Strategi Ampuh Bangun SOC Internal 24/7 yang Tangguh
- Rita Puspita Sari
- •
- 16 jam yang lalu

Ilustrasi Data Protection
Bayangkan ini: perusahaan Anda sedang tutup karena libur panjang. Sementara tim sedang bersantai bersama keluarga, para peretas justru sibuk menembus jaringan Anda. Ini bukanlah skenario fiksi—fakta menunjukkan bahwa pelaku kejahatan siber lebih suka menyerang saat jam-jam tidak aktif, seperti malam hari, akhir pekan, atau hari libur nasional. Di saat personel keamanan terbatas, waktu respons terhadap insiden akan melambat, dan dampak serangan bisa membesar sebelum tertangani.
Kejadian nyata seperti serangan siber yang menimpa Marks & Spencer saat libur Paskah menunjukkan bahwa kurangnya kesiapan saat off-hours bisa berdampak signifikan pada bisnis. Untuk itu, membentuk SOC (Security Operations Center) yang aktif selama 24/7 menjadi langkah strategis guna melindungi perusahaan dari ancaman yang tak kenal waktu.
Lalu, bagaimana cara membangun SOC yang efisien, berkelanjutan, dan tidak menguras sumber daya? Dilansir dari TheHackerNews.com, enam langkah praktis berikut ini siap menjadi panduan strategis untuk menjawab tantangan tersebut
1. Bangun Fondasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Organisasi
Membangun SOC internal bukan hanya soal menyiapkan ruangan dan mengisi meja dengan monitor. Hal paling mendasar justru dimulai dari pertanyaan berikut: Apa tujuan keamanan siber organisasi Anda?
Setiap organisasi punya kebutuhan yang berbeda. Misalnya:
- Industri kesehatan harus patuh pada standar perlindungan data pasien (HIPAA).
- Ritel akan lebih memperhatikan kepatuhan terhadap PCI DSS demi menjaga data transaksi pelanggan.
- Startup teknologi mungkin lebih menekankan kecepatan deteksi dan fleksibilitas mitigasi.
Langkah awal:
- Identifikasi aset penting yang perlu diamankan.
- Buat strategi keamanan berbasis risiko.
- Tentukan apakah SOC akan dikelola secara internal, hybrid, atau outsourcing.
Jika Anda ingin efisiensi biaya sekaligus daya tanggap tinggi, gunakan teknologi AI dan otomatisasi untuk mendukung tim kecil dalam melakukan deteksi dan mitigasi cepat.
Tips:
- Gunakan risk-based approach alih-alih pendekatan yang terlalu luas dan mahal.
- Libatkan pemangku kepentingan lintas departemen (TI, legal, operasional) sejak awal untuk merancang cakupan SOC yang realistis.
2. Bentuk dan Latih Tim SOC yang Solid
Salah satu kekuatan utama SOC adalah manusianya. Meskipun teknologi dan AI bisa banyak membantu, manusia tetap menjadi pengambil keputusan akhir. Untuk itu, bentuk tim dengan struktur jelas:
- Tier 1: Menyaring peringatan (alert), menyortir data awal.
- Tier 2: Melakukan investigasi mendalam dan eksekusi respons.
- Tier 3: Melakukan perburuan ancaman (threat hunting) dan pengembangan strategi jangka panjang.
Jika Anda tidak memiliki cukup SDM, model dua tingkat juga dapat digunakan asalkan:
- Ada prosedur yang matang.
- Dukungan alat otomatisasi sudah optimal.
Tips:
- Rekrut dari dalam organisasi terlebih dahulu; mereka lebih paham konteks internal.
- Sediakan pelatihan dan sertifikasi (contoh: CompTIA Security+, GCIA, OSCP).
- Ajari penggunaan AI dan SOAR (Security Orchestration, Automation, and Response) untuk mengurangi beban kerja manual.
3. Atur Jadwal Shift untuk Mencegah Burnout
SOC 24/7 berarti bekerja sepanjang waktu, dan itu melelahkan. Tanpa manajemen shift yang baik, para analis bisa mengalami burnout, berujung pada human error—yang justru memperbesar risiko.
Saran terbaik:
- Terapkan sistem kerja 4 hari kerja, 4 hari libur, atau shift 8–12 jam.
