Apa Itu Data Loss Prevention? Cara Kerja, Manfaat dan Jenisnya


ilustrasi kehilangan data

ilustrasi kehilangan data

Dalam dunia yang semakin terhubung ini, data merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap perusahaan. Setiap hari, perusahaan mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data yang bisa berkaitan dengan pelanggan, karyawan, transaksi finansial, serta informasi sensitif lainnya. Oleh karena itu, melindungi data perusahaan dari ancaman kehilangan atau pencurian data menjadi sangat penting. Salah satu langkah yang paling efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan kebijakan Data Loss Prevention (DLP).

Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam tentang apa itu DLP, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa penerapan DLP sangat penting bagi perusahaan dalam menjaga keberlanjutan operasional dan melindungi informasi berharga.

 

Apa Itu DLP (Data Loss Prevention)?

Data Loss Prevention (DLP) atau Pencegahan Kehilangan Data adalah kebijakan dan serangkaian teknologi yang dirancang untuk mencegah hilangnya atau bocornya data sensitif dari organisasi. DLP dapat membantu perusahaan menjaga agar data penting tetap berada di dalam jaringan perusahaan, menghindari pencurian data oleh pihak yang tidak berwenang, serta mencegah kebocoran informasi yang bisa merugikan perusahaan secara finansial maupun reputasional.

Ada dua istilah yang sering digunakan dalam konteks DLP, yaitu Data Loss Prevention dan Data Leakage Prevention. Meskipun keduanya merujuk pada konsep yang sama, istilah yang digunakan dapat berbeda. Pada dasarnya, kedua istilah ini mengacu pada teknologi yang berfokus pada pencegahan terjadinya kebocoran data yang tidak sah ke luar perusahaan.

DLP berfungsi untuk mengawasi, mendeteksi, dan menghentikan aliran data yang dianggap tidak sah atau melanggar kebijakan keamanan perusahaan. Hal ini termasuk upaya untuk menghindari karyawan menghapus atau membagikan data sensitif baik secara sengaja maupun tidak sengaja, dan melindungi data perusahaan dari serangan eksternal yang memanfaatkan celah dalam sistem keamanan.

Dengan DLP, perusahaan dapat mengontrol aliran data, memastikan bahwa informasi sensitif hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang dan tetap terjaga kerahasiaannya, baik dalam penyimpanan maupun pengiriman. DLP menjadi lapisan pengamanan yang sangat penting dalam perlindungan data perusahaan.

 

Bagaimana Cara Kerja DLP?

Pada dasarnya, Data Loss Prevention bekerja dengan cara mengidentifikasi dan mengontrol aliran data yang berpotensi membocorkan informasi sensitif. Ini dilakukan dengan memonitor setiap data yang ada di dalam jaringan, baik itu data yang sedang disimpan, diproses, maupun yang sedang dikirim ke luar jaringan.

Berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh sistem DLP untuk memastikan data tetap aman:

  1. Pendeteksian Data Sensitif
    Sistem DLP akan memindai data yang ada dalam organisasi untuk mengidentifikasi informasi sensitif, seperti data finansial, data pelanggan, informasi karyawan, dan hak kekayaan intelektual perusahaan. Data ini kemudian diberi label atau tanda untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan lebih lanjut.

  2. Pemantauan dan Pengendalian Aliran Data
    DLP akan memantau aktivitas aliran data di seluruh jaringan perusahaan, termasuk transfer data ke perangkat eksternal, e-mail, atau aplikasi cloud. Setiap kali data sensitif mencoba untuk keluar dari jaringan perusahaan tanpa izin, DLP akan menginterupsi proses tersebut.

  3. Pencegahan Penghapusan Data Sensitif
    DLP tidak hanya bertugas untuk mencegah kebocoran data, tetapi juga mencegah penghapusan data sensitif yang bisa merugikan perusahaan. Teknologi DLP memastikan bahwa data yang sangat penting tetap ada dan terlindungi, bahkan jika terjadi kesalahan pengguna atau upaya penghapusan yang tidak sah.

  4. Penghentian Pengiriman Data ke Pihak Tidak Berwenang
    Salah satu fungsi utama dari DLP adalah untuk memastikan bahwa data sensitif hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang. Jika seorang karyawan mencoba untuk mengirim informasi sensitif ke pihak eksternal, seperti melalui e-mail atau aplikasi pesan lainnya, sistem DLP akan menghentikan pengiriman tersebut.

