Telkomsel Memperluas Jaringan 4G di Laut dengan Starlink


Logo Starlink

Logo Starlink

Telkomsel, salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, telah mengumumkan langkah strategisnya dalam mengoptimalkan layanan jaringan selama momen Ramadan serta Idulfitri 1445 H (RAFI 2024). Dalam konferensi pers virtual yang diadakan pada Rabu, 27 Maret 2024, Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, menyampaikan bahwa perusahaan tersebut tidak hanya fokus pada pengembangan jaringan di darat, tetapi juga memperluas layanan 4G di 14 kapal milik Pelni menggunakan jaringan Starlink.

Menurut Saki, implementasi jaringan 4G di kapal-kapal Pelni tersebut merupakan bagian dari kerja sama yang melibatkan Telkomsel, Telkomsat, dan jaringan Starlink. Hal ini menunjukkan komitmen Telkomsel dalam memberikan pengalaman digital yang optimal kepada pelanggan, terutama selama momen penting seperti Ramadan dan Idulfitri.

Penggunaan jaringan Starlink sebagai bagian dari solusi jaringan 4G di kapal-kapal Pelni menunjukkan inovasi dalam teknologi telekomunikasi. Dengan memanfaatkan backbone dari jaringan Starlink, Telkomsel dapat meningkatkan kualitas layanan internet di kapal-kapal tersebut, memastikan koneksi yang stabil dan cepat bagi pengguna di tengah laut.

Selain menghadirkan layanan 4G di kapal-kapal Pelni, Telkomsel juga memproyeksikan kenaikan trafik broadband sebesar 15,22% selama momen RAFI 2024 dibandingkan dengan hari-hari biasa tahun 2024. Untuk mengantisipasi lonjakan trafik tersebut, Telkomsel telah melakukan berbagai langkah optimalisasi, termasuk peningkatan kualitas, kapasitas, dan teknologi jaringan di 444 titik keramaian di berbagai wilayah Indonesia.

Titik-titik keramaian yang menjadi fokus optimalisasi jaringan Telkomsel mencakup pusat perbelanjaan, alun-alun, area transit transportasi seperti bandara, pelabuhan, dan stasiun, wilayah residensial, jalur mudik termasuk Rest Area dan SPBU, serta kawasan ibadah seperti masjid dan rumah ibadah lainnya. Langkah ini bertujuan untuk memberikan pengalaman digital yang lancar dan menyeluruh kepada pelanggan Telkomsel selama periode yang penting seperti RAFI 2024.

Dengan lebih dari 244 ribu BTS Telkomsel berteknologi 4G/LTE dan 5G yang mencakup hingga 97 persen wilayah populasi di Indonesia, Telkomsel menegaskan komitmennya dalam menghadirkan konektivitas yang handal dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.

Perbedaan Layanan Internet Starlink dan Merah Putih 2

Sementara itu, dalam konteks persaingan layanan internet berbasis satelit di pasar Indonesia, Direktur Utama Telkom, Ririek Andriansyah, menjelaskan perbedaan antara layanan Starlink milik Elon Musk dan satelit Merah Putih 2 yang dimiliki oleh Telkom.

Ririek mengungkapkan bahwa kedua layanan tersebut memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Starlink ditujukan untuk pelanggan yang membutuhkan akses internet cepat dengan harga tinggi, sementara Merah Putih 2 menawarkan layanan internet dengan harga yang lebih terjangkau.

"Sebenarnya Merah Putih 2 dengan Starlink ini berbeda. Seperti di posisinya, Merah Putih 2 ini berada di posisi GEO (Gestationary Earth Orbit) kira-kira jaraknya 36 ribu kilometer dari permukaan air laut. Nah, kalau Starlink itu di LEO (Low Earth Orbit) kira-kira jaraknya 400 kilometer dari permukaan," ungkap Ririek dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/2/2024). Hal ini berdampak pada latensi yang berbeda bagi pengguna, di mana satelit LEO cenderung memiliki latensi yang lebih rendah dibandingkan satelit GEO. 

Ririek juga menyebutkan bahwa segmen pelanggan untuk Merah Putih 2 adalah mereka yang membutuhkan koneksi di bawah 25 Mbps, sementara Starlink lebih cocok untuk kebutuhan bandwidth di atas 100 Mbps. Dengan demikian, pemilihan layanan internet berbasis satelit akan bergantung pada kebutuhan dan budget masing-masing pelanggan.

Telkom telah melakukan kerja sama dengan Starlink, dimana konstelasi satelit milik Elon Musk tersebut menjadi backhaul Telkomsat di pasar Indonesia. Meskipun layanan ini saat ini lebih difokuskan pada pelanggan korporasi, namun Telkom memiliki strategi yang matang untuk menyasar berbagai segmen pasar dengan layanan Merah Putih 2 dan kerja sama dengan Starlink.

Target Pasar Satelit Merah Putih 2

Satelit Merah Putih 2, yang diluncurkan oleh Telkom pada 20 Februari 2024 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menjadi sorotan karena menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS) yang canggih. Dengan total investasi mencapai Rp 3,5 triliun, Merah Putih 2 dirancang untuk menyasar segmen wholesale dan enterprise, termasuk operator VSAT yang melakukan reselling kapasitas dan operator mobile yang menggunakan satelit sebagai backhaul.

Potensi penggunaan kapasitas satelit Merah Putih 2 meliputi sektor pertambangan, area pelosok di Indonesia yang belum terjangkau oleh akses internet darat, dan juga sektor maritim yang selalu menjadi pasar penting bagi layanan satelit. Dengan teknologi HTS yang dimilikinya, Merah Putih 2 dapat memberikan koneksi internet yang handal dan cepat, mendukung berbagai kegiatan bisnis dan komunikasi di berbagai sektor.

Dengan demikian, Telkom dan Telkomsel tidak hanya berfokus pada pengembangan infrastruktur jaringan di darat, tetapi juga aktif menghadirkan solusi konektivitas yang inovatif dan berkualitas baik di udara maupun di laut. Dengan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Starlink, Telkom dan Telkomsel terus berupaya memajukan teknologi telekomunikasi di Indonesia, memastikan masyarakat dapat menikmati akses internet yang handal dan terjangkau di berbagai situasi dan lokasi.


Bagikan artikel ini

Video Terkait