Roket New Glenn Berhasil Mendarat Setelah Misi Mars NASA
- Rita Puspita Sari
- •
- 8 jam yang lalu
Ilustrasi Rocket
Blue Origin, perusahaan antariksa yang didirikan oleh Jeff Bezos, kembali mencatatkan babak sejarah baru dalam industri penerbangan luar angkasa. Untuk pertama kalinya, roket raksasa mereka, New Glenn, berhasil melakukan pendaratan vertikal secara utuh setelah menyelesaikan misinya, Kamis (13/11/2025) waktu Amerika Serikat. Keberhasilan ini disambut antusias oleh komunitas saintis, industri antariksa komersial, hingga para pemerhati teknologi karena dianggap sebagai langkah besar yang memperkuat posisi Blue Origin dalam perlombaan roket yang dapat digunakan kembali (reusable rocket).
New Glenn, yang namanya diambil dari astronot legendaris Amerika Serikat John Glenn, kembali ke Bumi dan mendarat dengan presisi di landasan apung yang berada di Samudera Atlantik. Ini merupakan pendaratan pertama setelah bertahun-tahun pengembangan dan beberapa kali penundaan.
Kesuksesan ini sekaligus menempatkan Blue Origin dalam deretan perusahaan yang mampu menguasai teknologi pendaratan vertikal roket—teknologi yang sebelumnya telah dikembangkan dan dipopulerkan oleh SpaceX hampir satu dekade lalu.
Mengikuti Jejak SpaceX, Namun Tetap Bersejarah
Meski bukan yang pertama, pencapaian ini tetap dianggap monumental. SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, menjadi pionir teknologi pendaratan roket saat Falcon 9 berhasil mendarat secara vertikal di daratan Cape Canaveral pada 21 Desember 2015 setelah mengantarkan muatan komersial ke orbit. Setahun berikutnya, pada 8 April 2016, Falcon 9 kembali mencetak sejarah dengan pendaratan vertikal perdananya di drone-ship yang mengapung di Samudera Atlantik.
Teknologi ini kemudian menjadi fondasi model bisnis roket reusable, yang mampu memangkas biaya peluncuran hingga berkali-kali lipat lebih murah dibanding roket sekali pakai (expendable rocket). Kini, Blue Origin resmi menyusul langkah tersebut melalui keberhasilan New Glenn.
Walaupun bisa dibilang terlambat hampir satu dekade, keberhasilan New Glenn tetap luar biasa strategis. Selain menjadi pembuktian ketangguhan roket generasi baru Blue Origin, keberhasilan ini juga membawa implikasi besar terhadap biaya peluncuran dan keberlanjutan bisnis eksplorasi ruang angkasa.
Bangkit dari Kegagalan Januari 2025
Kesuksesan pendaratan ini terasa semakin istimewa karena New Glenn sempat gagal pada uji terbang perdananya pada Januari 2025 lalu. Pada saat itu, roket memang berhasil mengantarkan prototipe satelit ke orbit, namun gagal melakukan pendaratan di landasan apung di Samudera Atlantik dan akhirnya jatuh.
Kegagalan tersebut menjadi bahan evaluasi besar bagi tim teknik Blue Origin. Para insinyur melakukan serangkaian pembaruan pada perangkat navigasi, sistem pendorong tahap pertama, serta algoritma kendali selama proses re-entry. Upaya tersebut kini membuahkan hasil yang sangat solid.
Dengan kesuksesan terbaru ini, New Glenn menunjukkan bahwa ia siap memasuki fase operasional secara penuh dan menjadi pemain utama dalam pasar peluncuran roket heavy-lift, bersaing langsung dengan Falcon Heavy maupun Starship pada masa depan.
Mengantar Dua Wahana NASA Menuju Mars
Pendaratan perdana New Glenn dilakukan setelah roket ini menuntaskan misi penting: membawa dua wahana antariksa milik NASA yang bernama Escapade. Kedua pesawat luar angkasa mini itu ditujukan untuk melakukan misi sains ke planet Mars, tepatnya untuk memetakan atmosfer atas dan medan magnet planet tersebut.
New Glenn, yang memiliki tinggi hampir 100 meter dan digadang-gadang sebagai salah satu roket komersial paling bertenaga, lepas landas dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida. Setelah mencapai fase orbit, roket tahap kedua berhasil menempatkan Escapade dalam lintasan tepat menuju perjalanan awalnya.
Peluncuran Escapade ini sempat tertunda empat hari karena cuaca buruk. Kondisi atmosfer yang tidak stabil bisa memengaruhi jalur penerbangan dan keselamatan muatan, sehingga tim NASA dan Blue Origin memilih menunggu hingga situasi benar-benar ideal.
Namun setelah peluncuran dilakukan, segalanya berjalan mulus.
Cara Kerja Misi: Menunggu Posisi Bumi–Mars Selaras
Meski sudah dilepaskan dari roket, Escapade belum langsung menuju Mars. Saat ini, wahana tersebut berada pada jarak sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi.
Mereka akan "menunggu" hingga Bumi dan Mars berada pada posisi sejajar pada musim gugur mendatang. Ketika kondisi itu terjadi, wahana Escapade akan memanfaatkan gaya gravitasi Bumi untuk melakukan dorongan alami, dikenal sebagai gravity assist, agar melesat menuju Mars dengan efisiensi bahan bakar.
Diperkirakan Escapade akan tiba di orbit Mars sekitar tahun 2027.
Mengungkap Misteri Hilangnya Atmosfer Mars
Setibanya di Mars, Escapade akan menjalankan misi penting yang bertujuan memahami bagaimana atmosfer planet Merah bisa hilang secara bertahap selama miliaran tahun. Wahana ini akan mempelajari:
- Interaksi atmosfer Mars dengan angin matahari
- Struktur medan magnet lokal yang tersebar di permukaan Mars
- Proses erosi atmosfer akibat radiasi Matahari
- Indikasi sisa-sisa kondisi masa lalu Mars yang pernah basah dan hangat
Rob Lillis, ilmuwan utama misi dari University of California, mengatakan bahwa Escapade akan menawarkan sudut pandang yang belum pernah ada sebelumnya, karena misi ini menggunakan dua pesawat ruang angkasa sekaligus. Dengan dua titik pengamatan, ilmuwan dapat menganalisis dinamika atmosfer Mars secara lebih akurat dan detail.
Temuan dari Escapade tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang evolusi Mars, tetapi juga sangat penting untuk masa depan misi berawak ke planet tersebut. Informasi tentang radiasi dan lingkungan atmosfer akan menjadi dasar perencanaan perlindungan astronot di masa mendatang.
Langkah Selanjutnya: Prototipe Pendarat Bulan Blue Moon
Setelah keberhasilan ini, Blue Origin sudah menyiapkan agenda besar berikutnya. Dalam beberapa bulan ke depan, perusahaan akan merilis prototipe pendarat bulan bernama Blue Moon, yang juga dirancang untuk diluncurkan menggunakan New Glenn.
Blue Moon akan menjadi bagian dari program eksplorasi bulan modern, termasuk proyek-proyek NASA dan misi komersial untuk membangun kehadiran jangka panjang manusia di Bulan.
Babak Baru Eksplorasi Ruang Angkasa Komersial
Pendaratan sukses New Glenn bukan sekadar kemenangan teknis. Ini adalah bukti bahwa persaingan di dunia roket reusable kini memasuki era baru. Blue Origin akhirnya menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing langsung dengan SpaceX, sekaligus membuka lebih banyak peluang untuk misi ilmiah, komersial, dan eksplorasi jangka panjang.
Dengan misi Escapade yang sedang menuju Mars dan rencana peluncuran Blue Moon yang semakin dekat, Blue Origin menunjukkan bahwa mereka siap menjadi pemain penting dalam masa depan eksplorasi luar angkasa.
Keberhasilan ini seakan menegaskan satu hal: perjalanan menuju masa depan antariksa tidak lagi didominasi satu pemain saja. Lomba inovasi kini semakin menarik dan semakin cepat.
