BUMN dan Telkom Siap Membuat Sistem Data Vaksinasi Terintegrasi
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 21 Nov 2020 14.11 WIB
Beberapa perusahaan besar BUMN farmasi Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma digandeng oleh Menteri Badam Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk melaksanakan proses vaksin mandiri dengan optimal.
Erick Thohir mengungkapkan sistem IT dibangun bersama antara Telkom dan Biofarama untuk menjaga proses transparansi dan kehati-hatian. Erick menyatakan bahwa pemerintah telah menugaskan Kementerian BUMN untuk membantu proses vaksin mandiri sekitar 75 juta jiwa atau sekitar 160 juta dosis lebih.
Erick optimis menggandeng farmasi yang terdiri atas Biofarma, Indofarma, dan Kimia Farma mempunyai kemampuan dalam proses distribusi hingga ke daerah-daerah dengan tetap memastikan kualitas vaksin tersebut terjaga. Program vaksinasi akan dilaksanakan hingga ke penjuru negeri.
“Dengan 75 juta (vaksinasi) karena itu kita ingin memastikan dari proses produksi distribusi, dan juga customer experiece-nya bisa berjalan dengan baik,” ujar Erick Thohir.
Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid mengungkapkan perusahaan Telkom siap membuat sistem data vaksinasi yang terintegrasi. Hal ini sejalan dengan proses transformasi yang sedang dilakukan oleh Telkom dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital.
“Kami melihat potensi bisnis ini ke depan sangat baik, dalam beberapa tahun terakhir bisnis digital menjadi salah satu bisnis yang kita garap, seperti pusat data dan komputasi awan,” kata Fajrin.
Perusahaan Telkom siap mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk validitas calon penerima vaksin. Pengembangan sistem informasi satu data juga dapat digunakan untuk program vaksin pemerintah maupun vaksin mandiri.
Sistem tersebut juga memonitor keseluruhan proses dari proses produksi, distribusi, hingga memonitor hasil vaksinasi. Hal ini untuk memastikan siapa saja yang telah menerima vaksin dan yang belum menerima vaksin.
Fajrin menyebut Telkom akan mengintegrasikan satu data dari berbagai sumber, seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga Dukcapil. Fajrin menyambpaikan persoalan data saat vaksinasi sangat penting agar pemerataan vaksinasi bisa tercapai.
“Itu mengapa sistem informasi itu harus diintegrasikan, baik untuk program vaksinasi pemerintah maupun program vaksinasi mandiri. Hasil dari sistem ini yang kemudian akan menjadi laporan untuk melihat bebrapa penduduk yang sudah dan belum divaksin,” tutup Fajrin.
Pentingnya peranan teknologi digital dalam vaksinasi yang mendorong kemudahan hingga akurasi data yang lebih akurat ketimbang manual. "Program vaksinasi yang akan disebarkan dalam jumlah banyak ini apabila dilakukan secara manual akan mengakibatkan potensi terjadinya kesalahan, potensi error, potensi lambat dan lain-lain" ucap Soleh Ayubi, Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma.