Catphishing: Modus Tipu-Tipu Profesional dan Berisiko
- Rita Puspita Sari
- •
- 13 jam yang lalu

Ilustrasi Cyber Security
Di era digital, kejahatan siber semakin canggih dan bervariasi. Salah satu modus terbaru yang kini mulai marak diperbincangkan adalah catphishing, gabungan dari teknik catfishing dan phishing. Modus ini dianggap lebih berbahaya dibandingkan catfishing biasa karena tujuannya bukan sekadar penipuan emosional, tetapi juga pencurian data hingga perampasan aset finansial.
Artikel ini akan membahas mengenai apa itu catphishing, bagaimana modus ini bekerja, mengapa berbahaya, serta tips praktis untuk menghindarinya.
Apa Itu Catphishing?
Catphishing adalah gabungan dari dua istilah:
- Catfishing
Kejahatan online dengan berpura-pura menjadi orang lain menggunakan identitas palsu. Biasanya, pelaku mencuri foto dari media sosial atau membuat gambar baru dengan bantuan teknologi seperti AI generatif. Catfishing kerap digunakan dalam konteks percintaan online, di mana korban dijebak secara emosional hingga akhirnya dimanfaatkan secara finansial. -
Phishing
Jenis penipuan yang bertujuan mencuri informasi pribadi seperti password, nomor kartu kredit, atau data login. Biasanya dilakukan melalui email, link palsu, aplikasi berbahaya, atau situs tiruan yang tampak asli.
Jika kedua modus tersebut digabungkan, lahirlah catphishing: penipuan dengan menggunakan identitas palsu (catfishing) yang kemudian dikombinasikan dengan pencurian data (phishing).
Bedanya, catphishing tidak hanya menargetkan urusan asmara, tetapi juga lingkungan profesional. Misalnya, pelaku berpura-pura menjadi rekan kerja, perekrut dari perusahaan ternama, atau bahkan calon mitra bisnis.
Bagaimana Modus Catphishing Bekerja?
Catphishing bekerja dengan cara yang sistematis. Berikut tahapan umum yang sering dilakukan pelaku:
-
Menciptakan Identitas Palsu yang Meyakinkan
Pelaku membuat profil palsu, biasanya di platform profesional seperti LinkedIn, atau di media sosial populer seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Identitas palsu ini dibuat sangat realistis, lengkap dengan foto profil yang terlihat profesional, riwayat pekerjaan, hingga jejaring koneksi palsu.Sering kali foto yang digunakan adalah hasil pencarian Google, curian dari akun orang lain, atau gambar yang dibuat dengan AI generatif.
-
Membangun Kedekatan dengan Korban
Pelaku mulai menjalin komunikasi dengan korban, baik melalui pesan pribadi, email, maupun aplikasi chat. Pendekatan bisa dilakukan dengan dua skenario:- Profesional: Mengaku sebagai perekrut atau rekan bisnis potensial.
- Personal: Mendekati korban secara emosional, mirip catfishing klasik.
-
Menyisipkan Unsur Phishing
Setelah korban merasa percaya, pelaku mulai mengarahkan korban untuk:- Membuka link tertentu.
- Mengunduh file berbahaya.
- Memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, OTP, atau password.
Inilah titik paling berbahaya, karena begitu korban lengah, data pribadi bisa dicuri. -
Menguras Rekening atau Menjual Data
Tujuan akhirnya tentu finansial. Data yang dicuri dapat digunakan untuk:- Masuk ke akun perbankan korban.
- Menguras saldo e-wallet.
- Menjual data pribadi ke pasar gelap digital.
- Menggunakan identitas korban untuk kejahatan lain.
Mengapa Catphishing Berbahaya?
Ada beberapa alasan mengapa catphishing dianggap lebih berbahaya dibanding penipuan online lainnya:
-
Menggabungkan Dua Modus Sekaligus
Pelaku tidak hanya bermain di ranah emosional (catfishing), tapi juga teknis (phishing). Kombinasi ini membuat jebakan lebih sulit dikenali. -
Menargetkan Lingkungan Profesional
Jika catfishing biasa hanya menyasar individu, catphishing bisa masuk ke ranah pekerjaan. Artinya, data perusahaan pun bisa terancam. Bayangkan jika seorang karyawan tertipu dan tanpa sadar memberikan akses email kantor atau dokumen penting. -
Dibantu Teknologi AI
Berkat AI generatif, pelaku bisa membuat foto palsu yang terlihat meyakinkan, bahkan menciptakan video deepfake. Hal ini membuat profil palsu tampak lebih autentik. -
Kerugian Tidak Hanya Uang
Selain rekening terkuras, korban bisa kehilangan reputasi, privasi, hingga rasa aman di dunia digital.
Contoh Kasus Catphishing
Beberapa kasus yang pernah terungkap menunjukkan bagaimana catphishing bisa sangat berbahaya:
-
Kasus Rekrutmen Palsu
Seorang korban menerima tawaran kerja dari perekrut palsu di LinkedIn. Setelah wawancara singkat, korban diminta mengisi formulir online yang ternyata adalah situs phishing. Data login email kantor korban pun dicuri, dan digunakan untuk mengakses dokumen perusahaan. -
Kasus Hubungan Online
Korban berkenalan dengan seseorang yang tampak menarik di media sosial. Setelah menjalin hubungan intens, korban diminta mengklik link untuk “berbagi foto pribadi.” Link tersebut ternyata menyisipkan malware ke perangkat korban, yang kemudian mencuri data bank.
