Mengenal LoraWAN: Teknologi Ideal untuk IoT & Blockchain


Ilustrasi Internet of Things 2

Ilustrasi Internet of Things

Dalam era digital yang semakin maju, konsep Internet of Things (IoT) telah menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi teknologi. Dengan jutaan perangkat terhubung yang mengumpulkan dan berbagi data, efisiensi operasional dan pengambilan keputusan berbasis data menjadi lebih mudah dan cepat. Di tengah perkembangan ini, LoRaWAN (Long-Range Wide-Area Network) muncul sebagai solusi unggulan untuk komunikasi jarak jauh dan berdaya rendah. Dikenal karena kemampuannya untuk menghubungkan ribuan perangkat IoT dalam jaringan yang luas, LoRaWAN menjadi pilihan ideal untuk berbagai aplikasi, mulai dari smart cities hingga smart farming

Namun, seiring dengan pertumbuhan penggunaan IoT, tantangan terkait keamanan dan transparansi data semakin meningkat. Di sinilah teknologi blockchain memasuki arena, menawarkan solusi yang menjanjikan untuk masalah-masalah tersebut. 

Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang LoRaWAN, keterkaitannya dengan IoT, dan bagaimana integrasi dengan blockchain dapat menciptakan ekosistem yang lebih aman dan efisien.

 

Pengertian dan Fungsi LoRaWAN

LoRaWAN adalah singkatan dari Long-Range Wide-Area Network, yang merupakan protokol jaringan berdaya rendah yang memanfaatkan teknologi modulasi radio LoRa. Protokol ini berfungsi untuk mengatur komunikasi antara perangkat end-node dan gateway, serta secara nirkabel menghubungkan perangkat tersebut ke internet.

Teknologi LoRa berfokus pada komunikasi nirkabel dengan jarak yang jauh dan konsumsi daya yang rendah, menjadikannya pilihan utama untuk berbagai aplikasi Internet of Things (IoT). LoRa, yang dikembangkan oleh Semtech, menawarkan transmisi data dalam jumlah kecil ke jarak yang jauh, sambil mengurangi interferensi yang mungkin terjadi. Infrastruktur nirkabel ini sangat cocok untuk aplikasi yang berkaitan dengan smart cities dan smart homes, serta untuk pemantauan lingkungan, penambangan bawah tanah, dan berbagai industri seperti pertanian, logistik, dan kesehatan.

 

Perangkat dan Komponen LoRaWAN

iot

Produk yang mendukung teknologi LoRaWAN mencakup berbagai perangkat lunak dan perangkat keras, seperti antena, papan pengembangan, sensor, teknologi sabuk pintar (WELT belts), dan mikrokontroler. Semua perangkat ini memungkinkan komunikasi nirkabel yang efisien melalui teknologi LoRaWAN. Adapun penjelasan singkat masing masing perangkat adalah sebagai berikut

  • Antena:
    • Komponen fisik yang memancarkan dan menerima sinyal radio.
    • Desain antena disesuaikan dengan lingkungan dan frekuensi yang digunakan.
    • Mempengaruhi jangkauan dan kualitas sinyal LoRaWAN.
  • Papan Pengembangan:
    • Platform fisik yang digunakan untuk mengembangkan dan menguji perangkat LoRaWAN.
    • Biasanya dilengkapi dengan mikrokontroler, sensor, dan modul LoRa.
    • Contoh: Arduino, Raspberry Pi dengan modul LoRa.
  • Sensor:
    • Perangkat yang mengukur berbagai parameter fisik atau lingkungan, seperti suhu, kelembaban, cahaya, gerakan, dll.
    • Data yang ditangkap oleh sensor kemudian dikirimkan ke gateway LoRaWAN melalui perangkat LoRa.
    • Contoh: Sensor suhu, sensor kelembaban, sensor gerakan.
  • Teknologi Sabuk Pintar:
    • Perangkat wearable yang menggabungkan sensor dan konektivitas LoRaWAN.
    • Digunakan untuk memantau kesehatan pengguna, seperti detak jantung, pernapasan, dan aktivitas fisik.
    • Data yang dikumpulkan dapat dianalisis untuk memberikan rekomendasi gaya hidup yang lebih sehat.
  • Mikrokontroler:
    • Otak dari perangkat LoRaWAN.
    • Mengontrol operasi perangkat, memproses data dari sensor, dan mengirimkan data ke gateway LoRaWAN.
    • Contoh: ESP32, STM32.

