10 Platform Edge AI Terbaik yang Mengubah Dunia Industri
- Rita Puspita Sari
- •
- 20 Nov 2025 22.04 WIB
Ilustrasi Robot AI
Pasar edge AI sedang memasuki fase baru. Jika sebelumnya banyak perusahaan berlomba menghadirkan platform “serba bisa”, kini fokusnya berubah menjadi spesialisasi. Dorongan global pada edge computing membuat perusahaan membutuhkan solusi yang bukan hanya kuat, tetapi juga benar-benar sesuai kebutuhan industri masing-masing.
Perubahan besar ini dimulai dari cara perusahaan memproses data. Dulu, hampir semua analisis berjalan di pusat data atau cloud. Data harus dikirim ke server yang jauh untuk diolah, lalu hasilnya dikirim kembali. Cara kerja ini mulai terasa lambat, mahal, dan tidak efisien, terutama bagi sektor yang menuntut respons real-time.
Kini tren berbalik. Banyak organisasi memilih menjalankan kecerdasan buatan langsung di perangkat yang berada di ujung jaringan (edge). Mulai dari mesin-mesin pabrik, robot otonom, kamera industri, kendaraan tanpa pengemudi, hingga turbin angin di lokasi jauh dari kota. Dengan memproses data langsung di sumbernya, keputusan bisa dibuat dalam hitungan milidetik tanpa harus bergantung pada koneksi internet yang stabil.
Pendekatan ini mampu:
- Mengurangi latensi secara drastis
- Menekan biaya bandwidth karena tidak perlu mengirim data besar ke cloud
- Meningkatkan privasi dan keamanan data sensitif
- Menjamin sistem tetap berjalan meski koneksi internet bermasalah
Tidak heran jika perusahaan besar berlomba memperkuat portofolio edge AI mereka.
Pasar Edge AI Mulai Terbagi Menjadi Tiga Kubu Utama
Seiring meningkatnya permintaan, solusi edge AI kini berkembang menjadi beberapa kelompok besar:
-
Platform Berperforma Tinggi
Fokus pada kebutuhan fisik seperti robotika, otomasi industri, kendaraan otonom, manufaktur presisi, dan sistem yang membutuhkan respons real-time. -
Penyedia Cloud
Menawarkan orkestrasi, keamanan terpusat, dan kemampuan mengelola jutaan perangkat edge yang tersebar secara global. -
Platform Optimalisasi (tinyML)
Menghadirkan efisiensi ekstrem untuk perangkat mikro dengan daya dan memori sangat terbatas.
Ke depan, kepemimpinan pasar tidak akan ditentukan oleh siapa yang paling serbaguna, melainkan siapa yang paling unggul di bidang spesifik. Berikut adalah deretan platform edge AI yang menonjol karena spesialisasinya.
10 Platform Edge AI
Edge AI terus berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan dunia industri terhadap perangkat cerdas yang mampu memproses data secara lokal, cepat, dan aman. Perusahaan tak lagi mengandalkan cloud sepenuhnya. Kini keputusan penting bisa dibuat langsung di perangkat yang berada di ujung jaringan.
Di tengah perubahan besar ini, muncul berbagai platform dengan spesialisasi yang jelas: ada yang unggul dalam manajemen workload, ada yang menawarkan efisiensi daya ekstrem, sementara yang lain fokus pada performa komputasi kelas berat. Berikut adalah 10 solusi edge AI teratas yang membentuk masa depan industri.
1. Nvidia Jetson Platform
Nvidia Jetson telah menjadi pilihan utama para pengembang robotik dan physical AI. Dengan keluarga produk seperti Jetson Orin dan Jetson Thor, platform ini menyediakan tenaga komputasi luar biasa untuk menjalankan AI kompleks langsung di edge.
Jetson Thor, berbasis arsitektur Blackwell, adalah lompatan besar. Chip ini menawarkan:
- 7,5× lebih banyak compute AI,
- hingga 2.070 teraflops FP4,
- kemampuan menjalankan model generatif AI tanpa koneksi cloud.
Performa ini memungkinkan berbagai aplikasi canggih seperti:
- traktor otonom,
- robot industri,
- sistem keamanan berbasis visi,
- robot rumah sakit,
- hingga robot humanoid.
Traktor otonom John Deere yang memenangkan penghargaan CES Best of Innovation adalah contoh nyata bagaimana Jetson mengubah sektor pertanian.
Di area lain, Amazon Robotics dan Boston Dynamics menggunakan Jetson untuk operasi otonom mereka. Jensen Huang memimpin ekosistem Jetson yang kini digunakan lebih dari dua juta pengembang di seluruh dunia. Dengan dukungan komunitas yang terus berkembang, Jetson menjadi pusat inovasi physical AI di era industri cerdas.
2. IBM Edge Application Manager
Dibangun di atas Red Hat OpenShift, IBM Edge Application Manager dirancang untuk mengelola ribuan hingga jutaan perangkat edge secara otomatis. Platform ini memberikan policy-based management, yang memungkinkan aplikasi terdistribusi dijalankan secara konsisten tanpa intervensi manusia.
Bagi perusahaan besar, nilai bisnisnya sangat jelas. Pfizer melaporkan potensi penghematan hingga 20% biaya untuk proyek baru yang memanfaatkan platform ini. Sementara itu, perusahaan rental mobil Sixt melaporkan 70% percepatan waktu deteksi dan penyelesaian masalah, capaian yang sangat berarti mengingat mereka mengelola infrastruktur yang tersebar di banyak lokasi.
IBM memberikan fleksibilitas penuh bagi kliennya: mereka dapat menggunakan kemampuan AI bawaan seperti IBM Watson, atau memilih mengembangkan model machine learning mereka sendiri. Semuanya dapat didistribusikan ke perangkat edge tanpa harus dikelola satu per satu.
Arvind Krishna yang memimpin strategi hybrid cloud IBM melihat edge sebagai perpanjangan alami dari infrastruktur modern. Tantangan terbesar yang dijawab platform ini adalah bagaimana mendistribusikan workload ke ratusan lokasi industri, toko, fasilitas energi, atau kendaraan otonom, sambil memastikan seluruh sistem tetap andal dan aman. Di dunia kendaraan otonom, misalnya, stabilitas adalah segalanya.
3. Azure IoT Edge
Di tangan Satya Nadella, Microsoft kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin teknologi global. Azure IoT Edge bahkan masuk dalam Gartner Magic Quadrant 2025 sebagai salah satu platform IoT industri terbaik.
Kekuatan utamanya adalah kemampuan untuk menyebarkan kecerdasan cloud ke perangkat edge—mulai dari model machine learning, modul AI vision, hingga logika bisnis kustom. Semua dapat dikelola secara otomatis dalam skala besar.
Salah satu contoh penggunaan nyata datang dari SGS, perusahaan inspeksi dan verifikasi global. Mereka menggunakan Azure IoT Edge untuk menghadirkan analisis prediktif kondisi oli pada turbin angin (OCM-Online). Sistem ini memantau kesehatan turbin secara real-time sehingga potensi kerusakan bisa dideteksi jauh lebih awal.
Di sisi keamanan, Azure IoT Edge mengontrol akses ke hardware root of trust, memantau integritas runtime, dan mendukung berbagai teknologi secure silicon. Tony Shakib sebagai GM Azure IoT menerapkan prinsip zero-trust, memastikan setiap komponen harus diverifikasi secara ketat sebelum berinteraksi dengan jaringan.
Dalam industri yang sangat terdistribusi, Azure IoT Edge menawarkan keseimbangan antara fleksibilitas cloud dan keandalan perangkat lokal.
4. Google Coral / Edge TPU
Jika ada platform edge AI yang terkenal karena efisiensi daya ekstrem, Coral adalah salah satunya. Coral menghadirkan Edge TPU, chip khusus (ASIC) yang dirancang untuk mempercepat inferensi machine learning secara lokal—cukup mengonsumsi daya beberapa watt saja.
Dengan chip ini, perangkat kecil mampu menjalankan model seperti MobileNet V2 dalam frame rate tinggi. Hal ini menjadikan Coral sangat ideal untuk aplikasi yang membutuhkan analisis real-time tetapi tidak boleh boros energi, seperti:
- pengelolaan smart grid,
- kamera keamanan cerdas,
- sensor industri,
- atau perangkat IoT portabel.
