Lonjakan 41% Ancaman Phishing Finansial di Asia Tenggara
- Muhammad Bachtiar Nur Fa'izi
- •
- 27 Nov 2024 13.16 WIB
Dari Januari hingga Juni 2024, teknologi anti-phishing Kaspersky berhasil mendeteksi lebih dari 336 ribu serangan phishing yang menargetkan berbagai organisasi dan bisnis di Asia Tenggara. Angka ini bukan main-main, karena ada peningkatan 41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kebanyakan serangan ini menyamar sebagai merek e-commerce, perbankan, atau layanan pembayaran dengan tujuan mencuri informasi penting, seperti login akun dan data sensitif lainnya.
Kenapa Serangan Ini Semakin Parah?
Serangan phishing finansial terus berkembang karena para penjahat siber semakin lihai beradaptasi dengan teknologi terbaru. Dengan bantuan kecerdasan buatan dan otomatisasi, mereka mampu membuat konten yang sangat meyakinkan untuk menjebak korban. Situasi ini diperparah oleh pesatnya adopsi layanan digital di kawasan ini, seperti perbankan online dan transaksi keuangan digital.
“Penggunaan layanan perbankan daring terus meningkat, sehingga jumlah korban potensial juga semakin besar,” ujar Adrian Hia, Managing Director Asia Pasifik di Kaspersky. “Namun, ini lebih disebabkan oleh meningkatnya aktivitas penipuan, bukan karena pengguna semakin ceroboh.”
Phishing finansial adalah jenis kejahatan yang fokus pada penipuan terkait layanan keuangan. Dengan trik ini, penjahat siber mencoba memanipulasi korban agar memberikan data pribadi, seperti username, password, atau informasi keuangan lainnya.
Modusnya bisa sangat beragam, mulai dari menyamar sebagai bank atau layanan pembayaran, hingga berpura-pura menjadi organisasi amal untuk mendapatkan sumbangan. Kadang-kadang, mereka memanfaatkan rasa takut atau urgensi korban agar langsung bertindak tanpa berpikir panjang.
Siapa yang Paling Terdampak?
Thailand menjadi negara dengan jumlah serangan phishing finansial tertinggi, mencapai 141.258 serangan. Setelah itu, ada Indonesia (48.439), Vietnam (40.102), dan Malaysia (38.056). Singapura dan Filipina mencatat angka yang lebih rendah, masing-masing 28.591 dan 26.080 serangan. Namun, peningkatan terbesar dibanding tahun lalu justru dialami Thailand dan Singapura, dengan lonjakan sebesar 582% dan 406%.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Melindungi Diri?
Menurut Kaspersky, ancaman phishing di sektor perbankan, e-commerce, dan asuransi akan terus meningkat. Penjahat siber tidak hanya mengandalkan email phishing tradisional, tetapi juga memanfaatkan media sosial dan platform pesan instan untuk menyebarkan tautan palsu dan aplikasi tipuan. Bahkan, dengan kemajuan teknologi seperti deepfake, kita bisa melihat lebih banyak video dan pesan suara palsu yang semakin sulit dibedakan dari aslinya.
“Perusahaan harus lebih serius melindungi diri mereka,” tambah Hia. “Langkah-langkah keamanan seperti penggunaan solusi keamanan siber yang kuat, penerapan praktik terbaik, dan pelatihan bagi karyawan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman ini.”
Langkah Sederhana untuk Tetap Aman
- Jangan mudah percaya: Kalau menerima email atau pesan dari bank atau layanan keuangan, pastikan itu benar-benar resmi. Hindari mengklik tautan sembarangan.
- Periksa ulang alamat web: Penjahat sering membuat halaman web palsu yang mirip dengan aslinya. Selalu periksa URL sebelum memasukkan informasi pribadi.
- Gunakan autentikasi dua faktor: Ini akan menambah lapisan keamanan ekstra untuk akun Anda.
- Perbarui sistem dan perangkat lunak: Pastikan semua perangkat yang Anda gunakan memiliki perlindungan terbaru.
- Hati-hati dengan aplikasi palsu: Selalu unduh aplikasi hanya dari toko resmi seperti Google Play atau Apple App Store.
Kejahatan siber seperti phishing finansial bukanlah hal baru, tetapi ancamannya terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Dengan memahami modus mereka dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita bisa melindungi diri dari kehilangan data atau bahkan uang. Tidak peduli seberapa canggih trik para penjahat, kesadaran dan kehati-hatian tetap menjadi senjata terbaik kita!