- Rekrut lebih banyak orang dari jumlah minimum ideal agar ada cadangan.
Trik Efektif:
- Rotasi tugas: Misalnya, hari ini menangani alert, besok bantu perbarui playbook, lusa jadi hunter.
- Protokol serah terima shift: Pastikan informasi tidak hilang saat perpindahan shift.
- Otomatiskan tugas repetitif seperti triase phishing dan analisis log.
Jangan lupakan aspek humanis:
- Terapkan program kesejahteraan karyawan.
- Berikan cuti rutin dan fleksibilitas waktu.
- Sediakan ruang curhat atau feedback anonim.
4. Pilih Alat yang Tepat: AI adalah Kawan
Banyak organisasi terjebak membeli alat mahal tanpa melihat kecocokannya. Padahal, alat seperti SIEM (Security Information and Event Management) atau SOAR membutuhkan konfigurasi kompleks dan biaya tinggi, apalagi jika berada di lingkungan multi-cloud.
Tips Memilih Alat:
- Lakukan proof-of-concept (PoC) sebelum membeli.
- Evaluasi biaya per log, waktu integrasi, dan jumlah false positive.
- Pertimbangkan solusi berbasis AI seperti:
- Deteksi otomatis.
- Respon otomatis/semi-otomatis.
- Tidak perlu pemeliharaan besar.
- Terintegrasi langsung dengan infrastruktur organisasi.
Catatan:
AI memang membantu, tapi tetap butuh "campur tangan manusia" untuk tuning, pelatihan model, dan pengawasan berkelanjutan.
5. Bangun Budaya Pembelajaran dan Simulasi Keamanan
Insiden keamanan bisa jadi pelajaran terbaik. Jangan jadikan kesalahan sebagai kambing hitam, melainkan sebagai momentum pembelajaran tim.
Langkah Nyata:
- Buat repository internal untuk dokumentasi insiden dan pelajaran yang bisa diambil.
- Sponsori pelatihan dan sertifikasi secara rutin.
- Adakan simulasi keamanan seperti:
- Red team vs blue team (serangan vs pertahanan).
- Tabletop exercise bersama manajemen.
Melibatkan pihak eksternal seperti tim legal dan komunikasi juga penting. Mereka harus siap mendampingi jika terjadi kebocoran data yang perlu dikomunikasikan ke publik atau regulator.
6. Tentukan Indikator Kinerja & Tata Kelola SOC
Membangun SOC tidak cukup hanya dengan kerja keras—harus terukur dan dievaluasi. Buat metrik performa utama:
- MTTD (Mean Time to Detect): Semakin cepat mendeteksi, semakin kecil potensi kerugian.
- MTTR (Mean Time to Respond): Semakin cepat merespons, semakin minim dampak kerusakan.
- False positive rate: Terlalu banyak alert palsu akan membuat analis kewalahan dan mengabaikan ancaman nyata.
Tips Pelaporan:
- Gunakan dashboard real-time yang mudah dimengerti.
- Buat laporan bulanan lengkap dengan visualisasi untuk eksekutif.
- Evaluasi juga kesejahteraan tim, tidak hanya angka teknis.
- Keseimbangan antara kinerja teknis dan kondisi psikologis tim adalah kunci jangka panjang keberhasilan SOC 24/7.
Sinergi Manusia, Proses, dan AI adalah Kunci SOC 24/7
Membangun SOC internal 24/7 yang efektif bukan hanya urusan teknologi. Anda perlu menciptakan ekosistem yang menyatukan:
- Tim manusia yang kompeten,
- Proses kerja yang efisien dan terstruktur,
- Teknologi AI yang cerdas dan terotomatisasi, serta
- Alat yang terintegrasi dan adaptif terhadap kebutuhan organisasi.
Ingat, peretas tidak pernah tidur dan dengan SOC 24/7 yang kuat, Anda pun tak perlu khawatir ketika malam tiba.
Dengan keenam langkah ini, Anda dapat membangun SOC internal 24/7 yang tidak hanya tahan banting terhadap serangan siber, tetapi juga efisien, manusiawi, dan berkelanjutan. Jangan tunda lagi, karena ancaman siber tidak menunggu Anda siap.