RI Kejar Ketertinggalan Data Center dari Singapura-Malaysia
- Rita Puspita Sari
- •
- 08 Jan 2025 16.15 WIB
Pemerintahan Presiden Prabowo terus mendorong pengembangan industri pusat data (data center) guna mempercepat transformasi digital dan mendorong kemajuan ekonomi berbasis teknologi. Namun, meskipun upaya tersebut sudah dilakukan, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia dalam hal kapasitas infrastruktur data center.
Berdasarkan data terbaru, Indonesia memiliki kapasitas infrastruktur data center sebesar 202 megawatt (MW) pada semester pertama tahun 2024. Sementara itu, Singapura mencatat kapasitas sebesar 973 MW pada periode yang sama. Ketimpangan ini mencerminkan adanya tantangan besar yang harus dihadapi oleh Indonesia untuk bersaing di pasar regional.
Optimisme Pasar Data Center di Tahun 2025
Chairman Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI), Rendy Maulana Akbar, menyatakan bahwa tahun 2025 penuh dengan optimisme bagi industri data center dan cloud di Indonesia. Menurutnya, tahun 2024 merupakan periode pemulihan pasca-pandemi Covid-19. Banyak bisnis yang beralih ke online saat pandemi, namun pasca-pandemi, beberapa di antaranya tutup dan digantikan oleh usaha baru.
“Industri cloud menjadi salah satu solusi untuk mendukung stabilitas bisnis di era digital,” ujar Rendy. Transformasi ini mencerminkan potensi besar bagi adopsi teknologi cloud dan pengembangan infrastruktur data center di Indonesia.
Tantangan di Industri Data Center Indonesia
Meski prospeknya cerah, sejumlah tantangan masih menghambat laju pertumbuhan industri data center di Indonesia. Salah satunya adalah kepastian regulasi yang belum sepenuhnya mendukung pertumbuhan sektor ini. Regulasi lokal, seperti kewajiban memiliki sertifikasi ISO 27001, telah diterapkan untuk meningkatkan standar kualitas industri, namun langkah ini masih jauh dari cukup.
Menurut Rendy, pemerintah juga meminta pembangunan infrastruktur pendukung seperti saluran kabel bawah tanah guna meningkatkan stabilitas internet. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh cuaca atau bencana alam. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mengejar ketertinggalan dari Singapura dan Malaysia.
Langkah Agresif Negara Tetangga
Singapura dan Malaysia telah mengambil langkah-langkah agresif untuk memposisikan diri sebagai pusat data center di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah mereka secara aktif menarik investasi asing dengan memberikan insentif seperti pembebasan pajak dan dukungan infrastruktur yang lebih matang.
Di sisi lain, meskipun pemerintah Indonesia juga mulai mendorong investasi di sektor ini, kesiapan industri lokal masih menjadi masalah. “Suka atau tidak, kita harus siap menghadapi persaingan ini,” kata Rendy. Ia menambahkan bahwa edukasi tentang cloud, hosting, dan server masih diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku industri secara umum.
Peran Raksasa Teknologi Global
Masuknya raksasa teknologi global ke Indonesia memberikan tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan lokal. Perusahaan multinasional memiliki modal besar dan dikenal luas oleh konsumen, namun mereka sering menghadapi kesulitan dalam memahami kebutuhan lokal yang unik.
“Indonesia adalah negara yang sangat beragam, sehingga perusahaan lokal memiliki keunggulan dalam memberikan layanan yang lebih personal,” ujar Rendy. Sebagai contoh, perusahaan lokal biasanya lebih responsif dalam memberikan dukungan pelanggan, seperti menjawab pertanyaan konsumen dalam hitungan menit, dibandingkan dengan perusahaan global yang membutuhkan waktu hingga beberapa hari.
Kebijakan Pemerintah dan Perlindungan Industri Lokal
Peran pemerintah sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri data center lokal. Meskipun ada regulasi yang melindungi industri dalam negeri, kebijakan lain seperti pembebasan pajak untuk investasi asing besar justru menambah beban bagi perusahaan lokal.
Menurut Rendy, pasar Indonesia yang besar tetap memberikan peluang bagi perusahaan lokal untuk berkembang. "Perusahaan lokal dapat mengisi celah yang tidak mampu dijangkau oleh perusahaan asing, seperti kebutuhan spesifik di daerah-daerah," jelasnya.
Strategi untuk Perusahaan Lokal
Agar dapat bersaing dengan raksasa teknologi global, perusahaan lokal perlu menawarkan nilai tambah yang unik. Dukungan pelanggan yang cepat, layanan dalam bahasa lokal, dan edukasi tentang teknologi menjadi keunggulan kompetitif yang dapat ditonjolkan.
“Dengan pendekatan yang personal dan cepat tanggap, perusahaan lokal dapat memenuhi kebutuhan pasar Indonesia yang sangat beragam,” kata Rendy. Strategi ini tidak hanya memperkuat posisi perusahaan lokal, tetapi juga membantu mempercepat adopsi teknologi digital di seluruh negeri.
Masa Depan Industri Data Center Indonesia
Meski perjalanan masih panjang, optimisme terhadap masa depan industri data center Indonesia tetap tinggi. Pemerintah dan pelaku industri perlu terus berkolaborasi untuk mengatasi tantangan regulasi, membangun infrastruktur yang lebih baik, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya teknologi cloud.
Dengan langkah yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pemain utama dalam industri data center di kawasan Asia Tenggara, sejajar dengan Singapura dan Malaysia.