5 Kesalahan BCDR yang Membuka Peluang Ransomware
- Rita Puspita Sari
- •
- 28 Nov 2024 11.35 WIB
Ransomware bukan lagi sekadar istilah populer, ransomware merupakan ancaman nyata yang terus berkembang dan menjadi salah satu momok terbesar bagi organisasi di era digital. Statistik menunjukkan bahwa serangan ransomware tidak hanya meningkat dalam jumlah, tetapi juga dalam kecanggihan. Teknologi yang semakin kompleks memungkinkan metode serangan baru yang lebih berbahaya dan sulit dideteksi. Menurut survei terbaru, 99,8% responden mengkhawatirkan risiko data mereka, termasuk informasi pribadi, cookie sesi, dan data sensitif lainnya, yang sering menjadi target utama serangan malware.
Namun, meskipun ancaman ransomware terus mengintai, organisasi seringkali gagal mempersiapkan langkah mitigasi yang tepat, terutama dalam aspek Business Continuity and Disaster Recovery (BCDR). BCDR seharusnya menjadi garis pertahanan terakhir yang menjamin data tetap aman dan bisnis dapat kembali beroperasi dengan cepat setelah serangan. Sayangnya, ada banyak kesalahan umum yang masih dilakukan. Artikel ini membahas lima kesalahan utama dalam strategi BCDR yang dapat membuat organisasi Anda rentan terhadap ransomware.
Apa itu Business Continuity and Disaster Recovery?
Business Continuity and Disaster Recovery (BCDR) adalah serangkaian strategi, kebijakan, dan prosedur yang dirancang untuk memastikan kelangsungan operasional bisnis dan pemulihan yang cepat setelah terjadi gangguan atau bencana. BCDR sering digunakan untuk melindungi organisasi dari ancaman seperti bencana alam, serangan siber, kegagalan teknologi, atau insiden lainnya yang dapat mengganggu aktivitas bisnis.
Komponen Utama BCDR
-
Business Continuity (BC)
Fokus utama BC adalah menjaga agar bisnis tetap dapat berjalan meskipun terjadi gangguan. BC mencakup:- Identifikasi Proses Kritis: Mengidentifikasi fungsi bisnis yang paling penting.
- Perencanaan Kelangsungan Operasi: Menyusun rencana untuk menjalankan proses tersebut dalam situasi darurat.
- Manajemen Risiko: Menilai risiko potensial yang dapat mengganggu operasional dan menetapkan langkah pencegahan.
-
Disaster Recovery (DR)
DR bertujuan memulihkan sistem, data, dan infrastruktur teknologi setelah terjadi bencana. Elemen utamanya meliputi:- Cadangan Data (Backup): Menyimpan salinan data di lokasi aman untuk pemulihan.
- Rencana Pemulihan IT: Memulihkan server, aplikasi, dan jaringan yang terdampak.
- Pengujian dan Simulasi: Menguji efektivitas rencana pemulihan secara berkala.
Manfaat Business Continuity and Disaster Recovery (BCDR) untuk Organisasi
BCDR memberikan berbagai manfaat strategis yang membantu organisasi menghadapi gangguan atau bencana dengan lebih baik. Berikut adalah manfaat utama BCDR:
- Meminimalkan Downtime Operasional: BCDR memastikan bahwa operasi bisnis dapat dilanjutkan dengan cepat setelah terjadi gangguan. Dengan rencana kelangsungan bisnis yang efektif, organisasi dapat mengurangi waktu tidak beroperasi (downtime) yang dapat merugikan secara finansial dan reputasi.
- Melindungi Data dan Informasi Penting: Melalui strategi pencadangan data (backup) dan pemulihan bencana, BCDR membantu melindungi data penting organisasi dari ancaman kehilangan akibat serangan siber, kerusakan perangkat keras, atau bencana alam.
- Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan dan Mitra Bisnis: Dengan memiliki rencana BCDR yang matang, organisasi menunjukkan komitmen terhadap perlindungan data dan keberlanjutan operasional. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya.
- Mengurangi Dampak Finansial: Gangguan bisnis sering menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. BCDR membantu mengurangi biaya akibat downtime, kehilangan data, dan kerusakan infrastruktur dengan memastikan proses pemulihan berjalan efisien.
- Mendukung Kepatuhan Regulasi: Banyak industri memiliki persyaratan regulasi terkait perlindungan data dan kesinambungan bisnis. Dengan menerapkan BCDR, organisasi dapat memenuhi standar kepatuhan dan menghindari sanksi hukum.
