Apa itu Brute Force Attack: Pengertian, Metode & Cara Mencegahnya


Ilustrasi cyber security 4

Ilustrasi cyber security

Di era digital saat ini, keamanan akun online menjadi salah satu prioritas utama bagi pengguna internet. Banyak orang menganggap bahwa penggunaan kata sandi yang sederhana sudah cukup untuk melindungi akun mereka. Namun, kenyataannya, kata sandi yang lemah seringkali menjadi target utama serangan siber, terutama serangan brute force. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu brute force attack, berbagai metode yang digunakan oleh peretas, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah serangan ini.

 

Apa Itu Brute Force Attack?

Brute force attack adalah metode peretasan yang menggunakan pendekatan trial and error untuk mendapatkan akses ke akun, kredensial login, atau kunci enkripsi. Istilah "brute force" mengacu pada upaya yang dilakukan secara paksa dan berlebihan untuk mencapai tujuan, dalam hal ini, mengakses informasi yang dilindungi kata sandi.

Dalam serangan ini, peretas akan mencoba berbagai kombinasi nama pengguna dan kata sandi dengan menggunakan komputer untuk menguji setiap kemungkinan hingga menemukan kombinasi yang benar. Meskipun terdengar sederhana, brute force attack tetap menjadi metode yang efektif dan sering digunakan untuk membobol akun secara ilegal.

 

Mengenali Ciri-Ciri Brute Force Attack

Cyber Security

Brute force attack adalah salah satu metode serangan siber yang paling umum dan sederhana, di mana penyerang mencoba berbagai kombinasi password hingga menemukan yang benar. Meskipun terlihat sederhana, serangan ini dapat menyebabkan kerusakan serius jika tidak dikenali dan ditangani dengan cepat. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum brute force attack yang perlu di waspadai untuk melindungi sistem.

  1. Percobaan Login yang Berulang dengan Password yang Salah dari Alamat IP yang Sama: Salah satu tanda paling jelas dari brute force attack adalah percobaan login berulang dengan password yang salah dari alamat IP yang sama. Penyerang akan mencoba berbagai kombinasi password dalam waktu singkat untuk mengakses akun yang diincar. Jika Anda melihat banyak percobaan login gagal dari satu alamat IP, ini bisa menjadi indikasi adanya serangan brute force.
  2. Peningkatan Jumlah Login yang Gagal dalam Waktu Singkat: Jika Anda mencatat adanya lonjakan signifikan dalam jumlah login yang gagal dalam periode waktu singkat, ini bisa menjadi tanda bahwa sistem Anda sedang diserang. Penyerang biasanya melakukan banyak percobaan login yang gagal untuk mencoba menembus sistem keamanan, dan peningkatan tiba-tiba dalam aktivitas ini patut dicurigai.
  3. Aktivitas Login yang Mencurigakan pada Akun yang Jarang Digunakan: Aktivitas login yang tidak biasa pada akun-akun yang jarang digunakan dapat mengindikasikan adanya usaha brute force. Penyerang mungkin mencoba untuk mengakses akun-akun yang kurang diperhatikan karena kemungkinan passwordnya lebih lemah atau kurang terlindungi. Pantau aktivitas pada akun-akun yang jarang digunakan untuk mendeteksi potensi serangan lebih awal.
  4. Usaha Login pada Akun dengan Username yang Umum seperti ‘admin’ atau ‘root’: Penyerang sering kali mencoba login menggunakan username yang umum dan sering digunakan seperti ‘admin’ atau ‘root’. Ini karena akun-akun dengan username tersebut cenderung memiliki hak akses yang lebih tinggi dan lebih rentan terhadap serangan. Jika Anda melihat usaha login pada username yang umum, segera periksa dan pastikan bahwa sistem Anda dilindungi dengan baik.
  5. Peningkatan Traffic Jaringan yang Tidak Biasa pada Saat Terjadi Brute Force Attack: Serangan brute force sering kali menyebabkan peningkatan traffic jaringan yang tidak biasa. Karena penyerang mencoba berbagai kombinasi password dalam waktu singkat, ini dapat mengakibatkan lonjakan traffic yang signifikan. Pantau traffic jaringan Anda untuk mendeteksi adanya aktivitas yang mencurigakan atau tidak biasa yang mungkin menunjukkan adanya serangan brute force.

 

Tools yang Digunakan untuk Brute Force Attack

Untuk melaksanakan serangan ini dengan efisien, hacker menggunakan berbagai alat yang dirancang khusus untuk mempercepat proses tersebut. Berikut adalah beberapa tools brute force yang paling dikenal dan bagaimana mereka bekerja.

