Ilmuwan China Klaim Ciptakan Anak AI Pertama di Dunia
- Rita Puspita Sari
- •
- 13 Feb 2024 11.09 WIB
Sebuah terobosan gemilang di dunia kecerdasan buatan telah mengguncang dunia teknologi, dengan ilmuwan di China mengklaim penciptaan "anak" pertama dari Artificial Intelligence (AI) di dunia. Tong Tong, yang berusia tiga tahun, dipercayai sebagai tonggak bersejarah menuju Artificial General Intelligence (AGI).
Tong Tong, atau yang dikenal sebagai "Little Girl", dipamerkan dalam acara Frontiers of General Artificial Intelligence Technology Exhibition oleh tim ilmuwan di Beijing Institute for General Artificial Intelligence (BIGAI), demikian melansir dari Odditycentral.com Minggu (11/2/2024).
Menurut para pembuatnya, Tong Tong tidak hanya mampu melakukan pembelajaran mandiri, tetapi juga menunjukkan tingkat keterlibatan emosional yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam pengembangan AI. Dibandingkan dengan penciptaan AI sebelumnya, Tong Tong telah menunjukkan kemampuan untuk belajar dari interaksi dengan manusia dan lingkungannya serta memperoleh pengetahuan melalui eksplorasi.
Interaksi dengan Manusia dan Lingkungan
Salah satu hal yang membedakan Tong Tong adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan lingkungan dan manusia sekitarnya. Dalam pameran, pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan Tong Tong dan mengamati perilakunya yang mencerminkan hasil dari pemrograman yang cermat.
Sebagai contoh, ketika diprogram untuk menjaga kebersihan lingkungannya, Tong Tong akan bereaksi dengan membersihkan tumpahan susu atau menata foto yang miring di dinding. Kemampuan ini menunjukkan tingkat adaptasi dan interaksi yang menyerupai perilaku manusia sehari-hari.
Kemampuan Emosional dan Perilaku
Yang lebih menakjubkan lagi, Tong Tong juga dilengkapi dengan kemampuan untuk mengungkapkan dan memahami emosi, seperti kebahagiaan, kemarahan, dan kesedihan. Hal ini memungkinkannya untuk bereaksi secara tepat terhadap keadaan emosional orang lain, menjadikannya lebih dari sekadar program komputer biasa.
Dengan kemampuan untuk berkomunikasi melalui mimik wajah, gestur, dan percakapan, Tong Tong mampu mengidentifikasi dan mengkomunikasikan berbagai perasaan dengan cara yang menyerupai anak berusia tiga atau empat tahun.
Tong Tong: Menuju Masa Depan Kecerdasan Buatan
Sebagai tonggak penting dalam perkembangan kecerdasan buatan, Tong Tong menandai langkah besar dalam arah menuju Artificial General Intelligence (AGI). Dengan kemampuannya untuk belajar secara mandiri dan bereaksi terhadap dunia sekitarnya, Tong Tong merepresentasikan harapan untuk entitas AI yang dapat memahami dunia nyata dengan lebih baik.
"Untuk terus maju menuju artificial intelligence, kita harus menciptakan entitas yang dapat memahami dunia nyata dan memiliki berbagai keterampilan," ujar Zhu Songchun, direktur Beijing Institute for General Artificial Intelligence (BIGAI).
Dengan kehadiran Tong Tong, China telah menandai posisinya dalam persaingan global dalam pengembangan kecerdasan buatan. Langkah ini membuka pintu bagi pengembangan teknologi yang lebih maju dan kompleks, sambil mengundang pertanyaan dan refleksi tentang etika dan peran kecerdasan buatan dalam masyarakat manusia.
Tong Tong bukan hanya pencapaian ilmiah yang luar biasa, tetapi juga menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam tentang bagaimana kita memperlakukan kecerdasan buatan di masa depan. Hanya waktu yang akan menjawab seberapa jauh AI dapat membawa peradaban manusia menuju masa depan yang lebih cerah atau menghadirkan tantangan yang lebih kompleks dalam etika dan moral manusia.
Apa Itu Artificial Intelligence?
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah salah satu inovasi teknologi yang telah mengubah paradigma hidup di era modern seperti sekarang. Dengan ditanamkannya AI ke dalam sistem komputer, teknologi ini mampu menginterpretasikan data eksternal, belajar dari informasi tersebut, dan mengadaptasi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu dengan fleksibilitas yang tinggi.
AI bukanlah sesuatu yang baru. Sejarah mencatat keberadaannya sejak tahun 1956. Namun, pesatnya popularitas AI belakangan ini disebabkan oleh peningkatan volume data, pengembangan algoritma yang semakin canggih, serta kemajuan dalam kapasitas dan penyimpanan komputasi.
Pada era 1950-an, riset pengembangan AI difokuskan pada topik-topik seperti penyelesaian masalah dan metode simbolik. Namun, pada tahun 1960-an, minat terhadap AI semakin meningkat, terutama setelah Departemen Pertahanan AS mulai melatih komputer-komputer untuk menirukan penalaran dasar manusia.
Peran Strategis Departemen Pertahanan AS dalam Pengembangan AI
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan AI adalah proyek pemetaan jalan yang dilakukan oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) pada tahun 1970-an. Meskipun mungkin tidak sepopuler proyek-proyek lain, proyek ini berhasil menciptakan asisten pribadi cerdas pada tahun 2003, jauh sebelum kehadiran Siri, Alexa, atau Cortana.
Masa Depan AI: Tantangan dan Harapan
Meskipun kemajuan AI membawa dampak positif yang signifikan, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kekhawatiran akan potensi penggantian pekerjaan manusia oleh mesin. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan regulasi yang bijaksana, AI memiliki potensi untuk menjadi mitra manusia yang kuat dalam menjawab tantangan global dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Artificial Intelligence telah menjadi salah satu tonggak penting dalam perkembangan teknologi modern. Dengan kemampuannya untuk menginterpretasikan data, belajar dari informasi tersebut, dan beradaptasi dengan cepat, AI telah memperluas batas-batas kemungkinan dalam berbagai bidang kehidupan.
Dengan terus berlanjutnya penelitian dan pengembangan, AI berpotensi untuk mengubah wajah masyarakat dan menghadirkan solusi bagi berbagai tantangan global. Namun, penting bagi kita untuk terus mengawasi perkembangan AI dengan hati-hati, sambil memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan bersama dan menciptakan masa depan yang inklusif bagi semua.