- Meningkatkan Efisiensi Pemulihan Bencana: BCDR menyediakan langkah-langkah pemulihan yang terstruktur dan teruji, sehingga meminimalkan kebingungan dan kesalahan saat krisis terjadi. Proses otomatisasi dalam disaster recovery juga mempercepat pemulihan dibandingkan metode manual.
Mengapa Backup dan Disaster Recovery Sangat Penting?
Serangan ransomware tidak hanya mencuri atau mengenkripsi data. Efeknya dapat menghentikan operasional bisnis, merusak reputasi, dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Dalam kondisi seperti ini, cadangan data (backup) dan rencana pemulihan bencana (disaster recovery) adalah langkah strategis untuk memastikan kelangsungan bisnis.
Tiga Pilar Utama Strategi BDR:
- Audit Data
Perusahaan harus memeriksa lokasi penyimpanan data, memastikan bahwa data yang tersebar di berbagai tempat dilindungi, dan memverifikasi integritas cadangan. Langkah ini membantu mengurangi celah keamanan dan memastikan data siap digunakan saat dibutuhkan. - Sistem Tangguh
Sistem yang tangguh dapat bertahan dari gangguan eksternal maupun internal. Elemen penting dalam sistem ini meliputi: - Kontrol akses lokal.
- Enkripsi data untuk melindungi informasi sensitif.
- Isolasi cadangan untuk mencegah manipulasi data.
- Imutabilitas data untuk mencegah perubahan tidak sah.
- Pemulihan Cerdas
Pemulihan data harus dilakukan secara efisien untuk meminimalkan dampak pada bisnis. Pengujian pemulihan secara berkala sangat penting untuk mendeteksi potensi masalah sebelum terjadi krisis.
Lima Kesalahan Umum yang Membuka Peluang Serangan Ransomware
Meskipun banyak organisasi telah menerapkan strategi BDR, sering kali ada kesalahan yang tidak disadari. Berikut adalah lima kesalahan umum dalam manajemen BDR yang dapat meningkatkan risiko serangan ransomware.
1. Menganggap Imutabilitas Lokal Sudah Cukup
Imutabilitas lokal adalah fitur yang dirancang untuk memastikan data cadangan tidak dapat diubah atau dimodifikasi setelah disimpan. Tujuannya adalah melindungi data dari ancaman eksternal maupun internal. Namun, jika hanya mengandalkan imutabilitas lokal tanpa pendekatan perlindungan tambahan, Anda tetap menghadapi risiko signifikan.
Risiko Tambahan:
- Kerentanan Fisik: Akses fisik ke server oleh pihak tidak berwenang memungkinkan mereka mencuri, menghapus, atau merusak data menggunakan perangkat eksternal.
- Sistem Terbatas: Jika seluruh data cadangan hanya berada di satu server atau lokasi, risiko kerentanan terhadap bug sistem atau pelanggaran keamanan akan meningkat.
- Ancaman Internal: Kredensial yang dicuri atau tindakan orang dalam dapat memungkinkan pelaku ancaman menonaktifkan pengaturan imutabilitas, memberikan mereka waktu untuk mengenkripsi atau menghapus data.
Solusi:
- Cadangkan Data ke Cloud: Pilih penyimpanan cloud yang aman dan mendukung imutabilitas tingkat lanjut, yang tidak dapat diakses bahkan oleh pengguna internal.
- Analitik Prediktif: Solusi seperti Unitrends memanfaatkan teknologi analitik prediktif untuk mendeteksi ancaman ransomware sejak dini dan memberikan peringatan proaktif.
- Pengujian Rutin: Lakukan pengujian otomatis secara berkala untuk memastikan bahwa cadangan data benar-benar aman dan dapat dipulihkan.
2. Mengabaikan Perlindungan Data SaaS
Aplikasi Software-as-a-Service (SaaS) seperti Google Workspace, Microsoft 365, dan Salesforce kini menjadi elemen utama operasional banyak bisnis. Sayangnya, data yang disimpan dalam aplikasi ini sering kali berada di luar kontrol langsung organisasi. Jika terjadi serangan ransomware, opsi pemulihan bawaan penyedia SaaS sering tidak cukup untuk melindungi data secara menyeluruh.
Rekomendasi:
- Gunakan Backup Pihak Ketiga
Investasikan pada solusi cadangan pihak ketiga yang dirancang khusus untuk lingkungan SaaS. Solusi ini memungkinkan pengelolaan data secara lebih granular dan menyediakan lapisan perlindungan tambahan. - Ikuti Aturan 3-2-1
Simpan tiga salinan data: dua di media berbeda dan satu di lokasi terpisah. Dengan pendekatan ini, data akan tetap aman bahkan jika terjadi kegagalan pada satu lokasi. - Terapkan Keamanan Tambahan
- Aktifkan autentikasi multifaktor (MFA) untuk mencegah akses tidak sah.
- Gunakan enkripsi data saat transit maupun dalam penyimpanan.
- Pilih solusi cadangan yang mendukung pengujian pemulihan granular secara rutin.
Dengan strategi ini, organisasi dapat memastikan data SaaS terlindungi dari potensi ancaman ransomware.
3. Pengujian Pemulihan yang Tidak Memadai
Hanya mencadangkan data tidak cukup untuk melindungi organisasi dari ancaman ransomware. Pengujian pemulihan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa cadangan data dapat diakses dan dipulihkan tanpa masalah. Sayangnya, banyak organisasi hanya melakukan pengujian minimal, yang sering gagal mendeteksi data yang korup atau aplikasi yang salah konfigurasi.
Risiko:
- Kegagalan Pemulihan: Dalam serangan ransomware skala besar, kegagalan untuk memulihkan data dapat menyebabkan downtime yang berkepanjangan, kehilangan data kritis, dan gangguan operasional yang mahal.
Langkah untuk Pengujian yang Efektif:
- Tingkat Aplikasi
Lakukan pengujian di tingkat aplikasi untuk memastikan setiap aplikasi dan semua dependensinya berfungsi dengan benar. Hal ini mengurangi kemungkinan kegagalan saat proses pemulihan. - Pengujian Otomatis
Gunakan vendor yang mendukung pengujian otomatis untuk menghemat waktu dan sumber daya. Pengujian otomatis memungkinkan organisasi memverifikasi integritas data dengan lebih efisien dan sering.
Dengan pengujian yang menyeluruh, organisasi dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan sebelum terjadi bencana.
4. Mengandalkan Proses Pemulihan Manual
Proses pemulihan manual sering kali lambat, rumit, dan rawan kesalahan manusia. Dalam situasi serangan ransomware, di mana waktu sangat krusial, ketergantungan pada metode manual dapat memperparah dampak serangan.
Bahaya Utama:
- Kerugian Waktu: Pemulihan manual memakan waktu lebih lama, memperpanjang downtime dan dampak serangan.
- Potensi Kesalahan: Kesalahan manusia selama pemulihan dapat menyebabkan kerusakan data lebih lanjut atau hilangnya informasi penting.
Solusi:
- Otomasi Pemulihan
Gunakan solusi BCDR yang mendukung pemulihan otomatis. Misalnya, Unitrends menyediakan kemampuan untuk memulihkan data secara otomatis berdasarkan titik pemulihan bersertifikat. Dengan otomasi, waktu pemulihan dapat dipangkas, dan potensi kesalahan manusia diminimalkan.
5. Kurangnya Ketahanan Ransomware dengan BCDR Terpadu
Solusi BCDR yang terintegrasi memberikan perlindungan menyeluruh terhadap ransomware. Pendekatan ini tidak hanya mencakup data lokal, tetapi juga aplikasi SaaS, cloud, dan perangkat pengguna, memastikan semua aset digital organisasi terlindungi.
Fitur Utama Solusi BCDR Terpadu:
- Penyimpanan Tidak Dapat Diubah
Data disimpan dalam format yang tidak dapat diubah, mencegah ransomware melakukan modifikasi. - Pemantauan Dark Web
Solusi BCDR modern seperti Unitrends mendukung deteksi kredensial yang dicuri di dark web, membantu mencegah pelanggaran data sebelum terjadi. - Pengujian Pemulihan Otomatis
Dengan pengujian otomatis, organisasi dapat memastikan bahwa data dapat dipulihkan dengan cepat dan tanpa gangguan pada operasional bisnis.
Kesimpulan
Ancaman ransomware adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Namun, dengan strategi BCDR yang kuat dan solusi terpadu, organisasi dapat meminimalkan dampaknya. Hindari kesalahan umum seperti mengabaikan perlindungan SaaS, mengandalkan imutabilitas lokal, atau melakukan pemulihan secara manual. Sebaliknya, fokus pada langkah proaktif seperti pengujian rutin, penerapan autentikasi tambahan, dan penggunaan solusi BCDR otomatis. Dengan persiapan yang matang, organisasi Anda dapat tetap tangguh di tengah ancaman ransomware yang semakin kompleks.
Mengelola data dengan bijak bukan hanya tentang menghindari kehilangan data, tetapi juga menjaga keberlangsungan bisnis Anda di masa depan. Jangan biarkan kelalaian dalam strategi BCDR menjadi titik lemah yang menghancurkan bisnis Anda.