  1. Hydra

Hydra adalah salah satu tools brute force paling populer di kalangan hacker dan profesional keamanan siber. Alat ini dikenal karena kemampuannya untuk menyerang berbagai protokol autentikasi secara bersamaan. Hydra mendukung berbagai protokol seperti SSH, FTP, HTTP, Telnet, dan banyak lagi. Fitur utamanya adalah kemampuannya untuk mencoba ribuan password dalam waktu singkat. Ini memungkinkan hacker untuk menguji kombinasi password yang sangat banyak dalam periode waktu yang relatif singkat, membuatnya menjadi alat yang sangat efektif untuk serangan brute force.

  1. Medusa

Medusa adalah tools lain yang memiliki kekuatan serupa dengan Hydra, namun dengan beberapa fitur tambahan. Medusa juga mampu menyerang berbagai protokol autentikasi seperti SSH, Telnet, FTP, dan HTTP. Keunggulan Medusa terletak pada kemampuannya untuk mengatur berbagai strategi serangan dan menyimpan hasil serangan untuk analisis lebih lanjut. Dengan antarmuka yang lebih ramah pengguna dan kemampuan untuk mengkonfigurasi serangan dengan lebih rinci, Medusa sering kali menjadi pilihan bagi para profesional yang memerlukan fleksibilitas lebih dalam melakukan serangan brute force.

  1. John the Ripper

John the Ripper adalah tools open-source yang terkenal karena kemampuannya yang kuat dan fleksibel. Berbeda dengan Hydra dan Medusa yang fokus pada serangan protokol, John the Ripper digunakan terutama untuk menguji kekuatan password dan memulihkan password yang terenkripsi. Alat ini mendukung berbagai format hash password, termasuk yang digunakan dalam sistem operasi, aplikasi web, dan database. Dengan kemampuan untuk melakukan serangan brute force dan serangan kamus, John the Ripper bisa menyesuaikan metode serangannya dengan format hash yang berbeda, menjadikannya alat yang sangat berguna dalam berbagai situasi.

 

Metode Brute Force Attack

cyber security

Dalam dunia cyber security, serangan brute force adalah salah satu metode yang paling umum digunakan oleh peretas untuk mendapatkan akses ilegal ke akun pribadi maupun organisasi. Metode ini melibatkan berbagai teknik dan pendekatan yang bertujuan untuk menebak atau memecahkan kata sandi dengan cara yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis metode brute force attack yang sering digunakan, serta bagaimana masing-masing metode beroperasi.

  1. Simple Brute Force Attacks

Metode Simple Brute Force Attacks adalah teknik yang paling dasar dan langsung. Dalam serangan ini, peretas mencoba menebak nama pengguna dan kata sandi secara manual tanpa bantuan komputer atau alat otomatis. Biasanya, serangan ini ditujukan pada akun dengan kata sandi yang sangat sederhana atau umum, seperti "password123" atau "1234".

Serangan ini sering berhasil karena banyak pengguna yang masih menggunakan kata sandi yang lemah atau kata sandi yang sama untuk berbagai situs web. Kurangnya manajemen kata sandi yang baik membuat metode ini tetap efektif meskipun sederhana.

  1. Dictionary Attacks

Berbeda dengan metode sederhana, dictionary attack memanfaatkan kamus kata sandi yang umum digunakan. Dalam metode ini, peretas sudah mengetahui target dan memiliki daftar kata sandi yang mungkin digunakan oleh korban. Daftar ini, yang dikenal sebagai "kamus," berisi kombinasi kata sandi yang umum dan sering digunakan.

Peretas akan mencoba setiap kata sandi dalam daftar secara berurutan sampai menemukan kombinasi yang benar. Meskipun metode ini lebih efisien dibandingkan dengan brute force sederhana, tingkat keberhasilannya bisa lebih rendah jika kata sandi yang digunakan lebih kompleks.

  1. Hybrid Brute Force Attacks

Hybrid brute force attacks menggabungkan teknik brute force sederhana dan dictionary attack. Dalam metode ini, peretas memulai dengan daftar kata sandi yang sudah diketahui, kemudian bereksperimen dengan menambahkan kombinasi karakter tambahan, seperti angka dan simbol, untuk membuat variasi kata sandi baru.

Misalnya, kata sandi yang dicoba bisa berupa "Jakarta2024" atau "sintha1234". Metode ini berusaha mengatasi kata sandi yang lebih kompleks dengan memanfaatkan pengetahuan awal tentang kemungkinan kata sandi yang digunakan oleh korban.

  1. Reverse Brute Force Attacks

Reverse brute force attack adalah metode yang menyasar akun dengan manajemen kata sandi yang buruk. Dalam metode ini, peretas menggunakan kata sandi yang telah berhasil membobol satu akun untuk mencoba mengakses akun lainnya. Dengan asumsi bahwa pengguna cenderung menggunakan kata sandi yang sama di berbagai akun, metode ini berusaha memanfaatkan kata sandi yang bocor untuk menyerang akun-akun lainnya.

