Rocket Lab Sukses Luncurkan Satelit Capella ke Orbit Bumi


Ilustrasi Satelit

Ilustrasi Satelit

Rocket Lab USA, Inc (Nasdaq: RKLB), atau lebih dikenal sebagai "Rocket Lab," merupakan perusahaan yang memimpin secara global dalam bidang layanan peluncuran dan sistem luar angkasa. Baru-baru ini, berhasil meluncurkan misi roket Electron yang ke-52, yang membawa satu satelit menuju orbit rendah Bumi untuk Capella Space (Capella).

Misi yang dinamai "A Sky Full of SARs" ini dirancang untuk mendemonstrasikan kemampuan synthetic aperture radar (SAR) dari pesawat ruang angkasa milik Capella. Peluncuran dilakukan pada pukul 01:18 pagi waktu Selandia Baru, tepatnya pada tanggal 12 Agustus, dari Kompleks Peluncuran 1 yang merupakan fasilitas peluncuran pribadi Rocket Lab yang terletak di Semenanjung Mahia, Selandia Baru.

Dalam misi ini, satelit SAR generasi ketiga dari Capella, yang disebut Acadia, berhasil diluncurkan ke orbit rendah Bumi pada ketinggian sekitar 615 km. Selain menyediakan layanan peluncuran, Rocket Lab juga menyediakan fairing khusus yang diperpanjang pada roket Electron untuk melindungi muatan selama peluncuran, hingga akhirnya satelit Capella dikerahkan ke luar angkasa menggunakan sistem pemisahan yang diproduksi oleh Rocket Lab.

Peluncuran ini merupakan yang kelima kalinya dilakukan Rocket Lab untuk Capella, sejak pertama kali mereka bekerja sama dalam misi pada Agustus 2020. Misi pertama tersebut, yang dinamai "I Can't Believe It's Not Optical," juga diluncurkan dari Kompleks Peluncuran 1, dengan tujuan untuk mengorbitkan satelit pertama dalam konstelasi SAR Capella. Sejak saat itu, beberapa misi sukses lainnya telah dilakukan, termasuk misi "Stronger Together" yang diluncurkan dari Kompleks Peluncuran 2 Rocket Lab di Wallops Island, Virginia, pada bulan Maret 2023. Misi lain yang juga sukses adalah "We Love The Nightlife," yang diluncurkan dari Kompleks Peluncuran 1 di Selandia Baru lima bulan kemudian, yakni pada Agustus 2023.

Peter Beck, Pendiri dan CEO Rocket Lab, menyampaikan bahwa Electron telah menjadi kendaraan peluncur yang sangat andal dalam membangun konstelasi satelit. Electron mampu memberikan penempatan yang tepat dan dedikasi pada orbit yang unik, memungkinkan operator satelit seperti Capella untuk terus memperluas konstelasi mereka sesuai kebutuhan, kapan pun dan di mana pun diperlukan. Beck juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap tim Rocket Lab yang telah berhasil menyelesaikan misi terbaru ini untuk Capella, serta keberhasilan mereka menyelesaikan sembilan misi sepanjang tahun ini seiring dengan peningkatan frekuensi peluncuran Electron. Beck menyebutkan bahwa dengan banyaknya misi yang telah dijadwalkan untuk beberapa minggu dan bulan ke depan, Rocket Lab bersiap untuk mencatatkan tahun peluncuran tersibuk mereka pada tahun 2024.

Jadwal peluncuran misi Electron berikutnya dari Rocket Lab akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Selain itu, Rocket Lab juga baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh sepuluh kontrak peluncuran dengan perusahaan observasi Bumi asal Jepang, Synspective. Dua dari peluncuran tersebut merupakan tambahan dari kontrak yang sudah dipesan dan dijadwalkan untuk diluncurkan dengan Electron pada tahun ini. Beberapa operator satelit lain yang juga dijadwalkan untuk diluncurkan tahun ini di bawah kontrak multi-peluncuran yang sudah ada dengan Rocket Lab, termasuk perusahaan intelijen berbasis ruang angkasa BlackSky dan perusahaan Internet-of-Things (IoT) asal Prancis, Kinéis.

Rocket Lab sendiri didirikan pada tahun 2006 dan kini telah menjadi perusahaan antariksa yang terintegrasi secara penuh, dengan rekam jejak keberhasilan misi yang mengesankan. Perusahaan ini menyediakan layanan peluncuran yang andal, pembuatan satelit, komponen pesawat ruang angkasa, serta solusi manajemen di orbit yang menjadikan akses ke luar angkasa lebih cepat, mudah, dan terjangkau. Berkantor pusat di Long Beach, California, Rocket Lab merancang dan memproduksi kendaraan peluncur orbital kecil Electron, serta serangkaian pesawat ruang angkasa yang telah teruji dalam penerbangan. Saat ini, perusahaan juga sedang mengembangkan kendaraan peluncur yang lebih besar, yakni Neutron, untuk penyebaran konstelasi satelit.

Sejak peluncuran orbital pertama Electron pada Januari 2018, Rocket Lab telah menjadi penyedia layanan peluncuran yang paling sering digunakan di Amerika Serikat. Electron telah mengantarkan 192 satelit ke orbit untuk berbagai organisasi, baik dari sektor publik maupun swasta, yang mendukung berbagai operasi seperti keamanan nasional, penelitian ilmiah, mitigasi puing-puing ruang angkasa, pengamatan Bumi, pemantauan iklim, dan komunikasi. Pesawat ruang angkasa Rocket Lab juga telah dipilih untuk mendukung misi NASA ke Bulan dan Mars, serta misi komersial swasta pertama ke Venus. Rocket Lab mengoperasikan tiga landasan peluncuran yang tersebar di dua lokasi, yakni dua landasan peluncuran di Selandia Baru dan satu lagi di Virginia, Amerika Serikat. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web resmi Rocket Lab di www.rocketlabusa.com.


Bagikan artikel ini

Video Terkait