Di smart grid, misalnya, Edge TPU bisa menganalisis aliran listrik secara real-time untuk mengoptimalkan distribusi energi tanpa harus mengirim data ke cloud.
Billy Rutledge, sebagai direktur platform, memimpin pengembangan awal Coral dengan fokus membuat AI lebih mudah dijalankan di edge. Berbeda dengan beberapa platform lain, Coral fokus pada inferensi saja, bukan pelatihan. Model dilatih di tempat lain lalu dikompilasi untuk dijalankan dengan sangat efisien di chip Coral.
Sementara Sundar Pichai mengarahkan strategi AI secara global, tim Coral menitikberatkan inovasi teknis agar pengembang dapat membangun perangkat cerdas yang lebih aman, hemat daya, dan mudah dikelola.
5. AWS IoT Greengrass
AWS IoT Greengrass adalah runtime open-source sekaligus layanan cloud yang memudahkan perusahaan membangun dan mengelola perangkat IoT dalam skala besar. Greengrass memungkinkan perangkat edge:
- menjalankan model ML,
- memproses data lokal,
- berkomunikasi aman dengan cloud,
- dan melakukan pembaruan otomatis.
Keunggulan fleksibilitas ini membuatnya dipakai di berbagai industri. Bio-Rad, misalnya, menggunakan AWS IoT Greengrass bersama Amazon SageMaker untuk menjalankan inferensi ML berkecepatan tinggi di laboratorium mereka—lingkungan yang harus sangat andal dan presisi.
Pada pembaruan v2.16, Greengrass memperkenalkan nucleus lite dengan dukungan TPM 2.0 (Trusted Platform Module), memastikan integritas perangkat keras tetap terjaga. Ada juga kemampuan meneruskan log sistem ke CloudWatch, sangat membantu saat terjadi masalah di lokasi terpencil yang sulit dikunjungi teknisi.
Namun, keamanan tetap menjadi prioritas utama. Greengrass harus menerapkan prinsip least privilege: setiap fungsi hanya mendapat akses yang benar-benar dibutuhkan. Selain itu, penggunaan kredensial hardcoded harus dihindari karena dapat membuka celah keamanan.
Di bawah arahan CEO Matt Garman, AWS memperkuat integrasi antara cloud, edge computing, dan machine learning—menciptakan ekosistem yang saling terhubung dari pusat data hingga perangkat kecil di lapangan.
6. FogHorn Lightning
FogHorn Lightning mengambil pendekatan berbeda dari banyak platform AI lain. Jika platform lain mengumpulkan data terlebih dahulu untuk dianalisis, FogHorn justru melakukan analisis langsung saat data mengalir dari sensor. Inilah yang disebut Complex Event Processing (CEP).
Pendekatan ini memungkinkan sistem:
- Mendeteksi pola kerja mesin saat kejadian berlangsung
- Mengidentifikasi potensi kerusakan sebelum terjadi
- Mengoptimalkan operasi industri dalam waktu nyata
Industri manufaktur dan energi sangat mengandalkan kemampuan ini karena downtime sekecil apa pun dapat menyebabkan kerugian finansial besar.
David King menghadapi tantangan tidak ringan: menyatukan sistem teknologi operasional lama (OT) dengan infrastruktur IT modern, sekaligus mempertahankan latensi yang sangat rendah agar keputusan bisa dibuat dalam milidetik.
7. Edge Impulse
Edge Impulse menjadi andalan bagi para insinyur embedded yang ingin menerapkan AI tanpa perangkat keras canggih. tinyML sendiri adalah pendekatan machine learning yang berjalan pada perangkat ultra-ringan seperti sensor dan MCU dengan RAM hanya beberapa kilobyte.
Salah satu keunggulan utamanya adalah Edge Optimised Neural Compiler, yang pada 2021 memenangkan penghargaan “Best Innovation of the Year”. Compiler ini terbukti dapat menghemat RAM hingga 25–55% dibanding TensorFlow Lite Micro.
Zach Shelby berambisi menjadikan ML dapat digunakan siapa pun, terutama engineer perangkat keras yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman AI. Tantangan utama mereka cukup ekstrem: bagaimana membuat model cerdas berjalan di perangkat yang kapasitasnya hampir setara kalkulator digital.
Namun Edge Impulse berhasil menjawabnya dengan pendekatan yang ringkas, terstruktur, dan mudah dipakai.
8. HPE Ezmeral Edge
Sejak 2018, Antonio Neri membawa Hewlett Packard Enterprise (HPE) ke arah strategi “edge-centric, cloud-enabled, data-driven”. Pendekatan ini sejalan dengan kenyataan bahwa banyak perusahaan beroperasi di berbagai lokasi berbeda, misalnya toko ritel, pabrik tersebar, gudang logistik, hingga kantor cabang.
HPE Ezmeral Edge hadir untuk menyatukan:
- Pengumpulan data
- Pengelolaan kontainer
- Pengoperasian aplikasi AI
- Orkestrasi di lokasi terpencar
Masalah umum perusahaan besar adalah infrastruktur yang tidak seragam. Ada cabang yang koneksinya kuat, ada pula yang lemah. Ada yang memakai server lama, ada pula yang sudah modern. Ezmeral menyederhanakan kompleksitas tersebut dan memastikan pengalaman cloud tetap konsisten di seluruh titik operasional.
9. VMware Cognitive Edge
VMware Cognitive Edge dibangun di atas framework VMware Tanzu, sehingga menghadirkan ekosistem cloud-native yang sudah matang untuk lingkungan edge hybrid.
Fitur unggulannya adalah Vulnerability Insights, alat yang mampu menganalisis kerentanan secara kontekstual. Artinya, bukan hanya memberi tahu celah keamanan, tetapi juga memberi prioritas berdasarkan risiko nyata dan dampaknya. Ini penting karena banyak tim IT kewalahan menghadapi banyaknya alert yang sering kali false positive.
Solusi ini sejalan dengan strategi Broadcom setelah mengakuisisi VMware: memperkuat portfolio software yang fokus pada efisiensi operasional dan keamanan.
10. Dell EMC Streaming Data Platform
Dell EMC Streaming Data Platform (SDP) dirancang untuk perusahaan yang menghadapi arus data besar dan tidak terstruktur, seperti video, sensor industri, atau data IoT massal. SDP menjadi fondasi penting dalam Dell AI Data Platform.
Keunggulannya meliputi:
- Mendukung pipeline Retrieval-Augmented Generation (RAG)
- Integrasi dengan Dell PowerScale
- Akselerasi dengan Nvidia GB200/GB300
- Penyimpanan kolaboratif untuk data real-time dan historis
Michael Dell dan CTO John Roese menempatkan edge computing sebagai pilar utama strategi perusahaan. Tantangan terbesar yang dihadapi pengguna SDP adalah bagaimana mengolah volume data yang sangat besar dalam waktu sesingkat mungkin, agar AI dapat memberikan hasil cepat tanpa hambatan performa.
Kesimpulan
Pasar edge AI tengah memasuki fase penting yang menandai pergeseran besar dari pendekatan serbabisa menuju spesialisasi mendalam. Perusahaan kini membutuhkan solusi yang benar-benar sesuai kebutuhan operasional mulai dari performa komputasi tinggi, efisiensi energi ekstrem, hingga orkestrasi perangkat dalam skala masif.
Perubahan ini terjadi karena semakin banyak data harus diproses langsung di sumbernya, tanpa bergantung pada cloud. Hasilnya, platform edge AI berkembang menjadi tiga kelompok utama: performa tinggi, orkestrasi cloud, dan optimisasi tinyML.
Setiap pemain besar membawa keunggulan unik: IBM unggul dalam manajemen workload otonom, Google Coral fokus pada inferensi hemat daya, AWS dan Azure menghadirkan kontrol cloud-edge terintegrasi, sementara Nvidia memimpin dunia physical AI dan robotika. Platform lain seperti FogHorn, Edge Impulse, HPE, VMware, dan Dell juga mengisi kebutuhan industri yang semakin beragam.
Arah pasar semakin jelas: bukan lagi siapa yang paling luas fitur, tetapi siapa yang paling dalam spesialisasinya. Edge AI kini menjadi tulang punggung industri modern—mendorong respons lebih cepat, efisiensi lebih baik, dan inovasi yang semakin dekat ke kehidupan nyata.
