Transformasi Digital BRIN dalam Dukung Integrasi Riset Nasional
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 29 Okt 2024 13.34 WIB
Dalam era kemajuan teknologi yang pesat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus bertransformasi menuju digitalisasi penuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan mengadopsi teknologi cloud computing,hal ini diungkapkan dalam sebuah webinar berjudul "Cloud Computing Sebagai Akselerator Transformasi Digital Layanan Publik." Langkah BRIN ini diharapkan dapat mempercepat integrasi riset di Indonesia, menciptakan sistem yang lebih responsif terhadap kebutuhan zaman.
BRIN, yang resmi dibentuk pada 5 Mei 2021, adalah lembaga baru hasil penggabungan lima organisasi, yaitu BPPT, LAPAN, LIPI, Batan, dan Ristek BRIN. Dengan visi utama menciptakan open resource riset dalam berbagai aspek, termasuk sumber daya manusia dan infrastruktur seperti laboratorium, repositori data, serta network, agar kegiatan riset di Indonesia lebih terintegrasi dan efisien. Dan untuk mencapai tujuan tersebut, BRIN memanfaatkan teknologi cloud computing sebagai fondasi dari semua operasionalnya.
Pada tahun 2023, BRIN berhasil mencapai pencapaian yang signifikan, yaitu mencapai target yang ditetapkan sebesar 4.0. Melihat keberhasilan ini, target tersebut dinaikkan menjadi 4.6 pada tahun 2024. Salah satu langkah awal yang dilakukan oleh BRIN untuk mewujudkan target tersebut adalah membangun platform digital dari data lima organisasi sebelumnya. Transformasi digital ini mencakup beberapa inisiatif utama yang bertujuan untuk menyederhanakan dan mengintegrasikan proses bisnis.
Sebagai bagian dari target transformasi digitalnya, BRIN telah mengkonsolidasikan seluruh data center menjadi hanya dua lokasi. Ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan data. Selain itu, BRIN memastikan bahwa meskipun listrik dapat mati, layanan IT harus tetap beroperasi tanpa gangguan, sehingga pemilihan teknologi cloud menjadi sangat strategis. Di samping itu, seluruh aplikasi layanan birokrasi dan proses bisnis utama yang berasal dari lima lembaga sebelumnya dimigrasikan atau digantikan dengan aplikasi baru yang lebih terintegrasi, efektif, dan efisien. Dengan langkah ini, BRIN juga berusaha untuk tidak bergantung pada pihak ketiga dalam pengelolaan datanya.
Dalam mewujudkan semua ini, BRIN mengadopsi prinsip arsitektur enterprise. Menurut Hendra Subagyo, Kepala Pusat Data dan Informasi BRIN, transformasi digital yang diharapkan bukanlah sekadar membangun aplikasi, melainkan lebih pada mengintegrasikan proses bisnis menjadi lebih efisien dan efektif melalui otomatisasi. Untuk itu, BRIN mengimplementasikan Enterprise Architecture Mini yang berbasis pada TOGAF untuk menyatukan proses dari lima organisasi yang sebelumnya terpisah.
Selanjutnya, BRIN mengadopsi pendekatan continuous improvement, yang berarti fokus pada pembangunan fitur-fitur paling penting terlebih dahulu, kemudian melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Pendekatan ini dianggap lebih menguntungkan dibandingkan menunggu hingga semua fitur sempurna namun tertunda dalam implementasi. Dalam konteks ini, integrasi data pegawai menjadi salah satu contoh konkret, di mana data dari sistem manajemen pegawai BRIN harus terhubung dengan data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Sejalan dengan upaya continuous improvement, pengembangan aplikasi di BRIN juga mengikuti prinsip continuous development, dengan fokus utama operasionalnya mengandalkan teknologi cloud. Hanya beberapa data penting, seperti data citra satelit dan kegiatan atau hasil riset yang disimpan di data center. Untuk meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi, BRIN juga mengembangkan automatic dashboard yang terhubung dengan aplikasi Telegram untuk memudahkan komunikasi dan pengawasan.
Meskipun BRIN masih merupakan lembaga yang relatif baru, hasil dari transformasi digital yang telah dilakukan cukup mengesankan. BRIN berhasil meraih TOP Digital Award dengan kategori Star 4 dan mendapatkan piagam penghargaan untuk kategori Pelayanan Prima. Penghargaan ini mencerminkan komitmen BRIN untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi dan responsif terhadap kebutuhan publik.
Berdasarkan pengalaman selama proses transformasi digital ini, BRIN menyimpulkan bahwa implementasi praktis adalah pengalaman terbaik. Bapak Hendra Subagyo menyatakan, "Implementasi adalah pengalaman terbaik, kita tidak perlu terlalu banyak teori karena sistem yang kita bangun pasti akan terus berubah sesuai dengan kebutuhan organisasi, tidak perlu menunggu hingga sempurna." Saat ini, meskipun infrastruktur dan integrasi sumber daya manusia secara digital telah selesai, BRIN tetap berkomitmen untuk terus bertransformasi, mengikuti dinamika dan proses bisnis yang berkembang di dalam BRIN.
Dengan langkah-langkah strategis diatas, BRIN telah menunjukkan tekadnya untuk menjadi lembaga riset yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan teknologi, tetapi juga mampu berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan riset dan inovasi di Indonesia. Transformasi digital yang dijalankan oleh BRIN diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air, serta mendukung pencapaian tujuan nasional dalam bidang riset dan inovasi.