Implan Retina PRIMA Tantang Teknologi Chip Otak Neuralink
- Rita Puspita Sari
- •
- 29 Okt 2024 17.01 WIB
Neuralink, startup yang didirikan oleh Elon Musk untuk mengembangkan teknologi implan chip otak, ternyata bukanlah satu-satunya perusahaan yang meneliti dan mengembangkan teknologi Brain-Computer Interface (BCI). Di balik ketenaran Neuralink, ada pemain lain yang tak kalah inovatif dan bahkan memiliki keunggulan dalam aspek tertentu. Salah satu pesaing terdepan adalah Science Corporation, yang dianggap sebagai pemimpin dalam teknologi BCI modern.
Jika Neuralink berfokus pada pengembangan chip otak untuk membantu pasien lumpuh menjalankan aktivitas melalui perintah mental atau telepati, Science Corporation membawa inovasi yang berbeda. Perusahaan ini baru-baru ini mengumumkan keberhasilan uji klinis terhadap teknologi implan retina PRIMA. Berbeda dengan fokus Neuralink, PRIMA dikembangkan khusus untuk memulihkan penglihatan bagi pasien yang mengalami kebutaan akibat degenerasi retina.
Keberhasilan uji klinis PRIMA memungkinkan pasien yang sebelumnya kehilangan kemampuan penglihatan dapat kembali melihat dan melakukan tugas sehari-hari, seperti membaca dan mengenali wajah. Hasil ini memberikan harapan besar bagi para pasien yang mengalami gangguan penglihatan, terutama mereka yang telah lama kehilangan fungsi mata akibat usia atau kondisi medis lainnya.
Profesor Frank Holz, Koordinator Keilmuan di studi PRIMAvera, menjelaskan bahwa pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam dunia medis. "Hasil ini menunjukkan pencapaian besar dalam pengobatan bagi pasien yang kehilangan penglihatan akibat penuaan atau faktor lainnya. Untuk pertama kalinya, kami mampu memulihkan kemampuan penglihatan secara penuh," kata Profesor Holz. Menurutnya, sebelum adanya implan retina PRIMA, tidak ada solusi nyata yang dapat secara efektif mengembalikan penglihatan pasien yang mengalami gangguan retina parah.
Studi PRIMAvera merupakan bagian dari uji klinis yang dilakukan terhadap 38 pasien dengan kondisi geographoc atrophy (GA), yaitu jenis gangguan penglihatan yang disebabkan oleh degenerasi sel pada retina. Para pasien ini diberikan implan sistem retina PRIMA yang bertujuan memulihkan kemampuan melihat mereka. Geographoc atrophy (GA) adalah salah satu penyebab utama kebutaan yang disebabkan oleh kerusakan retina dan sering kali terjadi pada pasien yang telah berusia lanjut.
Menurut data dari Institusi Kesehatan Nasional Amerika Serikat, jumlah kasus GA di AS mencapai sekitar satu juta orang dengan tambahan 160.000 kasus baru setiap tahunnya. Lebih lanjut, American Academy of Ophthalmology memperkirakan bahwa sekitar 8 juta orang di seluruh dunia berpotensi mengalami GA, dengan angka kejadian yang terus meningkat seiring bertambahnya usia dan riwayat keluarga yang memiliki gangguan serupa.
Keberhasilan Science Corporation dengan teknologi PRIMA menunjukkan bahwa inovasi dalam bidang BCI tidak terbatas pada pemulihan mobilitas, tetapi juga pada aspek penting lain seperti penglihatan. Terobosan ini memperluas cakupan potensi teknologi BCI dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Berbeda dengan Neuralink yang masih berfokus pada aplikasi BCI untuk membantu pasien lumpuh, Science Corporation telah membuktikan bahwa BCI dapat membawa perubahan nyata bagi mereka yang mengalami kebutaan.
Dalam persaingan ini, tampaknya Neuralink perlu memperluas jangkauan riset dan aplikasinya jika ingin terus berada di puncak industri BCI. Namun, satu hal yang pasti, baik Neuralink maupun Science Corporation sama-sama berkontribusi dalam mendorong batasan teknologi medis dan memberikan harapan baru bagi para pasien dengan kebutuhan khusus. Inovasi yang dikembangkan oleh kedua perusahaan ini tidak hanya menunjukkan kecanggihan teknologi yang semakin maju, tetapi juga dampaknya dalam membuka peluang baru untuk pengobatan berbagai gangguan kesehatan yang sebelumnya dianggap sulit diatasi.