Kominfo Siapkan Program Stimulus untuk Kembangkan Talenta Digital
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 15 Jun 2022 14.14 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa pemerintah telah mempersiapkan program stimulan untuk mendukung pemanfaatan optimal ruang digital bagi seluruh bangsa Indonesia.
“Kita membangun ICT infrastructure agar digital space dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk faedah bangsa kita dan masyarakat kita, karenanya betul sekali kita butuh digital talent yang memadai,” kata Menkominfo dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Senin (13/6/2022).
Johnny pun menegaskan arti penting kolaborasi dalam pemanfaatan infrastruktur digital agar dapat bermanfaat bagi masyarakat. Ia mengatakan, bahwa butuh adanya kolaborasi pemahaman dan kerja sama seluruh pihak, upstream digital melalui penggelaran infrastruktur TIK dan deploy intervensi budget. Serta keikutsertaan langsung pemerintah untuk membangun infrastruktur TIK dengan niat dan maksud.
Maka dari itu, Johnny kemudian mengungkapkan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo telah mempersiapkan program stimulus pengembangan talenta digital di semua level.
“Tahun lalu 12,5 juta rakyat ikut dalam program ini. Setidaknya untuk merangsang small medium enterprises atau UMKM dan ultra mikro untuk bisa digital onboarding. Basic digital skills dengan empat kurikulum dasar yakni digital skills, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Hal ini dilakukan agar jangan sampai ruang digital kita diisi dengan hoaks terus,” tutur Johnny.
Ia kemudian menyampaikan bahwa program stimulan untuk talenta digital ini dipersiapkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi ternama di Indonesia serta perusahaan teknologi dalam negeri dan luar negeri. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan talenta digital dengan kemampuan intermediate melalui kurikulum-kurikulum seperti coding, big data, cloud computing, artificial intelligence, augmented reality, virtual reality, dan metaverse.
Selain talenta digital pada level menengah atau intermediate, Menkominfo Johnny juga mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan pula pengambil kebijakan digital untuk bisa menjalankan program smart city, smart island, bahkan smart village.
“Tanpa pengambil kebijakan digital tentu sulit, dan melalui program Digital Leadership Academy kita menyiapkan sampai dengan 500 seat yang bekerja sama dengan University of Singapore, Tsinghua University, Oxford University, dan lain sebagainya. Kalau bisa ini diperluas untuk memastikan Indonesia memiliki digital policy makers baik pemerintah maupun startup companies,” pungkas Johnny.