Kemenperin Gandeng Asosiasi, Percepat Transformasi Industri 4.0
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 11 Sep 2024 01.07 WIB
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menginisiasi langkah strategis untuk mempercepat transformasi Industri 4.0 di Indonesia dengan menggandeng berbagai asosiasi. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kemajuan berkelanjutan di sektor industri seiring dengan era digital yang terus berkembang. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin, Andi Rizaldi, menekankan pentingnya transformasi Industri 4.0 dalam memajukan sektor industri dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan mengurangi limbah.
Menurut Andi, Industri 4.0 melibatkan lebih dari sekadar penerapan teknologi mutakhir. Transformasi ini juga mencakup peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya, pengurangan produk cacat, serta optimalisasi energi dan material. Dengan demikian, Industri 4.0 diharapkan dapat meminimalkan limbah, memperbaiki produktivitas, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. "Transformasi ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang bagaimana kita mengelola sumber daya dengan lebih baik dan mengurangi limbah produksi," ungkap Andi dalam pembukaan Indonesia 4.0 Conference and Expo 2024 Regional Cloud and Data Center Congress 2024 di Jakarta.
Dalam upaya mendukung percepatan transformasi Industri 4.0, Kemenperin bekerja sama dengan berbagai asosiasi yang bergerak dalam sekor industri 4.0 seperti Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (Wantrii), Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) dan Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI). Kerja sama ini bertujuan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mendukung implementasi teknologi Industri 4.0, termasuk integrasi sistem cloud dan pusat data sebagai bagian dari infrastruktur penting.
Andi menjelaskan bahwa Industri 4.0 mendukung konsep sistem cerdas yang memungkinkan siklus hidup produk yang tertutup, sebuah pendekatan yang dikenal dengan ekonomi sirkular. Konsep ini bertujuan untuk membuat proses manufaktur lebih efisien dengan mengoptimalkan aliran produksi, material, energi, dan air. Dengan demikian, Industri 4.0 tidak hanya fokus pada aspek teknologi, tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang.
Transformasi Industri 4.0 diharapkan dapat membuat pabrik lebih adaptif, efisien, dan ramah lingkungan. Dengan pendekatan desentralisasi, alokasi sumber daya seperti material, energi, dan air dapat dilakukan dengan lebih efisien. Ini merupakan bagian penting dari upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil meningkatkan daya saing industri Indonesia di tingkat global.
Andi menambahkan bahwa melalui kegiatan seperti Indonesia 4.0 Conference dan Regional Cloud and Data Center Congress, Kemenperin berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Industri 4.0 kepada industri dan masyarakat luas. “Kami berharap acara ini dapat menunjukkan pencapaian dari perjalanan transformasi Industri 4.0 di berbagai sektor manufaktur dan membantu masyarakat serta pelaku industri memahami lebih dalam mengenai implementasinya,” kata Andi.
Sementara itu, Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin, Bambang Riznanto, menjelaskan bahwa acara ini berfungsi sebagai wadah bagi semua pemangku kepentingan Industri 4.0 untuk berdiskusi dan membahas pengembangan transformasi industri. “Kegiatan ini juga merupakan upaya pemerintah dalam mempercepat transformasi Industri 4.0 di Indonesia,” tambah Bambang.
Acara ini juga menjadi ajang untuk membangun sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak dalam ekosistem Industri 4.0, termasuk pemerintah, pelaku industri, asosiasi, perguruan tinggi, penyedia teknologi, konsultan, start-up, dan pelaku keuangan. “Tujuan utama kami adalah mempercepat proses transformasi Industri 4.0 dan membangun jejaring serta kerja sama dalam akselerasi proses ini di Indonesia,” jelas Bambang.
Indonesia 4.0 Conference and Expo 2024 Regional Cloud and Data Center Congress 2024, yang berlangsung pada 27-28 Agustus 2024, adalah edisi ke-6 dari acara ini. Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2019, acara ini telah menarik perhatian banyak pihak, dengan jumlah pengunjung yang terdaftar mencapai sekitar 1.876 orang. Ekspo ini melibatkan 43 peserta dari berbagai sektor, termasuk perusahaan BUMN, teknologi global, start-up, universitas, pemerintah, dan asosiasi, termasuk Kemenperin.
Dengan adanya acara ini, Kemenperin berharap dapat memperkuat transformasi Industri 4.0 di Indonesia dan mengoptimalkan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Upaya ini diharapkan dapat menghadirkan perubahan signifikan dalam cara proses produksi dilakukan, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan daya saing global Indonesia di era digital.