Kebakaran Daejeon: 858TB Data Pemerintah Korea Mungkin Hilang


Ilustrasi Kebakaran Data Center

Ilustrasi Kebakaran Data Center

Tragedi kebakaran di pusat data nasional Korea Selatan baru-baru ini mengguncang dunia digital. Insiden yang terjadi di Pusat Data Layanan Sumber Daya Informasi Nasional (NIRS) di Daejeon ini tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga kehilangan data dalam skala yang luar biasa besar. Pemerintah Korea Selatan kemungkinan telah kehilangan sekitar 858 terabyte (TB) data penting secara permanen, setelah sistem penyimpanan utama hangus dalam kebakaran tersebut.

 
Pusat Data Pemerintah Terbakar, Ribuan Sistem Lumpuh

Kebakaran terjadi pada 26 September 2025, dan menurut laporan dari Data Center Dynamics (DCD), penyebab awalnya diduga berasal dari baterai yang meledak. Akibatnya, sejumlah besar sistem digital pemerintahan tidak bisa diakses. Pusat data NIRS sendiri berfungsi sebagai “otak digital” dari berbagai lembaga pemerintah Korea Selatan — mulai dari layanan publik, data pegawai, hingga dokumen administratif negara.

Salah satu korban terbesar dari kebakaran ini adalah G-Drive, platform penyimpanan internal milik pemerintah Korea Selatan yang digunakan oleh para pegawai negeri untuk menyimpan dokumen kerja. G-Drive bukan produk Google, melainkan sistem “Government Drive” yang disediakan khusus untuk instansi pemerintahan.

Setiap pegawai negeri mendapat kapasitas penyimpanan sebesar 30GB di G-Drive, dan ribuan dokumen penting disimpan di sana setiap harinya. Namun, laporan dari media lokal The Chosun menyebutkan bahwa G-Drive merupakan salah satu dari 96 sistem yang rusak total dalam kebakaran, dan yang lebih fatal — tidak memiliki sistem cadangan (backup).

 
Tanpa Backup, Mungkin Data Hilang Selamanya

Seorang pejabat anonim mengatakan kepada The Chosun,

“G-Drive tidak memiliki sistem backup karena kapasitasnya terlalu besar.”
Sementara 95 sistem lain masih bisa diselamatkan berkat cadangan online maupun offline, G-Drive tidak memiliki perlindungan serupa. Artinya, data yang hilang kemungkinan tidak akan bisa dipulihkan sama sekali.

Akibatnya, sejumlah kementerian dan lembaga yang bergantung pada G-Drive kini terhenti total. Seorang sumber dari Kementerian Manajemen Kepegawaian mengungkapkan bahwa seluruh aktivitas kerja terhenti karena semua materi pekerjaan disimpan di G-Drive. “Kegiatan operasional praktis berhenti total,” ujarnya.

 
Pemulihan yang Lambat dan Penuh Tantangan

Pemerintah berusaha keras untuk memulihkan layanan digital. Namun, hingga beberapa hari setelah kejadian, baru 115 dari 647 jaringan terdampak berhasil dipulihkan atau sekitar 17,8 persen saja. Pemulihan penuh diperkirakan akan memakan waktu setidaknya satu bulan.

Untuk menjaga agar layanan publik tetap berjalan, pemerintah menyediakan sistem sementara bagi sektor vital. Namun, proses ini berjalan lambat dan banyak pegawai yang kesulitan mengakses data atau melanjutkan pekerjaan mereka seperti biasa.

Selain itu, pihak kepolisian Korea Selatan telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam kelalaian profesional yang menyebabkan kebakaran. Penyelidikan masih terus berlangsung untuk memastikan penyebab pasti dan siapa yang harus bertanggung jawab.

 
Tragedi Tambahan: Pejabat Digital Meninggal Dunia

Di tengah proses pemulihan, publik Korea Selatan dikejutkan dengan berita duka. Seorang pejabat senior berusia 56 tahun yang bertanggung jawab atas proyek pemulihan pusat data ditemukan tewas setelah melompat dari gedung di kompleks pemerintahan Kota Sejong pada 3 Oktober.

Menurut laporan The Dong-A Ilbo, korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun meninggal tidak lama kemudian. Ponselnya ditemukan di area merokok lantai 15 gedung, dan diduga kuat ia mengalami tekanan psikologis berat terkait beban kerja pemulihan pusat data.

Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan menyatakan bahwa korban tidak terkait langsung dengan penyelidikan polisi atas kebakaran. Namun, kemungkinan kelelahan kerja (overwork) diduga menjadi salah satu penyebab tragis kematian tersebut.

 
Peringatan Keras bagi Keamanan Digital Nasional

Insiden kebakaran ini menjadi peringatan keras bagi keamanan digital dan kesiapan bencana di sektor publik. Hilangnya ratusan terabyte data pemerintahan bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga ancaman serius terhadap kelancaran layanan publik dan transparansi administrasi negara.

Para pakar menilai, hilangnya sistem sebesar G-Drive tanpa backup adalah bentuk kelalaian besar dalam manajemen data nasional. Di era digital yang sangat bergantung pada penyimpanan cloud, kehilangan data sebesar itu bisa berarti hilangnya catatan berharga selama bertahun-tahun, termasuk laporan keuangan, arsip proyek, hingga dokumen hukum penting.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait