Peran Penting CASB dalam Melindungi Data Cloud Anda


Ilustrasi Cloud Security 3

Ilustrasi Cloud Security

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia bisnis mengalami transformasi besar-besaran menuju digitalisasi. Perusahaan kini semakin banyak mengadopsi infrastruktur berbasis cloud computing, baik dalam bentuk SaaS (Software as a Service), PaaS (Platform as a Service), maupun IaaS (Infrastructure as a Service). Peralihan ini memang memberikan efisiensi dan fleksibilitas luar biasa, tetapi juga menghadirkan tantangan baru — terutama dalam hal keamanan data dan kontrol akses.

Dulu, sistem keamanan berfokus pada jaringan internal (on-premise). Namun, kini data dan aplikasi perusahaan tersebar di berbagai layanan cloud yang diakses dari mana saja, kapan saja, dan melalui berbagai perangkat. Di sinilah peran penting Cloud Access Security Broker (CASB) muncul — sebagai lapisan perlindungan tambahan yang memastikan setiap aktivitas di cloud tetap aman, terkendali, dan sesuai kebijakan perusahaan.

 
Apa Itu Cloud Access Security Broker (CASB)?

Secara sederhana, CASB adalah solusi keamanan yang berfungsi sebagai penjembatan antara pengguna dan layanan cloud, yang memastikan setiap lalu lintas data, akses pengguna, dan aktivitas aplikasi berjalan sesuai kebijakan keamanan organisasi.

CASB menerapkan prinsip zero-trust access control, yaitu pendekatan keamanan yang tidak langsung mempercayai siapa pun baik pengguna internal maupun eksternal, sebelum melalui proses verifikasi dan otorisasi.

Semua lalu lintas menuju layanan cloud melewati CASB terlebih dahulu. Dengan begitu, sistem dapat:

  • Mengidentifikasi siapa yang mengakses cloud,
  • Menentukan data apa yang sedang digunakan,
  • Menilai apakah aktivitas tersebut aman atau berpotensi berisiko.

Jika ada perilaku mencurigakan, CASB bisa memblokir, memperingatkan, atau membatasi akses sesuai kebijakan keamanan yang telah ditetapkan.

 
Bagaimana Cara Kerja CASB?

Untuk memahami fungsinya, bayangkan CASB sebagai penjaga gerbang cerdas di antara pengguna dan platform cloud.

Ketika seseorang mencoba mengakses layanan SaaS seperti Google Workspace, Microsoft 365, atau Salesforce, permintaan akses tersebut terlebih dahulu melewati CASB. Sistem ini kemudian akan:

  • Mengevaluasi kredensial pengguna, seperti identitas dan lokasi akses.
  • Memeriksa konten dan konteks dari data yang akan diunggah atau diunduh.
  • Menegakkan kebijakan keamanan perusahaan, misalnya memblokir pengunggahan data sensitif ke aplikasi yang tidak terdaftar.

CASB dapat diterapkan dalam dua bentuk utama:

  • Sebagai perangkat fisik (on-premise) yang terpasang di jalur lalu lintas jaringan,
  • Sebagai layanan berbasis cloud (SaaS) yang terhubung melalui API untuk memantau dan mengontrol aktivitas cloud tanpa mengganggu performa sistem.

Dengan mekanisme ini, CASB mampu memfilter, mendeteksi, dan mencegah ancaman yang mungkin tersembunyi dalam lalu lintas data cloud, baik dari pengguna internal maupun serangan eksternal.

 
Empat Pilar Utama CASB

Agar fungsinya maksimal, CASB beroperasi berdasarkan empat pilar utama yang mencakup seluruh aspek keamanan cloud: visibilitas, keamanan data, perlindungan ancaman, dan kepatuhan.

  1. Visibilitas (Visibility)
    Salah satu tantangan utama penggunaan cloud adalah kurangnya visibilitas. Model shared responsibility yang digunakan oleh penyedia layanan cloud berarti perusahaan tidak memiliki kendali penuh terhadap infrastruktur yang digunakan. Akibatnya, sulit bagi tim keamanan untuk mengetahui aktivitas apa saja yang terjadi di lingkungan cloud mereka.

    Di sinilah CASB berperan penting. Dengan menyediakan log aktivitas dan laporan mendetail, CASB membantu perusahaan memahami:

    • Siapa yang mengakses layanan cloud,
    • Aplikasi apa yang digunakan,
    • Data apa yang diunggah, diunduh, atau dibagikan.

    Selain itu, CASB juga mampu mendeteksi shadow IT — yaitu penggunaan aplikasi atau layanan cloud tanpa persetujuan resmi perusahaan. Shadow IT sering menjadi celah masuknya ancaman keamanan dan kebocoran data, karena tidak diawasi oleh tim TI.

    Dengan CASB, perusahaan dapat memperoleh pandangan menyeluruh (end-to-end visibility) atas semua aktivitas di cloud, termasuk yang sebelumnya tersembunyi.

  2. Keamanan Data Cloud (Cloud Data Security)
    Perusahaan yang memanfaatkan cloud untuk meningkatkan produktivitas dan mobilitas kini menghadapi risiko baru: hilangnya kontrol terhadap data sensitif.

    CASB membantu mengatasi masalah ini melalui fitur Data Loss Prevention (DLP) yang mampu:

    • Mengidentifikasi dan melindungi data sensitif (misalnya nomor kartu kredit, data pelanggan, atau dokumen rahasia),
    • Mencegah pengunggahan atau pembagian data tersebut ke aplikasi yang tidak aman,
    • Mengenkripsi data yang disimpan di cloud.

