Cloudflare Ungkap Lonjakan DDoS, Indonesia Duduki Posisi Teratas


Ilustrasi Hacker

Ilustrasi Hacker

Perusahaan teknologi global Cloudflare kembali merilis laporan terbaru terkait ancaman keamanan siber, khususnya serangan Distributed Denial of Service (DDoS). Dalam laporan yang dihimpun dari jaringan Cloudflare selama triwulan III-2025 (Juli–September 2025), Indonesia disebut sebagai negara sumber serangan DDoS terbesar di dunia. Posisi ini bahkan telah dipertahankan sejak kuartal III-2024, menandakan adanya tren peningkatan aktivitas serangan siber yang signifikan dari wilayah Indonesia.

DDoS merupakan jenis serangan siber yang bertujuan melumpuhkan layanan digital, seperti situs web atau server, dengan cara membanjiri sistem tersebut menggunakan lalu lintas atau permintaan (request) dalam jumlah sangat besar. Akibatnya, layanan menjadi lambat, tidak responsif, bahkan bisa sepenuhnya tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.

 

Lonjakan Permintaan Serangan dari Indonesia

Menurut laporan Cloudflare, dalam lima tahun terakhir sejak kuartal III-2021, terjadi peningkatan drastis pada permintaan serangan DDoS berbasis HTTP yang berasal dari Indonesia. Persentasenya melonjak hingga 31.900 persen. Angka ini mencerminkan jumlah request HTTP berbahaya yang dikirim untuk membanjiri dan melumpuhkan server target.

Cloudflare menempatkan Indonesia di peringkat teratas sebagai sumber serangan DDoS global pada kuartal III-2025. Selain Indonesia, negara-negara di kawasan Asia juga mendominasi daftar sumber serangan terbesar. Thailand, Bangladesh, Vietnam, Singapura, hingga India tercatat sebagai negara dengan aktivitas serangan DDoS yang tinggi pada periode tersebut.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Asia semakin menjadi episentrum lalu lintas serangan siber global. Namun, Cloudflare menegaskan bahwa status “sumber serangan” tidak serta-merta berarti negara tersebut secara langsung melakukan serangan, melainkan banyak perangkat di wilayah tersebut yang telah terinfeksi dan dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.

 

Daftar Negara Sumber Serangan DDoS Terbesar

Berdasarkan laporan Cloudflare, berikut adalah 10 negara sumber serangan DDoS terbesar di dunia pada kuartal III-2025:

  1. Indonesia
  2. Thailand
  3. Bangladesh
  4. Ekuador
  5. Rusia
  6. Vietnam
  7. India
  8. Hong Kong
  9. Singapura
  10. Ukraina

Masuknya Ekuador dan Ukraina dalam daftar ini menunjukkan bahwa ancaman DDoS tidak hanya terpusat di satu kawasan tertentu, melainkan bersifat global dan terus berkembang.

 

China Jadi Target Utama Serangan

Di sisi lain, Cloudflare juga memetakan negara-negara yang paling sering menjadi target serangan DDoS. China menempati posisi pertama sebagai target utama serangan siber jenis ini. Selain China, Turki dan Jerman juga masuk dalam daftar negara yang paling banyak diserang.

Secara lengkap, berikut 10 negara target serangan DDoS terbesar pada kuartal III-2025 menurut Cloudflare:

  1. China
  2. Turki
  3. Jerman
  4. Brasil
  5. Amerika Serikat
  6. Rusia
  7. Vietnam
  8. Kanada
  9. Korea Selatan
  10. Filipina

Menariknya, Amerika Serikat dan Filipina sebelumnya tidak masuk dalam daftar 10 besar negara yang paling banyak diserang. Namun pada periode ini, keduanya melonjak masing-masing ke peringkat kelima dan kesepuluh, menandakan adanya perubahan pola serangan global.

 

8,3 Juta Serangan dalam Tiga Bulan

Selama triwulan III-2025, Cloudflare mengklaim telah mendeteksi dan memblokir sekitar 8,3 juta serangan DDoS di seluruh dunia. Jumlah ini meningkat sekitar 15 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan melonjak hingga 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).

Jika dirata-ratakan, Cloudflare menangani sekitar 3.780 serangan DDoS setiap jam. Angka ini menggambarkan betapa masif dan konstan ancaman DDoS terhadap infrastruktur digital global, baik untuk sektor pemerintahan, bisnis, hingga layanan publik.

 

Botnet Aisuru Jadi Ancaman Utama

Salah satu faktor utama di balik lonjakan serangan DDoS adalah aktivitas botnet bernama Aisuru. Botnet ini diketahui menginfeksi sekitar 1 hingga 4 juta host di seluruh dunia. Host yang dimaksud mencakup berbagai perangkat yang terhubung ke internet, seperti komputer pribadi, server, router, hingga perangkat Internet of Things (IoT).

Botnet Aisuru dikenal sangat agresif dan berbahaya. Cloudflare mencatat bahwa kekuatan serangan dari botnet ini mampu melampaui satu terabit per detik (Tbps) dan lebih dari satu miliar paket per detik (Bpps). Dengan kapasitas sebesar itu, Aisuru dapat meruntuhkan berbagai layanan digital sekaligus dan mengganggu stabilitas internet dalam skala luas.

 

Pentingnya Keamanan Siber Nasional

Meskipun Indonesia tercatat sebagai sumber serangan terbesar, para pakar keamanan siber menekankan bahwa hal ini lebih disebabkan oleh banyaknya perangkat yang terinfeksi malware dan dikendalikan tanpa sepengetahuan pemiliknya. Faktor seperti lemahnya pengamanan jaringan, penggunaan perangkat tanpa pembaruan sistem, serta minimnya literasi keamanan digital menjadi tantangan besar.

Laporan Cloudflare ini menjadi peringatan penting bagi pemerintah, penyedia layanan internet, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kesadaran serta praktik keamanan siber. Tanpa langkah mitigasi yang serius, perangkat di dalam negeri berpotensi terus dimanfaatkan sebagai “senjata” dalam serangan siber global.

Dengan meningkatnya ketergantungan pada layanan digital, ancaman DDoS dipastikan akan terus berkembang. Upaya kolaboratif antara pemerintah, industri teknologi, dan pengguna internet menjadi kunci untuk menekan risiko dan menjaga stabilitas ekosistem digital Indonesia ke depan.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait