Era Baru! Microsoft Terapkan PQC di Windows dan Linux
- Rita Puspita Sari
- •
- 15 jam yang lalu

Ilustrasi Cyber Security
Microsoft kembali menunjukkan langkah strategisnya dalam dunia keamanan siber dengan memperkenalkan dukungan awal untuk Post-Quantum Cryptography (PQC) di dua sistem operasi besar: Windows dan Linux. Ini bukan sekadar pembaruan teknis, tetapi bagian dari peta jalan jangka panjang Microsoft dalam mengantisipasi ancaman dari era komputasi kuantum yang kian mendekat.
Pembaruan ini memungkinkan organisasi dan pengembang untuk mulai menguji coba algoritma kriptografi baru yang dirancang khusus agar tahan terhadap serangan dari komputer kuantum mesin komputasi super canggih yang diyakini mampu meruntuhkan sistem enkripsi saat ini seperti RSA dan ECC (Elliptic Curve Cryptography).
Mengapa Post-Quantum Cryptography Penting?
Komputer kuantum memiliki potensi untuk merevolusi banyak bidang, dari riset ilmiah hingga kecerdasan buatan. Namun, di sisi lain, kemampuannya untuk memecahkan masalah matematika kompleks dalam waktu yang sangat singkat juga menjadi ancaman besar bagi sistem keamanan digital yang kita andalkan saat ini.
Salah satu ancaman terbesar adalah strategi “harvest now, decrypt later”. Dalam pendekatan ini, pelaku kejahatan siber mengumpulkan data terenkripsi saat ini, untuk nantinya didekripsi ketika komputer kuantum sudah cukup kuat. Jika organisasi tidak mengambil langkah pencegahan dari sekarang, informasi sensitif seperti data keuangan, identitas, dan rahasia perusahaan bisa saja bocor di masa depan.
Dukungan PQC di Windows dan Linux
Microsoft kini menghadirkan akses awal ke algoritma Post-Quantum Cryptography bagi pengguna yang tergabung dalam Windows Insider Canary Channel (mulai dari Build 27852), serta melalui SymCrypt-OpenSSL versi 1.9.0 untuk sistem Linux. Ini memungkinkan para pengembang dan profesional TI untuk mulai bereksperimen dan mengevaluasi integrasi algoritma PQC ke dalam infrastruktur keamanan mereka.
Dalam sistem Windows, Microsoft memperbarui Cryptography API: Next Generation (CNG) dan manajemen sertifikat agar mendukung algoritma baru. Sementara itu, untuk Linux, PQC diintegrasikan melalui SymCrypt, yang menjadi penyedia backend untuk pustaka enkripsi populer OpenSSL.
Microsoft menjelaskan bahwa dengan mengakses fitur PQC sejak dini, organisasi dapat:
- Menguji kompatibilitas dan performa algoritma baru
- Menyusun strategi implementasi kriptografi tahan-kuantum
- Memahami tantangan teknis sebelum adopsi luas dilakukan
- Mengurangi risiko terhadap potensi ancaman kuantum di masa depan
Algoritma Baru: ML-KEM dan ML-DSA
Microsoft mengadopsi dua algoritma utama yang telah disetujui oleh NIST (National Institute of Standards and Technology):
- ML-KEM (Key Encapsulation Mechanism) – digunakan untuk pertukaran kunci
- ML-DSA (Digital Signature Algorithm) – digunakan untuk tanda tangan digital
Algoritma ML-KEM hadir dalam tiga varian: 512, 768, dan 1024-bit, dengan tingkatan keamanan dan kinerja yang berbeda. Sementara itu, ML-DSA tersedia dalam tiga level keamanan: 2, 3, dan 5, yang dirancang untuk berbagai kasus seperti tanda tangan kode, sertifikat digital, dan otentikasi.
Microsoft juga menyarankan penggunaan pendekatan hibrida, yaitu mengombinasikan algoritma klasik (seperti RSA dan ECDSA) dengan PQC selama masa transisi. Ini memungkinkan organisasi menguji algoritma baru tanpa sepenuhnya meninggalkan sistem lama.
Pengujian pada Transport Layer Security (TLS)
Salah satu aplikasi paling kritis dari PQC adalah di protokol Transport Layer Security (TLS), yang melindungi data selama pengiriman melalui internet — misalnya saat Anda membuka situs web HTTPS, menggunakan email, atau mengakses sistem perbankan daring.