  1. Credential Stuffing

Credential stuffing adalah teknik yang mirip dengan reverse brute force attack tetapi lebih canggih. Dalam metode ini, peretas menggunakan data kredensial yang bocor dari pelanggaran data sebelumnya. Kata sandi yang bocor sering kali tersedia secara online, dan peretas akan mencoba mencocokkan kata sandi tersebut dengan jutaan nama pengguna yang ada di database mereka.

Metode ini sangat efektif karena banyak pengguna yang tidak mengubah kata sandi mereka meskipun data mereka telah bocor. Akibatnya, peretas dapat mengakses berbagai akun menggunakan kata sandi yang sudah diketahui.

  1. Rainbow Table Attacks

Rainbow table attacks adalah metode brute force yang memanfaatkan fungsi hash kriptografi. Dalam metode ini, peretas menggunakan "rainbow table," yaitu tabel yang berisi precomputed hash values untuk berbagai kata sandi. Dengan mendeskripsi hash yang dilindungi, peretas dapat memperoleh kata sandi asli.

Metode ini memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan metode lainnya karena menggunakan tabel yang telah dihitung sebelumnya untuk mempercepat proses pencocokan kata sandi. Namun, teknik ini memerlukan banyak penyimpanan untuk menyimpan tabel yang besar.

 

Cara Mencegah Brute Force Attack

Serangan ini dapat menyebabkan kebocoran data dan kerugian yang signifikan jika tidak ditangani dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat di ambil untuk melindungi akun dari serangan brute force:

  1. Buat Kombinasi Kata Sandi yang Rumit
    Salah satu cara paling efektif untuk mencegah brute force attack adalah dengan menggunakan kata sandi yang rumit dan sulit ditebak. Hindari penggunaan kata sandi yang lemah, seperti kombinasi angka atau huruf yang mudah ditebak. Cobalah untuk membuat kata sandi yang panjang, unik, dan mengandung campuran huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Dengan begitu, akan lebih sulit bagi peretas untuk menebak kata sandi Anda melalui metode brute force.
  2. Batasi Jumlah Login
    Brute force attack biasanya melibatkan percobaan login yang berulang-ulang hingga menemukan kata sandi yang benar. Untuk mengurangi risiko ini, atur batas jumlah percobaan login yang diperbolehkan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, batasi jumlah percobaan login maksimal hanya 3 kali. Setelah batas ini tercapai, akun Anda bisa dikunci sementara atau memerlukan verifikasi tambahan sebelum memungkinkan percobaan login berikutnya.
  3. Pantau Aktivitas Login
    Pemantauan aktivitas login secara berkala dapat membantu Anda mendeteksi dan mencegah serangan brute force. Gunakan alat atau plugin yang dapat melacak dan mencatat aktivitas login pada website Anda. Contohnya, plugin seperti WP Activity Log dapat memberikan informasi tentang percobaan login yang mencurigakan dan membantu Anda mengambil tindakan cepat jika diperlukan.
  4. Gunakan Captcha
    Captcha adalah alat yang dirancang untuk membedakan antara manusia dan 'robot' otomatis. Dengan menambahkan captcha pada halaman login, Anda dapat mencegah otomatisasi yang dilakukan oleh peretas untuk mencoba berbagai kata sandi. Captcha datang dalam berbagai bentuk, termasuk text-based, image-based, dan audio-based. Menggunakan captcha dapat secara signifikan mengurangi efektivitas brute force attack.
  5. Maksimalkan Pengamanan dengan 2FA
    Two Factor Authentication (2FA) menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan memerlukan verifikasi dari dua perangkat berbeda saat login. Biasanya, ini melibatkan pengiriman kode verifikasi ke perangkat mobile Anda setelah memasukkan kata sandi. Dengan 2FA, meskipun peretas berhasil mendapatkan kata sandi Anda, mereka masih memerlukan akses ke perangkat kedua untuk dapat masuk. Ini memberikan perlindungan tambahan terhadap serangan brute force dan aktivitas login yang mencurigakan.

Serangan brute force merupakan salah satu metode peretasan yang paling sederhana namun efektif. Meskipun teknik ini terdengar primitif, serangan brute force tetap menjadi ancaman nyata bagi keamanan akun online. Dengan memahami berbagai metode brute force dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, dapat melindungi akun dari upaya peretasan yang tidak diinginkan. Selalu ingat untuk menggunakan kata sandi yang kuat, membatasi jumlah upaya login, memantau aktivitas login, menggunakan captcha, dan memanfaatkan 2FA untuk meningkatkan keamanan akun. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, dapat mengurangi risiko serangan brute force dan menjaga informasi pribadi tetap aman.


Bagikan artikel ini

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait