Encryption & Tokenization: Mana yang Cocok Buat Bisnis Kamu?
- Hengky Wibowo
- •
- 03 Sep 2025 09.33 WIB

Tokenization vs Encryption
Banyak perusahaan sadar bahwa data adalah “aset paling berharga”. Tapi sayangnya, cara melindunginya sering tidak sesuai dengan jenis serangan yang akan dihadapi.
Dua teknologi yang sering dianggap sama padahal berbeda jauh adalah encryption dan tokenization. Keduanya punya peran penting, tapi kegunaannya tidak bisa saling menggantikan.
Kalau kamu salah pilih, risikonya data pelanggan tetap rentan — meskipun kamu merasa sudah “aman”.
Apa Itu Encryption?
Encryption atau enkripsi adalah teknik mengacak data menggunakan algoritma dan kunci khusus. Data yang sudah terenkripsi tidak bisa dibaca tanpa kunci yang benar.
📌 Contoh sehari-hari: pesan WhatsApp yang hanya bisa dibuka oleh pengirim dan penerima.
Fungsi utama enkripsi:
- Menjaga kerahasiaan data saat disimpan (at rest).
- Melindungi data saat dipindahkan (in transit).
- Mengamankan komunikasi antar sistem (in use).
Dengan enkripsi, siapa pun yang berhasil mencuri file terenkripsi tetap tidak akan bisa membacanya tanpa kunci dekripsi.
Apa Itu Tokenization?
Berbeda dengan enkripsi, tokenization bekerja dengan mengganti data asli menjadi token acak yang tidak punya arti apa pun. Token ini tidak bisa dikembalikan ke bentuk aslinya tanpa tabel referensi khusus.
📌 Contoh sehari-hari: nomor kartu kredit diubah menjadi 1234-XXXX-XXXX-5678 agar tetap bisa digunakan untuk sistem pembayaran, tapi data asli tidak terekspos.
Fungsi utama tokenisasi:
- Memastikan data sensitif tidak pernah muncul di sistem yang tidak berhak.
- Menyediakan “data tiruan” agar aplikasi tetap berjalan normal.
- Mengurangi risiko kebocoran informasi penting seperti KTP, email, atau nomor kartu kredit.
🔒 Contoh penggunaan: backup file, komunikasi antar divisi, data di cloud.
Kapan Harus Menggunakan Tokenization?
Tokenization lebih tepat digunakan ketika:
- User internal tetap butuh akses data (untuk analisis atau laporan), tanpa melihat data asli.
- Proteksi hanya perlu fokus ke data sensitif tertentu (KTP, nomor kartu kredit, email).
- Format data harus tetap terlihat sama agar sistem bisa tetap bekerja.
🔄 Contoh penggunaan: dashboard analitik, audit log, aplikasi pembayaran.
Bukan Pilih Salah Satu, Tapi Gunakan Keduanya
Banyak perusahaan salah kaprah dengan hanya menggunakan salah satu teknologi. Faktanya, jarang sekali satu teknologi cukup untuk menjawab semua kebutuhan keamanan.
- Encryption memberikan perlindungan menyeluruh terhadap semua data.
- Tokenization melindungi data sensitif agar tidak terekspos saat diproses.
Kombinasi keduanya adalah strategi paling efektif untuk keamanan data modern. Dengan begitu, perusahaan bisa menutup celah kebocoran sekaligus tetap menjaga kelancaran operasional.
Solusi Praktis: Thales CipherTrust dari Dymar
Di sinilah peran Thales CipherTrust dari Dymar menjadi solusi nyata.
Satu platform ini mendukung encryption sekaligus tokenization, sehingga perusahaan tidak perlu pusing memilih atau mengelola dua solusi berbeda.
Keunggulannya:
- Enkripsi data at rest, in transit, maupun in use.
- Tokenisasi data sensitif sesuai kebutuhan bisnis.
- Integrasi mudah ke sistem yang sudah ada.
- Keamanan maksimal tanpa mengganggu operasional.
🔐 Jangan salah pilih proteksi data.
Encryption dan Tokenization memang punya fungsi berbeda, tapi keduanya bisa bekerja sama untuk memberikan perlindungan maksimal.
Dengan Thales CipherTrust dari Dymar, Anda tidak perlu repot memilih — satu platform ini sudah mendukung enkripsi menyeluruh dan tokenisasi data sensitif.
Amankan data bisnis Anda sekarang. Hubungi [email protected] untuk konsultasi dan demo CipherTrust.