Pusat Data Korsel Terbakar, Ratusan Layanan Publik Terganggu
- Rita Puspita Sari
- •
- 3 jam yang lalu

Ilustrasi Data Center
Korea Selatan tengah menghadapi krisis digital besar setelah kebakaran melanda pusat data nasional milik pemerintah, National Information Resources Service (NIRS), berlokasi di Daejeon, sekitar 150 kilometer di selatan Seoul pada Jumat malam (26/9/2025). NIRS merupakan pusat data utama yang mengelola berbagai sistem digital negara, mulai dari layanan kantor pos, keuangan, hukum, hingga sistem darurat.
Perdana Menteri (PM) Korea Selatan, Kim Min-seok, dalam rapat darurat yang disiarkan langsung di televisi, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah cepat untuk memulihkan layanan yang lumpuh.
“Ada kesulitan dalam mengendalikan api karena sistem pemerintahan penting terpusat di satu lokasi,” ujar Kim dikutip dari Independent, Sabtu (27/9/2025)
Sebagai bentuk kompensasi, pemerintah memutuskan memperpanjang tenggat pembayaran pajak agar masyarakat tidak semakin terbebani akibat gangguan layanan.
Pemerintah juga berjanji memprioritaskan pemulihan layanan yang paling vital, seperti hukum, keuangan, dan pos. Menteri Dalam Negeri Yun Ho-jung meningkatkan status manajemen krisis dari level waspada menjadi serius. Ia menegaskan semua sumber daya negara telah dikerahkan untuk mempercepat pemulihan.
Meski demikian, Kepala Pusat Data Nasional, Lee Jae-yong, belum bisa memastikan kapan seluruh layanan akan kembali normal.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri, Kim Min-jae, menjelaskan langkah awal yang diambil adalah menstabilkan sistem pendingin dan kelembapan di ruang server sebelum mengaktifkan kembali perangkat. Hampir 400 paket baterai lithium-ion rusak juga berhasil dievakuasi sebagai langkah pengamanan tambahan.
Untuk mengurangi dampak, sejumlah kantor pemerintahan beralih menggunakan sistem manual. Meski tidak ada korban jiwa, seorang pekerja dilaporkan mengalami luka bakar tingkat pertama di wajah dan lengan saat berusaha memindahkan baterai.
Kronologi Kebakaran
Laporan pejabat setempat menyebut kebakaran bermula sekitar pukul 20.20 waktu setempat, diduga akibat ledakan pada baterai cadangan catu daya tak terputus (UPS) yang menggunakan lithium-ion.
Melansir dari Reuters, Sabtu (27/9/2025), baterai yang diproduksi oleh LG Energy Solution itu sebenarnya sudah direncanakan untuk dipindahkan ke ruang bawah tanah. Namun sebelum proses selesai, terjadi thermal runaway yang membuat suhu ruang server meningkat drastis.
Sekitar 170 hingga 200 petugas pemadam beserta lebih dari 60 truk dikerahkan sepanjang malam untuk menjinakkan api. Api baru dinyatakan terkendali pada pukul 06.30 pagi Sabtu (27/9/2025). Meski demikian, kobaran api sempat kembali muncul sehingga proses pendinginan dilakukan dengan sangat hati-hati.
Petugas tidak bisa menggunakan air karena berisiko memperparah kebakaran pada baterai. Sebagai gantinya, mereka memakai karbon dioksida dan sistem ventilasi. Kerusakan pada sistem pendingin, kelembapan, dan pasokan daya membuat lebih dari 600 server ditutup untuk menjaga keamanan data.
Secara keseluruhan, 647 sistem daring pemerintah terpaksa dihentikan. Jumlah ini setara hampir sepertiga layanan digital yang ada di Korea Selatan.
Dampak Langsung ke Warga
Gangguan ini langsung terasa di berbagai lini layanan publik. Sejumlah sistem yang lumpuh antara lain:
- Identifikasi seluler
- Operasi pos daring
- Basis data hukum nasional
- Platform pengaduan dan petisi warga
- Intranet pemerintahan di Daejeon dan Sejong
Yang paling memprihatinkan, layanan darurat 119 juga terdampak. Fitur pelacakan lokasi sempat tidak berfungsi, sehingga memicu keresahan publik karena menyangkut keselamatan jiwa.
Warga pun menghadapi kesulitan nyata. Seorang pria berusia 53 tahun di Uijeongbu mengaku tidak bisa melakukan pembayaran menggunakan kartu debit Korea Post. Sementara itu, beberapa pengguna lain mengeluhkan transfer bank melalui sistem pos yang tertunda.
Pejabat pemerintah memperingatkan masyarakat yang hanya bergantung pada ID seluler untuk keperluan perjalanan atau identifikasi berisiko menghadapi gangguan tambahan.
Akibat skala dampak yang luas, pemerintah mengeluarkan peringatan darurat. Warga diminta menggunakan situs web alternatif atau mendatangi kantor layanan luring jika benar-benar mendesak.
Rentannya Sistem yang Terlalu Terkonsentrasi
Kebakaran di NIRS ini menjadi pengingat keras bahwa sistem teknologi informasi yang terpusat di satu lokasi memiliki risiko besar. Meski pusat data nasional dimaksudkan untuk efisiensi dan konsolidasi, kerentanan seperti kebakaran atau kerusakan teknis dapat menimbulkan dampak luas yang langsung terasa oleh masyarakat.
Banyak pihak menilai insiden ini sebagai ujian serius bagi pemerintah Korea Selatan dalam menjaga stabilitas layanan publik di era digital. Pertanyaan yang kini muncul adalah bagaimana pemerintah akan merancang ulang infrastruktur digital agar tidak bergantung pada satu pusat data saja.
Meski layanan krusial sedang dipulihkan, masyarakat Korea Selatan masih harus bersabar menunggu normalisasi penuh di tengah krisis digital yang belum pernah terjadi sebelumnya.