 

Bagaimana Cara Kerja LoRaWAN

Berikut adalah langkah-langkah umum tentang bagaimana LoRaWAN bekerja:

  1. Sensor Mengumpulkan Data: Sensor ditempatkan pada perangkat yang berfungsi untuk mengukur atau mendeteksi kondisi lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban atau tingkat polusi.
  2. Mikrokontroler Memproses Data: Setelah sensor menangkap data dari lingkungannya, mikrokontroler mengambil data tersebut. Mikrokontroler bertugas untuk memproses dan mengemas data ke dalam format yang bisa ditransmisikan melalui LoRaWAN.
  3. Modul LoRa Mengirim Data ke Gateway: Modul LoRa yang terhubung ke mikrokontroler mengirimkan data secara nirkabel menggunakan teknologi frekuensi radio jarak jauh (LoRa). Modul ini memancarkan data dalam bentuk paket yang ditujukan ke gateway LoRaWAN.
  4. Gateway LoRaWAN Menerima Data: Gateway berfungsi sebagai penghubung antara perangkat yang menggunakan LoRa dan jaringan internet. Gateway menerima data dari beberapa perangkat LoRa dan kemudian meneruskannya ke server jaringan yang terhubung melalui internet.
  5. Server Jaringan Memproses Data: Data yang diterima gateway dikirim ke server jaringan LoRaWAN. Di server ini, data diproses lebih lanjut, diatur, dan disimpan dalam cloud atau database untuk keperluan akses selanjutnya.
  6. Aplikasi atau Perangkat Lunak Mengakses Data: Aplikasi atau perangkat lunak yang terhubung ke server jaringan dapat mengakses dan menganalisis data yang disimpan. Data ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pemantauan lingkungan, pengelolaan energi atau optimasi proses industri.

Dengan kemampuan komunikasi jarak jauh dan konsumsi daya rendah, LoRaWAN sangat cocok untuk digunakan dalam aplikasi Internet of Things (IoT), terutama yang membutuhkan cakupan luas dan masa operasi baterai yang lama.

 

Perbedaan Utama antara LoRa dan LoRaWAN

iot

Untuk lebih memahami perbedaan antara LoRa dan LoRaWAN, berikut adalah beberapa poin kunci yang membedakan keduanya:

  1. Lapisan Protokol: LoRa adalah teknologi modulasi di lapisan fisik, sementara LoRaWAN adalah protokol komunikasi di lapisan jaringan.
  2. Fungsi: LoRa hanya mentransmisikan data dalam bentuk sinyal RF, sedangkan LoRaWAN bertanggung jawab untuk mengelola komunikasi di tingkat jaringan, termasuk keamanan dan manajemen perangkat.
  3. Cakupan Jaringan: LoRa dapat digunakan dalam jaringan tertutup, namun untuk penerapan global atau jaringan publik, LoRaWAN diperlukan.
  4. Skalabilitas: LoRaWAN dirancang untuk menangani ribuan hingga jutaan perangkat IoT di bawah satu jaringan, sementara LoRa lebih fokus pada transmisi data jarak jauh tanpa manajemen jaringan yang luas.

 

Cara Kerja LoRa dalam Pengiriman Data

Dalam pengiriman data IoT, LoRa menawarkan solusi canggih untuk mengatasi berbagai masalah modern seperti manajemen energi dan pelestarian sumber daya alam. Dalam ekosistem ini, perangkat IoT (disebut sebagai node LoRa) dilengkapi dengan sensor yang mengumpulkan data, seperti suhu, kelembapan atau tingkat polusi.

Data yang dikumpulkan oleh node kemudian dikemas oleh modul LoRa dan dikirimkan dalam bentuk paket sinyal RF ke gateway LoRaWAN. Gateway ini berfungsi sebagai jembatan antara perangkat LoRa dan jaringan cloud. Beberapa gateway dapat terhubung ke satu server pusat, yang bertugas mengelola jaringan, menyaring data duplikat, dan memverifikasi keamanan transmisi.

 

Keunggulan LoRa dan LoRaWAN

Salah satu alasan utama mengapa LoRa dan LoRaWAN menjadi pilihan utama dalam jaringan IoT adalah kemampuan mereka untuk menghubungkan ribuan perangkat IoT ke satu hotspot. Teknologi ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan WiFi yang memiliki jangkauan lebih terbatas. Selain itu, perangkat LoRa dapat beroperasi dengan baterai selama bertahun-tahun, menjadikannya ideal untuk perangkat yang sulit dijangkau atau yang tidak terhubung ke sumber daya listrik langsung.

Keunggulan lainnya adalah kemampuan komunikasi jarak jauh dari teknologi ini. LoRa memungkinkan perangkat IoT berkomunikasi hingga jarak 5 km di perkotaan dan hingga 15 km di pedesaan, asalkan kondisi lingkungan mendukung, seperti adanya garis pandang yang jelas. Meskipun dalam beberapa kasus, seperti di area perkotaan padat, jangkauan bisa terbatas menjadi sekitar 2 hingga 3 km, kemampuan LoRa untuk mentransmisikan sinyal melalui dinding dan rintangan tetap menjadi kelebihan besar.

Selain itu, konsumsi daya yang rendah merupakan fitur utama dari LoRa. Dengan daya yang sangat rendah, perangkat-perangkat yang menggunakan teknologi ini dapat beroperasi lebih lama dibandingkan teknologi komunikasi nirkabel lainnya.

 

Aplikasi dan Kegunaan LoRa

iot

LoRa memiliki banyak aplikasi dalam berbagai sektor industri. Beberapa contoh penggunaannya termasuk:

  • Smart City: Sensor LoRa dapat digunakan untuk mengelola infrastruktur kota pintar, seperti pemantauan parkir, pengelolaan sampah, dan lampu jalan pintar.
  • Pertanian: Sensor tanah dan cuaca berbasis LoRa dapat membantu petani memantau kondisi tanah dan iklim untuk meningkatkan hasil pertanian.
  • Pemantauan Lingkungan: Teknologi LoRa sangat cocok untuk memantau kondisi lingkungan di wilayah terpencil, seperti pengukuran kualitas udara dan air.
  • Manajemen Energi: LoRa dapat digunakan untuk memantau dan mengoptimalkan penggunaan energi di berbagai fasilitas, termasuk pabrik dan rumah tangga.

 

LoRa vs WiFi: Teknologi yang Berbeda untuk Kebutuhan Berbeda

Meskipun LoRa dan WiFi memiliki beberapa kesamaan dalam hal penggunaan untuk jaringan nirkabel, kedua teknologi ini melayani kebutuhan yang sangat berbeda. WiFi dirancang untuk mentransmisikan data dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi, namun dengan jangkauan yang terbatas. Di sisi lain, LoRaWAN fokus pada pengiriman data kecil dalam jarak jauh, menjadikannya ideal untuk perangkat IoT yang hanya membutuhkan komunikasi sporadis namun andal.

Selain itu, LoRa beroperasi pada frekuensi sub-Gigahertz, yang berarti bahwa sinyalnya lebih mampu menembus rintangan seperti dinding atau bangunan. Namun, sinyal tersebut bisa terhalang atau dipantulkan oleh objek tertentu, yang kadang-kadang menyebabkan penurunan jangkauan, terutama di lingkungan perkotaan yang padat.

 

LoRaWAN Gateway

LoRaWAN gateway adalah perangkat kecil yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat IoT dan cloud, mirip dengan router WiFi. Gateway ini dilengkapi dengan teknologi dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjembatani komunikasi antara end node dan jaringan. LoRaWAN gateway berfungsi sebagai titik koneksi yang menerima sinyal dari node akhir dan mengirimkan informasi tersebut ke server jaringan.

Gateway LoRaWAN yang mendukung jaringan Helium, yang merupakan jaringan LoRaWAN terbesar di dunia, biasanya digunakan untuk mentransfer data sensor dari perangkat listrik ke cloud. Penggunaan LoRaWAN gateway sangat berguna untuk membangun implementasi jaringan yang dapat mengakomodasi perangkat listrik di lokasi-lokasi di mana teknologi jaringan lain mungkin tidak memadai.

Secara keseluruhan, LoRaWAN gateway menerima sinyal RF yang telah dimodulasi dari end node yang berada dalam jangkauannya dan kemudian meneruskan pesan data tersebut ke server jaringan LoRaWAN (LNS) melalui sambungan IP backbone. Dengan cara ini, jaringan dapat berfungsi secara efisien dan terintegrasi dalam ekosistem IoT yang lebih luas.

Kelebihan LoRaWAN dalam Ekosistem IoT

  • Jarak Jangkauan Luas: LoRaWAN mampu menjangkau area yang sangat luas dengan konsumsi daya yang rendah. Ini sangat ideal untuk perangkat IoT yang ditempatkan di area terpencil atau sulit dijangkau.
  • Daya Tahan Baterai: Teknologi ini dirancang untuk perangkat dengan daya rendah, sehingga perangkat IoT dapat beroperasi dalam jangka waktu lama tanpa perlu sering mengganti baterai. Misalnya, sensor suhu atau kelembapan dapat mengirimkan data setiap beberapa menit atau bahkan jam, tanpa menguras baterai
  • Penetrasi Bangunan yang Baik: Sinyal LoRaWAN dapat menembus dinding dan struktur fisik lainnya dengan baik, membuatnya sangat cocok untuk aplikasi indoor dan outdoor.
  • Keamanan: LoRaWAN memiliki lapisan keamanan yang kuat, termasuk enkripsi data dan otentikasi perangkat, untuk melindungi data yang dikirimkan.
  • Mendukung banyak perangkat: Salah satu keuntungan terbesar dari LoRaWAN adalah kemampuannya untuk mendukung banyak perangkat dalam satu jaringan. Hal ini memungkinkan ribuan perangkat IoT terhubung ke satu gateway. Keunggulan ini sangat penting untuk aplikasi seperti smart cities, di mana banyak sensor dan perangkat perlu beroperasi dalam satu area geografis yang padat.

 

Penggunaan LoRaWAN di Berbagai Sektor

LoRaWAN memiliki aplikasi luas di berbagai sektor, antara lain:

  1. Smart Farming: Di sektor pertanian, teknologi ini digunakan untuk memantau kondisi tanah, kelembapan dan suhu. Petani dapat menggunakan data ini untuk mengoptimalkan irigasi dan penggunaan pupuk, meningkatkan hasil panen dengan efisiensi yang lebih baik.
  2. Pemantauan Lingkungan: LoRaWAN juga digunakan untuk memantau kualitas udara dan air, memungkinkan deteksi dini polusi dan peringatan kepada masyarakat. Sensor yang terhubung dapat memberikan data real-time yang sangat berguna bagi pihak berwenang.
  3. Smart Cities: Dalam konteks smart cities, LoRaWAN mendukung berbagai aplikasi seperti pengelolaan parkir, pencahayaan pintar, dan pengelolaan limbah. Dengan menghubungkan berbagai sistem ke jaringan yang sama, kota-kota dapat beroperasi dengan lebih efisien.
  4. Kesehatan: Di bidang kesehatan, perangkat IoT berbasis LoRaWAN digunakan untuk memantau pasien dari jarak jauh, mengirimkan data vital ke penyedia layanan kesehatan untuk analisis lebih lanjut.

 

Integrasi LoRaWAN dan Blockchain

blockchain

Salah satu perkembangan menarik dalam dunia teknologi adalah integrasi antara LoRaWAN dan blockchain. Penggunaan blockchain dalam konteks IoT, terutama perangkat perangkat IoT yang dihubungkan dengan LoRaWAN, menawarkan banyak keuntungan yang menjanjikan yaitu:

  • Keamanan Data: Salah satu tantangan utama dalam implementasi IoT adalah keamanan data. Banyak perangkat IoT berpotensi rentan terhadap serangan siber, terutama ketika data sensitif dikirimkan melalui jaringan. Blockchain, dengan sifatnya yang desentralisasi dan tidak dapat diubah, dapat memberikan tingkat keamanan tambahan. Dengan menyimpan data dari perangkat IoT di dalam blockchain, informasi dapat diamankan dan diakses hanya oleh pihak yang berwenang.
  • Otentikasi Perangkat: Blockchain dapat digunakan untuk mengautentikasi perangkat IoT yang terhubung ke jaringan LoRaWAN. Setiap perangkat dapat diberikan identitas unik yang tercatat di blockchain, memastikan bahwa hanya perangkat yang terdaftar yang dapat mengirim dan menerima data. Ini membantu mengurangi risiko perangkat jahat yang berusaha mengakses jaringan.
  • Transparansi dan Auditabilitas: Dengan menyimpan semua transaksi data di blockchain, pengguna dapat melacak asal-usul data dan memverifikasi keasliannya. Ini sangat penting dalam aplikasi yang memerlukan transparansi tinggi, seperti rantai pasokan atau pemantauan lingkungan.
  • Pembayaran Mikro: Integrasi LoRaWAN dan blockchain juga membuka peluang untuk pembayaran mikro. Dengan kemampuan untuk memproses transaksi kecil secara efisien, perangkat IoT dapat beroperasi secara mandiri, menghasilkan pendapatan dari data yang dikumpulkan atau layanan yang ditawarkan. Misalnya, sensor yang memantau kualitas udara dapat memberikan data kepada pihak ketiga dengan imbalan pembayaran, yang dapat dicatat secara otomatis di dalam blockchain.

 

Tantangan dalam Integrasi LoRaWAN dan Blockchain

Meskipun terdapat banyak manfaat, ada beberapa tantangan dalam mengintegrasikan LoRaWAN dengan blockchain:

  1. Keterbatasan Bandwidth: LoRaWAN dirancang untuk mengirimkan data dalam jumlah kecil, sementara blockchain memerlukan kapasitas penyimpanan untuk transaksi. Mengelola volume data yang lebih besar mungkin menjadi tantangan.
  2. Kompleksitas Sistem: Integrasi dua teknologi ini dapat menambah kompleksitas sistem. Memastikan bahwa perangkat dapat berkomunikasi dengan baik melalui LoRaWAN dan blockchain memerlukan perencanaan dan desain yang matang.
  3. Biaya Implementasi: Meskipun biaya perangkat LoRaWAN cukup rendah, penerapan sistem blockchain mungkin memerlukan investasi yang lebih besar, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak.

 

Contoh Implementasi LoRaWAN dan Blockchain

Beberapa perusahaan dan proyek telah mulai mengeksplorasi integrasi IoT LoRaWAN dan blockchain:

  1. Chaineum: Perusahaan ini mengembangkan solusi untuk menghubungkan perangkat IoT dengan blockchain untuk meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan. Dengan menggunakan LoRaWAN untuk mengumpulkan data dari sensor di lokasi pertanian, data tersebut kemudian dicatat di blockchain untuk memastikan bahwa produk yang sampai ke konsumen adalah asli dan berkelanjutan.
  2. Filament: Filament menggunakan teknologi LoRaWAN untuk menghubungkan perangkat IoT dengan jaringan blockchain, memungkinkan transaksi data yang aman dan transparan. Model bisnis mereka fokus pada menciptakan ekosistem di mana perangkat dapat beroperasi secara independen dan menghasilkan nilai ekonomi.
  3. Helium: Jaringan Helium adalah jaringan LoRaWAN terbesar di dunia, dan terus berkembang pesat. Saat ini proyek Helium telah membangun jaringan LoRaWAN berbasis komunitas dan memanfaatkan blockchain untuk menciptakan insentif bagi pengguna yang menyediakan hotspot. Dengan cara ini, pengguna dapat mendapatkan imbalan dalam bentuk token cryptocurrency untuk mendukung jaringan LoRaWAN Helium.

Demikianlah informasi menarik seputar jaringan LoRaWAN, dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih cerdas dan terhubung, integrasi antara LoRaWAN dan blockchain menawarkan peluang yang sangat menarik. Dengan kemampuan LoRaWAN untuk menghubungkan berbagai perangkat IoT secara efisien dan teknologi blockchain yang memberikan keamanan serta transparansi, kita dapat mengatasi banyak tantangan yang dihadapi dalam ekosistem IoT saat ini. 

Implementasi kedua teknologi ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan dalam pengiriman data tetapi juga memungkinkan inovasi dalam model bisnis yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan. Seiring berkembangnya adopsi LoRaWAN dan blockchain, kita berpeluang untuk melihat bagaimana kedua teknologi ini saling melengkapi, mendorong terciptanya solusi baru yang dapat mengubah cara kita hidup dan bekerja. Dengan demikian, masa depan IoT yang lebih aman, efisien, dan terhubung semakin dekat dalam jangkauan kita.


Bagikan artikel ini

Video Terkait