Stoke Space Rencanakan Peluncuran Perdana Roket Nova Tahun 2025


Ilustrasi Rocket

Ilustrasi Rocket

Stoke Space, perusahaan rintisan yang baru berusia lima tahun, memiliki ambisi besar. Perusahaan ini tengah menciptakan gebrakan dengan rencananya untuk mengembangkan roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali, baik untuk tahap pemacu maupun tahap kedua  kembali ke Bumi secara vertikal.

Sejak setahun yang lalu AS telah memberikan dukungan yang besar kepada Stoke bersama tiga perusahaan rintisan lainnya berupa akses ke landasan peluncuran di Stasiun Angkatan Antariksa Cape Canaveral, Florida. Stoke berencana untuk merenovasi Kompleks Peluncuran 14 (LC-14), yang memiliki sejarah penting sebagai tempat peluncuran misi John Glenn dan beberapa program NASA lainnya, dengan target peluncuran perdana pada tahun 2025.

Rencana utama Stoke adalah Nova, roket dua tahap yang dirancang agar kedua tahapnya dapat kembali ke Bumi dan mendarat secara vertikal. Hanya ada satu roket lain yang saat ini sedang dikembangkan dengan tujuan penggunaan ulang sepenuhnya, yaitu Starship milik SpaceX. Menurut Stoke, upper stage yang dapat digunakan kembali akan membuka peluang yang luar biasa, seperti kemampuan untuk mengembalikan kargo dari orbit, mendarat di mana saja di Bumi, dan secara signifikan menurunkan biaya peluncuran.

Namun, sebelum semua ini bisa diwujudkan, Angkatan Antariksa harus menyelesaikan “environmental assessment” untuk menilai bagaimana rencana peluncuran berulang akan memengaruhi ekosistem setempat. Penilaian ini diwajibkan oleh undang-undang federal dan sering memakan waktu berbulan-bulan. Di sisi positifnya, penilaian ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang rencana operasional perusahaan.

Meskipun tujuan Stoke sangat ambisius, rancangan environmental assessment untuk landasan peluncuran menunjukkan bahwa ekspektasi untuk mengembalikan pemacu pada peluncuran pertama mungkin tidak realistis. Penilaian tersebut tidak mencakup operasi penggunaan ulang, melainkan hanya misi dengan Nova yang terbang dalam konfigurasi sekali pakai. Dokumen yang dirilis bulan lalu ini menggambarkan pendekatan bertahap yang dilakukan oleh Stoke, dengan Fase 1 melibatkan peluncuran kendaraan sekali pakai pada frekuensi yang relatif rendah. Fase 2, yang akan memerlukan analisis lingkungan tambahan dan tidak tercakup dalam dokumen ini, akan mencakup pengoperasian roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali.

Sebagai langkah awal, Stoke mencari izin untuk melakukan sekitar dua peluncuran pada tahun depan, tahun pertama operasinya, dengan proyeksi mencapai maksimum 10 peluncuran per tahun. Stoke juga melaporkan bahwa Nova mampu membawa hingga 7.000 kilogram ke orbit rendah Bumi, kapasitas maksimum ketika roket tidak dirancang untuk digunakan kembali.

Seorang sumber yang mengetahui rencana Stoke menyatakan bahwa perusahaan tidak berniat mengejar aspek penggunaan ulang Nova sampai mereka berhasil menunjukkan kemampuan reguler dalam mengirimkan muatan ke orbit. Pendekatan bertahap ini memang selalu menjadi bagian dari peta jalan internal perusahaan.

Pendekatan bertahap seperti ini bukanlah hal baru: SpaceX, yang sekarang menjadi raksasa dalam industri peluncuran global, pertama kali meluncurkan roket Falcon 9 pada tahun 2010, tetapi baru pada tahun 2015 berhasil mengembalikan pemacunya ke Bumi. Stoke tampaknya mengikuti jejak serupa, meskipun dokumen tersebut belum menetapkan tanggal kapan perusahaan akan mulai menguji teknologi penggunaan ulang.

Meskipun masih belum ada kepastian kapan penerbangan yang dapat digunakan kembali akan dimulai di Cape Canaveral, Stoke telah sibuk menguji tahap kedua Nova melalui serangkaian uji "hop" di fasilitas mereka di Washington. CEO Stoke, Andy Lapsa, dalam sebuah podcast baru-baru ini, menjelaskan bahwa perusahaan memulai pengembangan tahap kedua terlebih dahulu karena tidak ada panduan yang jelas untuk penggunaan ulang tahap kedua. Namun, karena desain tahap roket sangat ketat, mereka harus memahami parameter tahap kedua sebelum merancang pemacu.

"Seluruh kendaraan, dari sisi teknis, harus dirancang dengan mempertimbangkan kondisi akhir," kata Lapsa. "Semua yang telah kami lakukan sejak awal hingga hari ini adalah merancang arsitektur dengan tujuan akhir tersebut."

Setelah teknologi penggunaan ulang dikembangkan sepenuhnya, Angkatan Antariksa akan melakukan analisis lingkungan tambahan untuk mempertimbangkan dampak dari pendaratan di zona pendaratan dekat landasan, di atas tongkang di laut, atau di lokasi lain. Proses ini, tergantung pada kompleksitasnya, bisa memakan waktu enam bulan atau lebih.

Namun, Stoke siap untuk beralih ke fase kedua. Lapsa mengatakan dalam podcast tersebut, “Begitu kami mencapai orbit, fokus kami sepenuhnya akan beralih ke bagaimana kami bisa kembali turun. Setelah kami menunjukkan bahwa kami bisa kembali, maka fokus berikutnya adalah memastikan teknologi itu bisa digunakan kembali."


Bagikan artikel ini

Video Terkait