Teknologi Nuklir Bantu BRIN Lestarikan Cagar Budaya
- Abd. Rofik Budin
- •
- 22 Agt 2024 23.16 WIB
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanfaatkan teknologi nuklir dalam upaya penelitian dan pelestarian cagar budaya di Indonesia. Melalui kerja sama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam proyek RAS1027, BRIN bersama 19 negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah menggunakan teknologi canggih ini untuk melakukan karakterisasi, konsolidasi, dan preservasi warisan budaya.
Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi, menjelaskan bahwa teknologi nuklir memainkan peran penting dalam mendalami dan melestarikan cagar budaya. Salah satu aplikasinya adalah karakterisasi yang digunakan untuk menentukan usia cagar budaya, baik melalui metode carbon dating, pertanggalan uranium series, dan teknik serupa lainnya. "Teknologi nuklir ini memungkinkan kita untuk mengetahui umur atau usia cagar budaya secara akurat, yang sangat penting dalam penelitian arkeologi," ungkap Sofwan pada Rabu, 21 Agustus 2024.
Selain untuk menentukan usia, teknologi nuklir juga digunakan untuk mendeteksi komposisi mineral dalam cagar budaya, seperti silika dan unsur-unsur lainnya, yang berguna dalam memastikan keaslian artefak, terutama fosil. Sebagai contoh, pemindaian micro CT-scan digunakan untuk menganalisis kerapatan tulang dan komposisi karakter struktur tulang serta gigi, yang membantu mengonfirmasi keaslian benda-benda bersejarah tersebut.
Lebih jauh, teknologi nuklir dimanfaatkan dalam menganalisis bahan-bahan yang digunakan pada cagar budaya, seperti manuskrip kuno atau lontar. Melalui pemindaian micro CT dan XRF (X-ray fluorescence), peneliti dapat membedakan karakteristik bahan, misalnya apakah manuskrip tersebut ditulis di atas daun pandan, daun palem, atau bahan lainnya. "Dengan teknologi ini, kita bisa mengetahui komposisi unsur dari bahan-bahan yang digunakan, yang memberikan informasi penting dalam melestarikan dan memahami sejarah dari manuskrip tersebut," tambah Sofwan.
Selain karakterisasi, teknologi nuklir juga berperan penting dalam proses konsolidasi cagar budaya. Banyak cagar budaya ditemukan dalam kondisi yang tidak utuh atau fragmentaris, dan teknologi ini digunakan untuk memperkuat struktur artefak serta mempertahankan kualitas dan keasliannya. Teknologi seperti XRF, sinar gamma, dan iradiator gamma digunakan dalam proses ini untuk mengkonsolidasikan artefak tanpa merusak material aslinya. "Penelitian ini penting untuk menemukan bahan yang ramah terhadap cagar budaya, tidak merusak, dan dapat menjaga orisinalitas artefak tersebut," jelas Sofwan.
BRIN juga berkolaborasi dengan berbagai institusi nasional seperti Museum Nasional Indonesia, Museum Sangiran, dan Perpustakaan Nasional dalam proyek-proyek pelestarian cagar budaya. Beberapa proyek utama, seperti pengawetan fosil, tembikar, dan manuskrip kuno, memanfaatkan teknologi nuklir untuk memastikan benda-benda bersejarah ini dapat diteliti dan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Teknologi ini membantu memastikan bahwa warisan budaya yang berharga tetap terjaga dan dapat diakses oleh generasi mendatang.
Selain itu, dengan iklim tropis di Indonesia yang dapat mempengaruhi pelestarian cagar budaya, Sofwan menekankan pentingnya pemantauan kondisi lingkungan dengan bantuan teknologi nuklir. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan upaya pelestarian dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi kondisi cagar budaya. "Pemantauan ini penting untuk memastikan bahwa lingkungan sekitar tidak merusak artefak dan mendukung upaya pelestarian dalam jangka panjang," katanya.
BRIN telah memiliki berbagai fasilitas teknologi nuklir yang mendukung penelitian dan pelestarian warisan budaya. Misalnya, Quantulus untuk radiocarbon di BRIN Cibinong, XRF di BRIN Bandung, serta XRF portable yang tersebar di beberapa kampus BRIN untuk pemindaian komposisi mineral. Fasilitas neutron beam dan iradiator gamma di Serpong juga digunakan untuk preservasi cagar budaya.
Dengan adanya teknologi ini, BRIN berupaya meningkatkan efektivitas pelestarian cagar budaya di Indonesia, memastikan bahwa warisan budaya yang berharga tetap terjaga dan bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Proyek-proyek yang dilakukan bersama IAEA dan berbagai lembaga lainnya menunjukkan komitmen BRIN dalam menggunakan teknologi modern untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya bangsa.