleh kalangan tertentu kini menjadi perbincangan luas, terutama sejak hadirnya ChatGPT dari OpenAI. Pertanyaan yang kerap muncul sekarang adalah: Apa tren berikutnya setelah generatif AI?

Dalam sebuah acara bertajuk Selular Business Forum dengan tema "AI: Sekedar Tren atau Sudah Menjadi Kebutuhan?" yang berlangsung di Jakarta pada 9 September 2023, CEO Glair AI, William Lim, menjelaskan bahwa tren teknologi berikutnya setelah generatif AI adalah AI Agents. "Tren teknologi berikutnya, setelah generatif AI itu AI Agent," kata Lim. Teknologi AI Agents ini diyakini akan menjadi inovasi yang dapat lebih membantu manusia dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Apa Itu AI Agents?

Menurut William Lim, AI Agents memiliki kemiripan dengan AI Assistant, namun dengan kemampuan yang lebih luas dan canggih. Teknologi ini memungkinkan agen kecerdasan buatan untuk mendampingi manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas, dari hal-hal sederhana hingga tugas-tugas kompleks.

AI Agents bekerja dengan dua pondasi utama, yaitu Large Language Model (LLM) dan Multimodal Interaction. LLM berfungsi sebagai otak dari agen tersebut, dengan kemampuan untuk berpikir dan mengolah informasi dari berbagai sumber data. Ini memungkinkan AI untuk memproses, menganalisis, serta menyajikan informasi dengan sangat cepat. Sementara itu, Multimodal Interaction adalah kemampuan AI untuk menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam berbagai bentuk media, seperti teks, gambar, video, bahkan audio.

Dalam keterangan yang dikutip dari laman Microsoft, AI Agents dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu, menjawab pertanyaan, serta mengotomatisasi proses yang dilakukan pengguna. Tingkat kompleksitas agen ini bervariasi, mulai dari chatbot sederhana hingga sistem robotik canggih yang dapat menyelesaikan pekerjaan secara mandiri.

Contoh AI Agents: Copilot dan Gemini Live

Salah satu contoh nyata penerapan AI Agents adalah Copilot dari Microsoft. Teknologi ini tidak sepenuhnya otomatis, melainkan bekerja bersama pengguna untuk membantu dalam menyelesaikan tugas. Copilot memberikan saran, rekomendasi, serta petunjuk yang relevan, sehingga pengguna tetap memiliki kendali dalam proses pengambilan keputusan, tetapi dibantu oleh kecerdasan AI.

Tidak hanya Microsoft, Google juga telah meluncurkan teknologi AI Agents yang dikenal dengan Gemini Live. Berbeda dengan Copilot, Gemini Live menawarkan interaksi yang lebih hidup. Pengguna bisa berinteraksi secara real-time melalui suara dan bahkan bisa bertanya mengenai objek visual yang ditunjukkan kepada kamera. Teknologi seperti ini membawa pengalaman yang lebih personal dan interaktif dalam berinteraksi dengan AI.

Dampak Ekonomi terhadap Adopsi AI

Selain aspek teknologi, adopsi AI juga memberikan dampak besar terhadap perekonomian dunia. Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya, Wijaya Kusumawardhana, mengungkapkan potensi besar AI terhadap produk domestik bruto (PDB) global. Mengutip data dari McKinsey, Kearney, dan CSET 2023, kontribusi AI terhadap PDB dunia pada tahun 2030 diperkirakan mencapai angka US$13 triliun. Sementara itu, di kawasan ASEAN, kontribusi AI diprediksi mencapai US$1 triliun.

Bagi Indonesia, dampak adopsi AI terhadap perekonomian juga sangat signifikan. Wijaya menyebutkan bahwa AI di Indonesia diperkirakan akan memberikan kontribusi sebesar US$366 miliar terhadap PDB pada tahun 2030. Jika dibandingkan dengan PDB Indonesia pada tahun 2023 yang mencapai sekitar US$1,4 triliun, kontribusi tersebut mewakili sekitar 26 persen dari total PDB. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi AI bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

"Potensi ini perlu dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Tidak hanya di bidang teknologi, tetapi juga industri lainnya," ujar Wijaya. Menurutnya, penerapan AI bisa memberikan dampak besar di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, layanan kesehatan, pendidikan, hingga sektor keuangan.

Tantangan dan Peluang

Meskipun adopsi AI menawarkan banyak keuntungan, baik dalam segi efisiensi kerja maupun peningkatan produktivitas, ada tantangan yang harus dihadapi. Pertama adalah kesiapan infrastruktur digital, terutama di negara-negara berkembang. Infrastruktur yang memadai menjadi faktor penting untuk memaksimalkan potensi AI. Selain itu, isu etika dan keamanan data juga menjadi perhatian serius. Penggunaan AI yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan pelanggaran privasi dan kebocoran data.

Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar yang menunggu. AI bukan hanya sekedar alat untuk meningkatkan produktivitas, melainkan juga dapat menjadi katalisator untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru di bidang teknologi dan inovasi. Penerapan AI dalam bisnis dan industri juga berpotensi mengubah model bisnis tradisional menjadi lebih efisien dan berorientasi pada teknologi.


Bagikan artikel ini

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait