Ekosistem Smart City 4.0 untuk Tingkatkan Kualitas Masyarakat
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 13 Sep 2022 14.27 WIB
Ekosistem smart city saat ini telah banyak didorong untuk diterapkan di berbagai kota, khususnya di Indonesia untuk mendorong kualitas hidup masyarakat dengan layanan yang serba digital. Oleh karena itu, pengembangan smart city pun memerlukan perhatian dari pihak kota dan penyedia layanan digital untuk dapat berkembang secara maksimal.
Kepala Jakarta Smart City Yudistira Nugraha pun mengungkapkan, dalam upaya mendorong pengembangan smart city, masyarakat juga memiliki peranan untuk mendukung upaya tersebut. Smart city menurut Yudistira tidak hanya mengenai pengembangan inovasi digital, tetapi juga bagaimana menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Jadi sebenarnya, bicara smart city itu fokusnya adalah di masyarakat. Bagaimana smart city ini juga menjadi momentum baik dalam menerapkan transformasi digital, karena pada dasarnya transformasi digital ini dapat mendorong ekosistem smart city dan bagaimana memahami kebutuhan masyarakat,” kata Yudistira dalam paparannya di webinar ‘How to Build Smart City Solution to Enhance Quality of Life’, Senin (12/9/2022).
Yudistira kemudian melanjutkan bahwa ada empat komponen yang perlu diperhatikan dalam membangun inovasi ekosistem smart city, yaitu bisnis, ruang, kesejahteraan, hingga pemerintah. Yudistira kemudian menegaskan bahwa hal ini kemudian kembali berhubungan dengan penyediaan ruang bagi masyarakat, yang tidak hanya terbatas secara fisik namun juga digital.
Berkaitan dengan kerangka kerja yang diperlukan untuk dapat membangun sebuah ekosistem smart city, Yudistira menyebutkan salah satunya adalah kolaborasi. Menurutnya, berbicara smart city tidak hanya berkenaan dengan pemerintah, tetapi juga bagaimana membangun ekosistem yang terdiri dari berbagai pihak di mana didalamnya ada partisipasi dan interaksi.
Yudistira kemudian menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan di Jakarta untuk membangun smart city, yaitu dengan membangun sebuah platform digital smart city 4.0 dengan pemerintah yang berperan sebagai kolaborator, dan pihak-pihak seperti media, akademis, masyarakat, dan bisnis sebagai co-creator dengan pendekatan inovasi dan kolaborasi.
“Kita bicara teknologi, ada cloud, big data, artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), blockchain. Kita bicara inovasi tidak terbatas pada teknologi, inovasi juga harus terjadi pada takaran organisasi,” tutur Yudistira.
Sementara dari sisi penyedia layanan, Marketing & Solution Director Lintasarta Ginandjar menyampaikan bahwa pihaknya sudah membantu banyak pemerintah daerah untuk dapat mengimplementasikan smart city, mulai dari infrastruktur hingga aplikasi-aplikasi yang pegembangannya sudah didukung oleh Lintasarta.
Ginandjar kemudian mengungkapkan, bahwa dalam membangun smart city, pemerintah kemudian memerlukan masterplan untuk merencanakan pembangunan dan infrastruktur digital yang akan digunakan. Selain itu, perlu juga ada data yang terintegrasi untuk mendukung pengambilan keputusan.
“Kemudian dengan data yang terintegrasi itu, juga bisa digunakan oleh berbagai macam solusi untuk menciptakan solusi-solusi pintar. Hal penting lainnya adalah perubahan manajemen, yang ujungnya adalah proses sosialisasi sebagai pembangunan pola pikir digital yang harus diterapkan pada masyarakat,” jelas Ginandjar.
Lintasarta sendiri telah menerapkan berbagai infrastruktur digital untuk mendukung upaya pengembangan smart city, seperti hub VSAT untuk koneksi yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu, Lintasarta juga mendukung pembangunan koneksi dan bakti Kominfo untuk mendukung pengembangan aplikasi digital di kota terkait.