 

Mengapa Perusahaan Memerlukan DLP?

Saat ini, penerapan DLP telah menjadi kebutuhan yang mendesak bagi banyak perusahaan. Ada berbagai alasan mengapa perusahaan perlu menerapkan kebijakan DLP yang efektif. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa DLP sangat penting untuk perusahaan:

  1. Ancaman Siber yang Semakin Meningkat: Dengan semakin majunya teknologi, ancaman siber menjadi lebih canggih dan semakin sering terjadi. Peretas yang pintar dapat memanfaatkan berbagai celah dalam sistem keamanan untuk mencuri data penting perusahaan. Serangan siber, seperti malware, ransomware, atau phishing, dapat merusak sistem dan menyebabkan kebocoran data yang sangat merugikan. DLP berfungsi sebagai alat pencegah yang memantau jaringan perusahaan dan membantu mendeteksi serta mencegah serangan yang dapat mencuri data sensitif.
  2. Kebocoran Data dari Pihak Internal: Tidak hanya ancaman dari luar, kebocoran data juga bisa terjadi akibat tindakan dari dalam perusahaan. Salah satu masalah terbesar adalah pencurian data oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab. Karyawan yang memiliki akses ke informasi sensitif bisa saja menyalahgunakan hak akses mereka untuk mencuri data, baik untuk keuntungan pribadi ataupun untuk dijual kepada pihak ketiga. Dengan DLP, perusahaan dapat memantau dan melacak aktivitas karyawan untuk mengidentifikasi potensi kecurangan atau tindakan yang mencurigakan.
  3. Risiko Kebijakan Bring Your Own Device (BYOD): Banyak perusahaan yang kini menerapkan kebijakan Bring Your Own Device (BYOD), di mana karyawan diizinkan menggunakan perangkat pribadi mereka untuk mengakses data perusahaan. Meskipun kebijakan ini meningkatkan fleksibilitas, namun hal ini juga membuka celah bagi kebocoran data, karena perangkat pribadi karyawan mungkin tidak dilengkapi dengan sistem keamanan yang memadai. DLP bisa memantau dan mengontrol akses data pada perangkat pribadi untuk mencegah potensi kebocoran data yang terjadi di luar kontrol perusahaan.
  4. Pengelolaan Data yang Lebih Aman: DLP tidak hanya melindungi data dalam proses pengiriman, tetapi juga mengamankan data yang tersimpan di dalam sistem perusahaan. Ketika data berada dalam penyimpanan, DLP akan memastikan bahwa hanya pihak yang memiliki hak akses yang bisa mengaksesnya. Jika terjadi kebocoran data, DLP dapat melacak jejak akses data dan mengidentifikasi siapa yang mengaksesnya dan kapan.
  5. Meningkatkan Peran CISO dalam Keamanan Data: Chief Information Security Officer (CISO) bertanggung jawab untuk menjaga dan mengelola sistem keamanan informasi dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya DLP, peran CISO akan semakin penting, karena teknologi ini memberikan laporan yang detail dan terperinci mengenai aktivitas yang mencurigakan atau potensi kebocoran data. Laporan ini akan membantu CISO dalam mengambil tindakan yang lebih tepat dan cepat untuk mengatasi ancaman terhadap data perusahaan.
  6. Membantu Tim IT Mengelola Keamanan Data: Penerapan DLP mempermudah tim IT dalam melakukan pemantauan dan mengelola data sensitif. Tanpa adanya DLP, melacak sumber kebocoran data atau mengidentifikasi ancaman potensial bisa sangat sulit dilakukan. Namun, dengan teknologi DLP, tim IT dapat dengan mudah menemukan jejak aktivitas karyawan dan mengidentifikasi potensi risiko yang dapat membahayakan data perusahaan.