    Dengan manajemen akses berbasis kebijakan, hanya pengguna yang berwenang yang bisa mengakses data tertentu. Jika pengguna mencoba membagikan file penting ke aplikasi publik seperti Google Drive pribadi, CASB dapat langsung memblokir atau memperingatkan tindakan tersebut.Hasilnya, data tetap aman tanpa mengorbankan fleksibilitas kerja pengguna.

  3. Perlindungan dari Ancaman (Threat Protection)
    Cloud bukan hanya tempat penyimpanan data, tetapi juga saluran baru bagi ancaman siber. Malware, ransomware, dan phishing kini banyak disebarkan melalui layanan berbasis cloud seperti email, penyimpanan file, dan aplikasi kolaborasi.

    CASB menawarkan lapisan perlindungan tambahan dengan cara:

    • Menganalisis setiap file yang diunggah atau diunduh untuk mendeteksi konten berbahaya,
    • Mengintegrasikan teknologi keamanan lain seperti sandboxing dan machine learning untuk mengenali pola serangan,
    • Memblokir penyebaran malware sebelum mencapai pengguna akhir.

    Dengan kemampuan ini, CASB menjadi filter cerdas yang menjaga agar lalu lintas cloud bebas dari ancaman tersembunyi.

    Contohnya, jika seseorang mencoba mengunduh file Excel berisi makro berbahaya dari cloud publik, CASB akan otomatis mendeteksi ancaman tersebut dan memblokir unduhan sebelum infeksi menyebar ke jaringan perusahaan.

  4. Kepatuhan terhadap Regulasi (Compliance)
    Di era regulasi data yang semakin ketat, perusahaan wajib mematuhi standar seperti:

    • GDPR (General Data Protection Regulation) untuk perlindungan data pengguna Eropa,
    • CCPA/CPRA (California Consumer Privacy Act/California Privacy Rights Act) untuk pengguna di Amerika Serikat,
    • PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) bagi perusahaan yang memproses transaksi kartu pembayaran.
    • CASB memudahkan perusahaan untuk mematuhi regulasi tersebut dengan cara:
    • Menyediakan audit log aktivitas pengguna,
    • Menerapkan kontrol akses berbasis peran (Role-Based Access Control),
    • Memastikan bahwa data sensitif hanya diakses oleh pihak yang berwenang.

    Selain itu, log aktivitas yang disimpan CASB juga dapat digunakan sebagai bukti kepatuhan saat proses audit berlangsung. Hal ini sangat membantu organisasi menunjukkan bahwa sistem keamanan mereka sudah memenuhi standar industri.

 
Peran CASB dalam Arsitektur SASE

Dalam strategi keamanan modern, CASB menjadi bagian penting dari konsep SASE (Secure Access Service Edge) — sebuah arsitektur yang menggabungkan fungsi jaringan dan keamanan dalam satu platform berbasis cloud.

SASE memastikan bahwa semua lalu lintas data, baik dari kantor pusat, cabang, maupun pengguna jarak jauh, melewati jalur aman yang terpusat.
Arsitektur ini biasanya mencakup beberapa komponen penting seperti:

  • SD-WAN (Software-Defined Wide Area Network) untuk mengoptimalkan konektivitas,
  • Next-Generation Firewall (NGFW) untuk perlindungan tingkat lanjut,
  • Secure Web Gateway (SWG) untuk keamanan browsing dan akses web,
  • Web Application Firewall (WAF) untuk melindungi aplikasi dari serangan web.

Di dalam kerangka ini, CASB berperan sebagai penjaga keamanan cloud, memastikan setiap interaksi antara pengguna dan layanan cloud tetap aman, konsisten, dan sesuai kebijakan perusahaan.

CASB membantu SASE memberikan visibilitas penuh terhadap aktivitas cloud, mendeteksi ancaman lebih cepat, dan menegakkan kebijakan keamanan tanpa mengorbankan kecepatan akses pengguna.

 
Mengapa CASB Penting di Era Cloud?

Beralih ke cloud memang memberikan banyak keuntungan — seperti efisiensi biaya, fleksibilitas, dan skalabilitas tinggi. Namun, tanpa pengawasan yang tepat, cloud bisa menjadi titik lemah yang berbahaya.

Beberapa alasan mengapa CASB kini dianggap solusi wajib bagi organisasi modern antara lain:

  • Peningkatan ancaman siber berbasis cloud, termasuk ransomware dan phishing yang disebarkan melalui platform SaaS.
  • Kurangnya kontrol terhadap aplikasi cloud yang digunakan karyawan tanpa sepengetahuan tim TI.
  • Kebutuhan kepatuhan terhadap regulasi global, terutama dalam perlindungan data pelanggan.
  • Model kerja hybrid dan remote yang membuat batas keamanan jaringan tradisional semakin kabur.

Dengan CASB, perusahaan dapat memastikan bahwa penggunaan layanan cloud tidak hanya efisien, tetapi juga aman dan sesuai standar.

 
Kesimpulan

Cloud Access Security Broker (CASB) bukan sekadar alat tambahan dalam strategi keamanan perusahaan — melainkan komponen vital dalam menghadapi tantangan keamanan cloud modern.

Dengan empat pilar utamanya CASB memberikan kendali penuh atas bagaimana data perusahaan digunakan, dibagikan, dan dilindungi di lingkungan cloud.

Integrasinya dalam arsitektur SASE semakin memperkuat posisi CASB sebagai tulang punggung keamanan digital masa kini.

Di tengah meningkatnya adopsi cloud dan ancaman siber yang semakin kompleks, CASB hadir bukan hanya untuk melindungi data, tetapi juga memastikan kepercayaan, kepatuhan, dan efisiensi dalam operasional bisnis modern.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait