Browser Hijacking: Ancaman Baru dalam Era Digital


Ilustrasi Cyber Security

Ilustrasi Cyber Security

Dalam era yang semakin terkoneksi secara digital, penggunaan internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik untuk bekerja, berkomunikasi, maupun mencari hiburan. Setiap hari, jutaan orang mengandalkan browser mereka untuk mengakses berbagai informasi dan layanan online, dari aktivitas perbankan hingga belanja daring. 

Namun, dibalik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan teknologi, juga muncul berbagai risiko keamanan yang harus diwaspadai. Salah satu ancaman yang semakin sering terjadi adalah browser hijacking, yaitu ketika penyerang secara diam-diam mengambil alih kendali atas browser pengguna tanpa sepengetahuan mereka. 

Tindakan ini memungkinkan peretas untuk mengubah pengaturan penting, seperti halaman beranda, mesin pencari, atau mengarahkan lalu lintas internet ke situs-situs berbahaya, yang dapat membahayakan data pribadi dan pengalaman pengguna. Browser hijacking menjadi salah satu contoh nyata bagaimana kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan dengan tujuan jahat, sehingga menuntut kewaspadaan dan upaya pencegahan yang lebih ketat dari pengguna internet di seluruh dunia.

 

Apa itu Browser Hijacking?

Browser hijacking merupakan suatu bentuk invasi digital yang mengakibatkan hilangnya kendali atas browser internet pengguna tanpa persetujuan mereka. Para penyerang menggunakan berbagai teknik untuk memodifikasi pengaturan browser, mengalihkan lalu lintas internet, serta mengganti halaman beranda dan mesin pencari default tanpa sepengetahuan dan persetujuan pengguna.

 

Cara Kerja Browser Hijacking

Cyber Security

 

  1. Ekstensi atau Add-ons Berbahaya:
    • Penyerang menciptakan ekstensi atau add-ons palsu yang terlihat menarik atau bermanfaat.
    • Setelah diinstal, ekstensi tersebut dapat mengubah pengaturan browser, seperti halaman beranda, mesin pencari default, atau menambahkan bookmark yang tidak diinginkan.
    • Beberapa ekstensi dapat mengumpulkan data pengguna tanpa izin.
  2. Software Berbahaya:
    • Malware dapat menyusup ke sistem pengguna dan secara otomatis mengubah pengaturan browser.
    • Ini dapat termasuk penggantian halaman beranda dengan yang tidak diinginkan atau mengalihkan pencarian ke mesin pencari yang dikelola oleh penyerang.
  3. Phishing:
    • Para penyerang dapat menggunakan teknik phishing untuk memperoleh informasi login pengguna.
    • Setelah mendapatkan akses ke akun, mereka dapat memodifikasi pengaturan browser, termasuk memasukkan skrip atau mengalihkan lalu lintas web.
  4. Pemalsuan Program Instalasi:
    • Beberapa program yang sah dapat memiliki opsi instalasi yang secara otomatis mengubah pengaturan browser jika pengguna tidak memperhatikan.
    • Ini dapat mencakup penggantian halaman beranda atau pemasangan ekstensi tambahan.
  5. Exploit Kerentanan:
    • Penyerang mencari dan mengeksploitasi kerentanan keamanan dalam browser atau sistem operasi untuk memasang perangkat lunak berbahaya.
    • Setelah berhasil, mereka dapat mengendalikan pengaturan browser sesuai keinginan.
  6. Redirections dan Popup Iklan:
    • Pengguna dapat diarahkan ke situs-situs yang tidak diinginkan atau berbahaya melalui teknik pengalihan.
    • Popup iklan yang mengganggu dapat muncul, meminta pengguna untuk menginstal perangkat lunak tertentu, yang sebenarnya adalah alat browser hijacking.
  7. Pemalsuan Situs Web:
    • Penyerang membuat situs web palsu yang menyerupai situs resmi untuk membingungkan pengguna.
    • Pengguna dapat diarahkan ke situs ini dan dirayu untuk menginstal ekstensi atau perangkat lunak tertentu yang berbahaya.

 

Jenis-jenis Browser Hijacking

cyber security

  1. Homepage Hijacking: Pada jenis ini, penyerang mengubah pengaturan beranda browser tanpa izin pengguna. Pengguna akan diarahkan ke situs yang telah ditentukan oleh penyerang, yang dapat merugikan pengalaman pengguna.
  2. Search Engine Hijacking: Dalam serangan ini, mesin pencari default pada browser diubah dengan yang dikendalikan oleh penyerang, sehingga hasil pencarian dapat dimanipulasi untuk menampilkan link berbahaya.
  3. Toolbar Hijacking: Penyerang melakukan perubahan atau penggantian toolbar pada browser dengan yang tidak diinginkan, seringkali disertai fungsi yang mengumpulkan data atau menampilkan iklan yang mengganggu.
  4. New Tab Hijacking: Setiap kali pengguna membuka tab baru, mereka diarahkan ke situs yang tidak diinginkan, yang dapat mengganggu aktivitas browsing.
  5. Extension Hijacking: Tindakan ini melibatkan perubahan atau penggantian ekstensi browser dengan versi yang tidak diinginkan, yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data pengguna.
  6. DNS Hijacking: Penyerang dapat mengubah pengaturan DNS untuk mengalihkan lalu lintas internet ke situs palsu atau berbahaya.
  7. Popup Hijacking: Munculnya popup iklan yang sulit ditutup dapat mengganggu pengalaman pengguna dan merusak kepercayaan terhadap keamanan browser.
  8. Session Hijacking: Dengan mencuri cookie atau informasi login, penyerang dapat mengambil alih sesi browsing pengguna.
  9. Clickjacking: Teknik ini menipu pengguna untuk mengklik elemen yang sebenarnya tersembunyi, yang dapat mengarahkan klik ke situs berbahaya.
  10. Ransomware Hijacking: Beberapa bentuk ransomware dapat mencakup elemen hijacking browser, mengambil alih kontrol pengguna dan meminta tebusan untuk mendapatkan kembali akses.
  11. Pharming: Manipulasi pengaturan DNS atau cache untuk mengarahkan lalu lintas internet ke situs palsu, memengaruhi sejumlah pengguna dalam satu jaringan.

 

Dampak Browser Hijacking

Browser hijacking sebagai ancaman keamanan dapat memiliki dampak signifikan dan merugikan bagi pengguna serta sistem mereka. Berikut adalah beberapa aspek dampak browser hijacking:

  1. Pengurangan Produktivitas: Aktivitas browsing yang terganggu dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan pengalaman yang tidak efisien.
  2. Keamanan Terancam: Pengguna yang diarahkan ke situs phishing atau berbahaya berisiko kehilangan data pribadi.
  3. Kehilangan Kontrol atas Data Pribadi: Pengumpulan data tanpa izin pengguna dapat mengancam privasi.
  4. Perubahan Pengaturan Browser: Merusak pengaturan browser yang disukai pengguna, menciptakan rasa kehilangan kendali.
  5. Pengalihan ke Situs Berbahaya: Risiko terkena malware atau penipuan online yang serius.
  6. Gangguan Privasi: Iklan yang tidak diinginkan dapat merusak privasi pengguna.
  7. Ketidakstabilan Browser: Ekstensi atau add-ons tidak diinginkan dapat menyebabkan performa browser yang buruk.
  8. Pencurian Informasi Keuangan: Risks pencurian identitas dan kerugian finansial meningkat.
  9. Risiko Identitas: Pencurian data pribadi dapat digunakan untuk tindakan kriminal.
  10. Kehilangan Kepercayaan: Pengalaman negatif akibat browser hijacking dapat mengurangi kepercayaan pengguna terhadap keamanan browser.
  11. Kerusakan Reputasi: Pengalihan ke situs berbahaya dapat memengaruhi reputasi online pengguna.

 

Cara Mendeteksi Browser Hijacking

Deteksi terhadap browser hijacking memerlukan pemahaman yang mendalam tentang perilaku normal browser Anda dan kemungkinan serangan yang dapat terjadi. Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai cara mendeteksi browser hijacking:

  1. Perubahan Pengaturan Tanpa Izin: Browser hijacking seringkali dimulai dengan perubahan pada pengaturan browser, yang dapat mencakup perubahan beranda, penggantian mesin pencari default, atau penambahan ekstensi yang tidak diinginkan. Melakukan pemeriksaan rutin pada pengaturan browser dapat membantu mendeteksi perubahan ini.
  2. Kinerja Browser yang Tidak Biasa: Penambahan ekstensi atau add-ons yang tidak sah dapat memengaruhi kinerja browser. Jika browser Anda lambat atau sering crash, ada kemungkinan bahwa program berbahaya berjalan di latar belakang.
  3. Popup Iklan yang Mengganggu: Penyerang sering memanfaatkan browser hijacking untuk menampilkan popup iklan yang mengganggu. Jika kemunculan iklan tersebut tidak sesuai dengan perilaku normal browser Anda, ini dapat menjadi indikasi adanya ancaman.
  4. Pengalihan ke Situs yang Tidak Diinginkan: Pengalihan otomatis ke situs tertentu, terutama jika tidak diminta oleh pengguna, dapat menjadi tanda browser hijacking. Pantau perubahan ini dan pastikan bahwa mereka sesuai dengan preferensi penelusuran Anda.
  5. Penurunan Keamanan atau Peringatan Antivirus: Program keamanan, seperti antivirus, sering memberikan peringatan jika terdeteksi ancaman terkait browser hijacking. Perhatikan peringatan ini dan lakukan tindakan yang diperlukan.
  6. Pemindaian Keamanan: Pemindaian keamanan secara berkala menggunakan perangkat lunak antivirus atau anti-malware dapat membantu mendeteksi dan menghapus ancaman browser hijacking. Pastikan perangkat lunak keamanan Anda selalu diperbarui.
  7. Pemeriksaan Ekstensi dan Add-ons: Audit ekstensi atau add-ons yang terinstal di browser Anda. Hapus yang tidak dikenal atau mencurigakan. Beberapa ekstensi mungkin menyembunyikan diri atau sulit dihapus, jadi perhatikan dengan seksama.
  8. Monitoring Aktivitas Jaringan: Periksa log aktivitas jaringan untuk menemukan aktivitas mencurigakan. Identifikasi alamat IP atau domain yang tidak biasa dan lakukan penelusuran lebih lanjut jika diperlukan.
  9. Pembaruan Perangkat Lunak: Pastikan browser dan perangkat lunak keamanan Anda selalu diperbarui. Pembaruan terbaru sering kali mencakup perbaikan keamanan yang dapat melawan serangan browser hijacking.
  10. Pengamatan Terhadap Perubahan yang Tidak Biasa: Penting untuk secara konsisten memantau perubahan atau perilaku aneh saat beraktivitas online. Ini dapat mencakup pengalihan tiba-tiba atau perubahan tampilan pada situs web yang biasa Anda kunjungi.
  11. Monitor Aktivitas Task Manager: Gunakan Task Manager untuk memantau aktivitas proses dan aplikasi yang berjalan di latar belakang. Identifikasi proses yang mencurigakan atau tidak dikenal dan cari informasi lebih lanjut tentang mereka.

 

Cara Mencegah Browser Hijacking

cyber security

Pencegahan terhadap browser hijacking adalah langkah penting untuk menjaga keamanan dan privasi online. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai cara mencegah serangan browser hijacking:

  1. Perbarui Perangkat Lunak Secara Rutin: Penting untuk selalu memperbarui browser, sistem operasi, dan perangkat lunak keamanan Anda. Pembaruan ini sering kali mencakup perbaikan keamanan yang dapat mengurangi risiko eksploitasi oleh penyerang.
  2. Pilih Ekstensi dengan Bijak: Ekstensi dan add-ons memberikan fungsionalitas tambahan pada browser, tetapi juga dapat menjadi pintu masuk untuk ancaman. Hanya instal ekstensi dari sumber terpercaya, baca ulasan, dan periksa izin yang diminta sebelum mengizinkan instalasi.
  3. Gunakan Perangkat Lunak Keamanan yang Kuat: Instal dan aktifkan perangkat lunak keamanan yang handal. Sistem antivirus, antimalware, dan firewall dapat memberikan perlindungan aktif terhadap serangan browser hijacking.
  4. Pantau Aktivitas yang Mencurigakan: Selalu waspadai perubahan mencurigakan pada pengaturan atau perilaku browser Anda, termasuk perubahan beranda, mesin pencari, atau kemunculan ekstensi yang tidak diinginkan.
  5. Hati-hati Saat Mengklik Tautan: Jangan mengklik tautan dari sumber yang tidak dikenal atau mencurigakan. Serangan phishing sering dimulai dengan tautan yang tampaknya tidak mencurigakan. Verifikasi keaslian tautan sebelum mengklik.
  6. Gunakan Koneksi HTTPS: Pastikan Anda selalu menggunakan koneksi HTTPS saat berinteraksi dengan situs yang meminta informasi pribadi. Ini membantu melindungi data Anda dari serangan “man-in-the-middle” dan penyadapan data.
  7. Aktifkan Fitur Keamanan Browser: Setiap browser umumnya dilengkapi dengan fitur keamanan bawaan seperti anti-phishing, perlindungan malware, dan pemblokiran pop-up. Pastikan untuk mengaktifkan fitur ini untuk memberikan lapisan perlindungan tambahan.
  8. Baca Ulasan Aplikasi atau Ekstensi: Sebelum menginstal aplikasi atau ekstensi, baca ulasan pengguna dan evaluasi keamanannya. Pastikan tidak ada keluhan serius atau peringatan mengenai keamanan sebelum mengizinkan instalasi.
  9. Pilih Password yang Kuat: Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun online Anda. Ini meminimalkan risiko pencurian identitas dan melindungi informasi login Anda dari serangan.
  10. Jangan Gunakan Wi-Fi Publik untuk Aktivitas Sensitif: Hindari melakukan aktivitas online yang sensitif, seperti perbankan online atau login ke akun kritis, saat menggunakan Wi-Fi publik. Gunakan jaringan virtual pribadi (VPN) untuk enkripsi tambahan.
  11. Jangan Izinkan Situs Web Memasang Notifikasi: Notifikasi yang tidak diinginkan dari situs web dapat menjadi sumber gangguan. Batasi izin untuk pengiriman notifikasi dan hanya aktifkan jika diperlukan.
  12. Pemindaian Berkala dengan Perangkat Lunak Keamanan: Lakukan pemindaian rutin dengan perangkat lunak keamanan untuk mendeteksi dan menghapus ancaman. Jadwalkan pemindaian otomatis secara berkala untuk memastikan perlindungan yang konsisten.
  13. Pemantauan Aktivitas Jaringan: Perhatikan aktivitas jaringan Anda menggunakan alat atau aplikasi pemantauan. Identifikasi dan telusuri setiap aktivitas mencurigakan yang mungkin terkait dengan browser hijacking.

 

Kesimpulan

Browser hijacking merupakan salah satu ancaman keamanan siber yang kian meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan konektivitas digital. Serangan ini melibatkan pengambilalihan kendali atas pengaturan browser pengguna tanpa izin, melalui berbagai metode seperti ekstensi berbahaya, malware, phishing, dan eksploitasi kerentanan. Jenis-jenis browser hijacking mencakup homepage hijacking, search engine hijacking, DNS hijacking, hingga ransomware hijacking, yang semuanya berdampak negatif terhadap pengalaman pengguna, mengancam privasi, serta dapat menyebabkan kerugian finansial.

Dampak dari serangan ini meliputi gangguan privasi, pencurian data pribadi, pengalihan ke situs berbahaya, hingga penurunan produktivitas akibat browser yang tidak stabil. Deteksi dini terhadap browser hijacking dapat dilakukan dengan memantau perubahan pengaturan browser, kinerja yang lambat, munculnya popup iklan, dan pengalihan situs tanpa izin.

Pencegahan terhadap browser hijacking sangat penting, di antaranya dengan rutin memperbarui perangkat lunak, menginstal ekstensi hanya dari sumber tepercaya, menggunakan perangkat lunak keamanan yang kuat, serta berhati-hati dalam mengklik tautan dan menghindari penggunaan Wi-Fi publik untuk aktivitas sensitif. Dengan upaya pencegahan yang tepat, risiko serangan dapat diminimalisir, menjaga keamanan dan privasi pengguna di dunia digital yang semakin terkoneksi.


Bagikan artikel ini

Video Terkait