Kini, pengembang Linux sudah bisa mulai menguji skenario pertukaran kunci PQC hibrida dalam sesi TLS melalui OpenSSL. Dukungan serupa untuk Windows sedang dalam pengembangan dan akan dirilis kemudian.
Namun, Microsoft mengingatkan bahwa algoritma PQC, karena ukuran kunci dan tanda tangan yang lebih besar, dapat menyebabkan proses handshake TLS lebih lambat serta penggunaan memori dan bandwidth yang meningkat. Ini penting untuk diperhatikan oleh tim TI agar tidak mengganggu performa layanan.
Sertifikat Digital dan Identitas
Langkah Microsoft tidak berhenti pada koneksi TLS saja. Perusahaan juga memperluas dukungan PQC ke sistem infrastruktur sertifikat dan identitas digital, termasuk dukungan untuk:
- Sertifikat PQC di Windows dan Linux
- Penerbitan, validasi, dan impor/ekspor sertifikat digital
- Integrasi dengan Active Directory Certificate Services (ADCS)
- Pendaftaran sertifikat aman melalui Microsoft Intune untuk perangkat seluler
Dengan demikian, organisasi dapat mulai menyusun arsitektur identitas digital yang aman dari ancaman kuantum di masa depan.
Prinsip Crypto Agility: Siap Beradaptasi
Salah satu prinsip utama yang diusung Microsoft adalah crypto agility kemampuan sistem keamanan untuk dengan mudah beradaptasi dan mengganti algoritma kriptografi seiring berkembangnya teknologi dan ancaman.
Microsoft menyadari bahwa PQC masih merupakan bidang yang dinamis. Algoritma yang tersedia saat ini belum tentu akan menjadi standar final. Oleh karena itu, perusahaan ini terus bekerja sama dengan badan standarisasi seperti Internet Engineering Task Force (IETF) dan berbagai mitra industri global untuk membentuk masa depan keamanan digital.
Beberapa pendekatan dan teknologi yang sedang dieksplorasi termasuk:
- SLH-DSA (tanda tangan berbasis hash)
- Composite Signatures
- Hybrid Key Encapsulation
Tantangan Teknis Masih Membayangi
Meski Microsoft telah membuka akses awal ke PQC, implementasinya secara menyeluruh akan menghadapi sejumlah hambatan teknis, seperti:
- Kebutuhan memori dan prosesor lebih tinggi, terutama pada perangkat dengan sumber daya terbatas seperti ponsel, perangkat IoT, dan sistem industri.
- Masalah kompatibilitas dengan perangkat lunak dan perangkat keras lama, yang belum tentu mendukung ukuran kunci yang lebih besar.
- Ketergantungan pada pustaka enkripsi tertentu, seperti OpenSSL, yang mungkin perlu diperbarui.
Untuk itulah, Microsoft mengadopsi pendekatan peluncuran bertahap melalui saluran pratinjau, guna memberi waktu kepada organisasi untuk bereksperimen, menyesuaikan, dan menyusun rencana transisi yang matang.
Menuju Dunia Digital yang Aman dari Ancaman Kuantum
Peluncuran awal PQC di platform utama seperti Windows dan Linux merupakan langkah penting Microsoft dalam membangun fondasi dunia digital yang lebih tahan terhadap ancaman kuantum.
Dengan kolaborasi industri, inovasi algoritma, serta pendekatan terbuka terhadap pengujian dan umpan balik, Microsoft berharap dapat mendorong adopsi PQC secara lebih luas. Ini adalah upaya strategis untuk mengamankan data, komunikasi, dan sistem digital yang menjadi tulang punggung ekonomi global di masa depan.
Dalam pernyataan resminya, Microsoft menegaskan:
“Seiring dengan kemajuan komputasi kuantum, adopsi PQC akan sangat penting untuk melindungi data, komunikasi, dan infrastruktur digital kita. Melalui kolaborasi dan inovasi, kita dapat membangun ekosistem digital yang tangguh dan aman untuk masa depan.”
Langkah Microsoft ini menunjukkan bahwa dunia tidak bisa lagi menunggu untuk bersiap menghadapi era komputasi kuantum. Organisasi, baik swasta maupun pemerintah, perlu mulai merancang strategi transisi dan membangun kapabilitas untuk menghadapi kemungkinan ancaman yang dapat mengguncang fondasi keamanan digital yang ada.
Dengan PQC, masa depan bisa lebih aman. Tapi hanya jika kita mulai bergerak dari sekarang.