Ciri-Ciri Catphishing yang Perlu Diwaspadai
Agar tidak terjebak dalam modus catphishing, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda yang sering muncul. Berikut beberapa ciri khas yang bisa menjadi alarm peringatan:
-
Profil Terlalu Sempurna
Biasanya akun palsu terlihat terlalu rapi dan profesional. Foto profil terlihat menarik, bahkan seperti model atau tokoh publik, padahal sering kali hasil curian dari internet atau dibuat menggunakan AI generatif. Jika seluruh informasi tampak “sempurna” tanpa celah, justru patut dicurigai. -
Enggan Melakukan Video Call
Salah satu cara paling mudah untuk membongkar identitas palsu adalah dengan melakukan panggilan video. Namun, pelaku catphishing hampir selalu menolak atau menunda dengan berbagai alasan, misalnya kamera rusak atau sedang sibuk. Jika hal ini terjadi berulang, besar kemungkinan identitas yang ditampilkan tidak asli. -
Cerita Sedih atau Dramatis
Pelaku sering menggunakan kisah emosional untuk menyentuh hati korban. Misalnya, bercerita sedang sakit, kehilangan pekerjaan, atau punya masalah keluarga. Tujuannya agar korban merasa iba dan akhirnya lebih mudah dimanipulasi. -
Permintaan Informasi Sensitif
Jika seseorang yang baru dikenal secara online langsung meminta informasi seperti password, kode OTP, nomor kartu kredit, atau detail rekening bank, itu adalah tanda bahaya. Data tersebut bisa digunakan untuk mencuri akun bahkan menguras rekening Anda. -
Gambar atau Visual yang Aneh
Profil buatan AI biasanya meninggalkan “jejak” yang bisa dikenali, misalnya jari-jari tangan yang tidak wajar, latar belakang foto yang berantakan, atau wajah dengan proporsi tidak normal. Jika Anda menemukan hal aneh pada gambar profil, jangan abaikan.
Tips Menghindari Catphishing
Selain mengenali ciri-cirinya, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan agar tidak menjadi korban catphishing:
-
Selalu Cek Identitas
Gunakan Google Reverse Image atau alat pencarian gambar lain untuk memeriksa keaslian foto. Jika foto tersebut sudah banyak beredar di internet atau dipakai di banyak akun, kemungkinan besar itu identitas palsu. -
Minta Video Chat
Mengajak orang baru yang dikenal secara online untuk melakukan video call bisa menjadi cara cepat memverifikasi identitasnya. Jika ia terus menghindar, Anda harus mulai curiga. -
Jangan Pernah Memberikan Data Pribadi
Data seperti alamat rumah, password, PIN, hingga nomor rekening adalah informasi sensitif. Jangan sekali-kali membagikannya kepada orang asing, apalagi yang hanya dikenal lewat dunia maya. -
Waspada dengan Cerita Emosional
Jangan mudah percaya dengan kisah dramatis yang diceritakan oleh orang asing di internet. Selalu pikirkan bahwa bisa saja cerita tersebut hanya rekayasa untuk memancing simpati. -
Perhatikan Detail Profil
Profil palsu biasanya menyimpan banyak kejanggalan. Misalnya, penggunaan bahasa yang janggal, jumlah teman atau koneksi sedikit, atau riwayat pekerjaan yang tidak konsisten. Semakin banyak kejanggalan yang ditemukan, semakin besar kemungkinan akun tersebut palsu. -
Gunakan Keamanan Berlapis
Lindungi akun-akun penting Anda dengan two-factor authentication (2FA). Dengan begitu, meskipun password diketahui pelaku, akun Anda tetap aman karena ada lapisan verifikasi tambahan.
Peran Perusahaan dalam Menghadapi Catphishing
Catphishing tidak hanya menargetkan individu, tapi juga perusahaan. Pelaku bisa menyamar sebagai rekan kerja, mitra bisnis, atau perekrut palsu untuk mencuri data perusahaan. Oleh karena itu, organisasi juga perlu waspada dan mengambil langkah pencegahan berikut:
-
Edukasi Karyawan
Perusahaan sebaiknya rutin memberikan pelatihan tentang keamanan digital, termasuk cara mengenali phishing dan catphishing. Dengan pengetahuan yang cukup, karyawan bisa lebih sigap menghadapi ancaman. -
Menggunakan Sistem Keamanan Siber
Firewall, antivirus, serta sistem deteksi ancaman harus selalu diperbarui. Teknologi keamanan ini membantu menyaring aktivitas mencurigakan yang berpotensi membahayakan sistem perusahaan. -
Membatasi Akses Data
Tidak semua karyawan perlu memiliki akses penuh ke data penting perusahaan. Dengan membatasi akses, risiko kebocoran data akibat serangan catphishing bisa ditekan. -
Membangun Budaya Waspada
Karyawan perlu didorong untuk selalu melaporkan hal-hal yang mencurigakan. Misalnya, email dari alamat tidak dikenal atau pesan aneh dari akun rekan kerja yang terlihat palsu. Semakin cepat laporan dibuat, semakin cepat juga potensi ancaman bisa dicegah.
Catphishing adalah ancaman nyata di era digital saat ini. Modus ini menggabungkan tipu daya emosional dari catfishing dengan pencurian data khas phishing, menjadikannya lebih sulit dikenali dan lebih berbahaya.
Kehadiran AI generatif semakin memperkuat kejahatan ini, karena pelaku dapat membuat identitas palsu yang terlihat meyakinkan. Dampaknya tidak hanya ke individu, tetapi juga ke dunia profesional dan perusahaan.
Dengan mengenali ciri-cirinya, menjaga kewaspadaan, serta menerapkan tips pencegahan yang tepat, masyarakat dapat melindungi diri dari jebakan catphishing. Ingat, di dunia digital, jangan pernah mudah percaya, selalu cek kebenaran, dan jaga data pribadi Anda.