UNY Kembangkan IoT untuk Penyiraman Otomatis di Pertanian Bantul


Smart Farming

Smart Farming

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terus berinovasi dalam bidang teknologi pertanian untuk mendukung modernisasi sektor tersebut. Salah satu inisiatif terbaru mereka adalah pengembangan sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis Internet of Things (IoT), yang kini mulai diperkenalkan kepada para petani di Bantul, khususnya anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar I di Ngentak, Bangunjiwo, Kasihan.

Sistem ini menggunakan sensor, aktuator, dan koneksi internet untuk memantau kondisi tanah, kelembaban udara, serta intensitas cahaya matahari secara real-time. Dengan bantuan teknologi ini, para petani dapat mengatur jadwal penyiraman secara otomatis sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini diungkapkan oleh Sarwo Pranoto, dosen Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY, yang memimpin pendampingan bagi para petani dalam proyek ini.

“Melalui sistem ini, petani dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses penyiraman tanaman, sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan air. Efisiensi ini sangat penting untuk keberlanjutan sumber daya alam di era pertanian modern,” jelas Sarwo, Minggu (22/9/2024).

Kegiatan pengabdian masyarakat (PkM) ini digagas oleh Departemen Pendidikan Teknik Elektro dan Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana, Fakultas Teknik UNY, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sistem ini diharapkan mampu meringankan beban petani, memungkinkan mereka lebih fokus pada pengelolaan hasil panen dan inovasi produk tanpa terganggu oleh kegiatan penyiraman yang seringkali memakan waktu dan tenaga.

Rustam Asnawi, Sekretaris Tim PkM UNY, menambahkan bahwa sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT ini juga didukung oleh energi baru terbarukan, menjadikannya solusi inovatif untuk pertanian modern yang lebih efisien dan berkelanjutan. “Dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya alam secara optimal, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif dan ramah lingkungan,” kata Rustam.

Selain teknologi penyiraman otomatis, UNY juga memberikan pelatihan pengolahan hasil panen, salah satunya adalah pengolahan cabai menjadi sambal kemasan. Dosen Departemen Pendidikan Tata Boga UNY, Nani Ratnaningsih, memberikan pelatihan ini kepada para petani untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil pertanian mereka.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap para petani bisa meningkatkan keterampilan mereka dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai tambah, seperti sambal kemasan yang bisa dipasarkan,” ujar Nani.

Tak hanya berhenti pada pelatihan pengolahan, tim PkM UNY juga mendampingi petani dalam aspek pengemasan, penentuan harga jual, pemasaran, serta penggunaan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan memanfaatkan platform digital, para petani diharapkan dapat memasarkan produk mereka tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga secara nasional bahkan internasional.

Wiwin, Ketua KWT Mawar I, menyambut baik penerapan teknologi ini di kelompoknya. Ia menuturkan bahwa metode penyiraman tanaman secara manual yang selama ini mereka lakukan sering kali memerlukan banyak tenaga dan waktu. Dengan adanya sistem otomatis berbasis IoT, Wiwin yakin proses penyiraman akan menjadi jauh lebih efisien dan dapat menghemat sumber daya manusia.

“Kegiatan PkM ini menunjukkan sinergi yang sangat baik antara teknologi modern dan keterampilan tradisional yang kami miliki. Kami berharap KWT Mawar I bisa menjadi contoh bagi kelompok tani lain di wilayah ini,” ungkap Wiwin.

Melalui kegiatan ini, UNY tidak hanya mendorong modernisasi sektor pertanian, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi petani dalam menghadapi tantangan di era digital. Teknologi IoT yang diterapkan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan di sektor pertanian, serta membuka peluang bagi petani untuk berinovasi dan bersaing di pasar yang lebih luas.


Bagikan artikel ini

Video Terkait