Elon Musk Luncurkan API Grok dari xAI
- Pabila Syaftahan
- •
- 23 Okt 2024 08.16 WIB
Elon Musk, baru-baru ini meluncurkan xAI, startup yang berfokus pada kecerdasan buatan. Dalam langkah terbaru, perusahaan ini mengumumkan peluncuran API untuk Grok, model AI generatif yang menjadi andalan mereka dan mendukung berbagai fitur di platform sosial X. Meskipun API ini telah resmi diluncurkan, saat ini fungsinya masih terbilang sederhana dan terbatas.
Grok tersedia melalui API dengan satu model yang disebut “grok-beta.” Pengguna dikenakan biaya sebesar $5 untuk setiap juta token input yang mereka gunakan, yang setara dengan sekitar 750.000 kata, dan $15 untuk setiap juta token output. Untuk pemahaman lebih lanjut, token di sini merupakan unit kecil dari data mentah, seperti suku kata “fan,” “tas,” dan “tic” yang membentuk kata “fantastis.” Saat ini, belum ada kejelasan mengenai model Grok mana yang diwakili oleh “grok-beta.” Grok 2 adalah versi terbaru yang tersedia di X. Dokumentasi untuk API merujuk pada Grok 2 dan Grok mini, versi yang lebih ringan dan terjangkau dari Grok, sehingga ada kemungkinan ada masalah teknis yang perlu diatasi.
Beberapa pengguna di X juga melaporkan adanya kesulitan dalam membayar untuk kredit penggunaan API. Hal ini menambah tantangan bagi xAI, yang berusaha menarik minat pengguna di tengah persaingan yang ketat di dunia kecerdasan buatan. Meskipun demikian, API ini mendukung fitur pemanggilan fungsi yang menghubungkan model Grok dengan berbagai alat eksternal, seperti basis data dan mesin pencari. Menariknya, meskipun beberapa fitur tampaknya belum aktif, dokumentasi yang tersedia menunjukkan adanya model visi yang dapat menganalisis teks dan gambar.
xAI didirikan oleh Musk pada tahun lalu dan sejak itu perusahaan ini telah mengambil langkah besar, termasuk pindah ke kantor yang sebelumnya ditempati oleh OpenAI. Pada peluncuran awalnya, model Grok diperkenalkan kepada pengguna X Premium+, yang membayar biaya bulanan sebesar $16. Salah satu keunikan dari Grok adalah apa yang Musk sebut sebagai “sifat pemberontak” kemampuannya untuk menjawab pertanyaan yang dianggap terlalu kontroversial atau “pedas” oleh banyak sistem AI lainnya. Misalnya, jika diminta untuk memberikan jawaban yang kasar, Grok tidak ragu-ragu untuk melakukannya, menggunakan bahasa yang tidak akan ditemukan pada platform lain seperti ChatGPT.
Grok telah menjadi bagian integral dari pengalaman pengguna di X. Melalui integrasi dengan Flux, generator gambar terbuka, Grok mampu menghasilkan gambar tanpa batasan yang sering kali menjadi sorotan. Selain itu, Grok juga berfungsi merangkum berita dan peristiwa terkini, meskipun terkadang dengan beberapa kesalahan dalam penyajian informasi. Di masa depan, ada harapan bahwa Grok akan meningkatkan kemampuan pencarian di X, memperbaiki profil pengguna, serta analitik posting dan fungsi balasan.
Dalam konteks yang lebih luas, xAI berusaha untuk mengejar ketertinggalan dalam perlombaan kecerdasan buatan generatif, bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI dan Anthropic. Pada bulan Mei, xAI berhasil mengumpulkan dana sebesar $6 miliar dalam putaran pendanaan yang melibatkan investor ternama seperti Andreessen Horowitz, Sequoia Capital, dan Fidelity. Keberhasilan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi xAI dalam industri yang terus berkembang.
Musk sering mengklaim bahwa data yang dimiliki X memberi xAI keunggulan dibandingkan dengan kompetitornya. Bulan ini, X mengubah kebijakan privasinya, memungkinkan pihak ketiga, termasuk xAI, untuk melatih model mereka menggunakan data yang diambil dari postingan di X. Hal ini menandakan langkah strategis untuk meningkatkan kapabilitas AI yang dimiliki oleh xAI, dengan harapan dapat menghasilkan model-model yang lebih akurat dan efektif.
Dalam presentasinya untuk putaran pendanaan $6 miliar, xAI mengemukakan visi ambisius di mana model-modelnya akan dilatih menggunakan data dari berbagai perusahaan milik Musk, seperti Tesla, SpaceX, dan The Boring Company. Melalui pendekatan ini, diharapkan teknologi yang dikembangkan dapat ditransfer dan meningkatkan operasional di seluruh perusahaan yang ada di bawah kepemilikan Musk. Namun, rencana ini tidak sepenuhnya disetujui oleh pemegang saham Tesla, yang merasa khawatir bahwa perhatian dan sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk Tesla justru dialihkan ke proyek yang bersaing.