 

Jenis-Jenis Teknologi DLP

Secara garis besar ada lima jenis teknologi DLP yang bisa diterapkan oleh perusahaan untuk melindungi data sensitif. Masing-masing teknologi memiliki cara kerja yang berbeda, dan perusahaan dapat memilih jenis DLP yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

  1. Data-in-Motion

Jenis DLP ini berfokus pada perlindungan data saat sedang dikirimkan atau dipindahkan melalui jaringan, misalnya melalui e-mail atau transfer file. Data-in-motion menggunakan enkripsi untuk memastikan bahwa data yang dikirimkan tidak bisa dibaca atau diakses oleh pihak luar yang tidak berwenang. Teknologi ini sangat penting ketika perusahaan berkomunikasi dengan pihak eksternal atau mengirimkan data melalui jaringan publik.

  1. Data-in-Use

Data-in-use berfokus pada perlindungan data yang sedang aktif digunakan oleh aplikasi atau sistem perusahaan. Dalam jenis DLP ini, data yang sedang diproses dilindungi dengan kontrol akses yang ketat dan autentikasi pengguna. Data tidak bisa diakses atau diubah tanpa verifikasi terlebih dahulu. Teknologi ini memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi karena melindungi data pada saat data sedang diolah atau digunakan oleh aplikasi.

  1. Data-at-Rest

Data-at-rest adalah jenis DLP yang melindungi data yang tersimpan dalam penyimpanan atau database. Teknologi ini memastikan bahwa data yang tidak sedang digunakan tetap aman dan hanya bisa diakses oleh pengguna yang berwenang. DLP jenis ini mengawasi akses ke data sensitif dan mencatat jejak aktivitas pengguna, sehingga jika terjadi kebocoran data, perusahaan dapat melacak siapa yang mengaksesnya dan kapan.

  1. Endpoint DLP

Endpoint DLP adalah jenis perlindungan data yang diterapkan langsung pada perangkat keras seperti laptop, komputer, ponsel, atau gadget lainnya. Endpoint DLP berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol aliran data di perangkat tersebut, dengan tujuan mencegah kebocoran informasi sensitif baik yang disengaja maupun tidak sengaja. Sistem ini memonitor aktivitas yang terjadi pada perangkat tersebut, seperti penggunaan perangkat USB, transfer file, atau akses ke aplikasi tertentu, guna mengidentifikasi potensi kebocoran data. Dengan demikian, Endpoint DLP sangat penting dalam melindungi data yang disimpan atau diproses pada perangkat individu yang dapat mengakses informasi perusahaan atau pribadi yang sensitif.

  1. Network DLP

Network DLP, di sisi lain, lebih berfokus pada perlindungan data yang berada dalam jaringan yang menghubungkan berbagai perangkat. Jenis DLP ini diterapkan pada jaringan, seperti server cloud, situs web, atau intranet perusahaan, untuk memantau dan mengendalikan lalu lintas data yang mengalir melalui sistem tersebut. Tujuan utama dari Network DLP adalah untuk mencegah kebocoran data yang terjadi saat informasi sensitif dipindahkan antar perangkat atau keluar dari jaringan, baik itu melalui email, transfer file, atau aktivitas online lainnya.

Dengan menggunakan Network DLP, perusahaan dapat lebih efektif dalam mengidentifikasi potensi ancaman atau kebocoran yang melibatkan jaringan dan memastikan bahwa data sensitif tetap aman saat berada dalam perjalanan atau ketika diakses oleh berbagai entitas.

 

Kesimpulan

Penerapan Data Loss Prevention (DLP) di perusahaan adalah langkah yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis dan melindungi informasi sensitif. Mengingat ancaman terhadap data perusahaan semakin meningkat, kebijakan DLP menjadi kunci untuk melindungi data dan mencegah kebocoran yang dapat merugikan perusahaan. Dengan mengimplementasikan teknologi DLP, perusahaan dapat memastikan bahwa data sensitif tetap terjaga, baik itu saat penyimpanan, pemrosesan, maupun pengiriman.

Selain itu, DLP juga memberikan keuntungan dalam hal manajemen data yang lebih aman, mengurangi risiko pencurian data oleh pihak internal maupun eksternal, dan memudahkan tim IT dalam melakukan pemantauan dan pengelolaan sistem keamanan perusahaan. Oleh karena itu, penerapan kebijakan DLP yang efektif sangat penting bagi setiap perusahaan yang ingin memastikan data mereka tetap terlindungi dari berbagai ancaman yang dapat merusak reputasi dan keuangan perusahaan.


Bagikan artikel ini

Video Terkait