Nasib TikTok di AS Terancam, Kreator Bersiap Pindah Platform
- Rita Puspita Sari
- •
- 3 jam yang lalu
Amerika Serikat kembali memanaskan isu keamanan nasional terkait TikTok, aplikasi milik ByteDance asal China. Pada Jumat (6/12), pengadilan banding federal memutuskan bahwa ByteDance harus mendivestasikan TikTok di AS paling lambat 19 Januari 2025. Jika gagal, aplikasi tersebut akan diblokir secara permanen di seluruh negeri.
Keputusan ini menjadi pukulan berat bagi TikTok yang telah lama menghadapi tekanan dari pemerintah AS. Namun hingga kini, ByteDance belum menunjukkan tanda-tanda akan memenuhi permintaan tersebut, sehingga nasib aplikasi dengan 170 juta pengguna aktif di AS itu semakin tidak menentu.
Kekhawatiran Keamanan Nasional
Pemerintah AS mengkhawatirkan pengumpulan data pengguna TikTok oleh ByteDance yang dinilai berisiko diserahkan kepada pemerintah China. Hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional. Kendati demikian, TikTok berulang kali membantah tuduhan tersebut dan mencoba melawan berbagai peraturan yang membatasi operasionalnya di AS, termasuk dengan mengajukan banding ke pengadilan.
Ancaman terhadap TikTok sebenarnya bukan hal baru. Namun, keputusan pengadilan banding kali ini memberi tekanan lebih serius. TikTok kini memiliki waktu hanya sekitar enam minggu untuk menentukan langkah selanjutnya, meskipun banding ke Mahkamah Agung masih menjadi opsi.
Migrasi Pengguna ke Platform Lain
Kondisi ini memaksa banyak kreator konten di TikTok untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Beberapa dari mereka bahkan sudah mengarahkan pengikutnya ke platform lain seperti Instagram, YouTube, X, dan Threads.
Chris Mowrey, seorang influencer dengan 470.000 pengikut di TikTok, mengungkapkan kekhawatirannya. “Untuk pertama kalinya, saya sadar apa yang telah saya kerjakan selama ini mungkin akan hilang begitu saja,” katanya dikutip dari Reuters, Senin (9/12/2024). "Menurut saya tak banyak yang membahas seberapa besar dampaknya untuk ekonomi bagi pebisnis kecil dan kreator," ia menambahkan.
Pesimisme juga datang dari Chris Burkett, seorang kreator dengan 1,3 juta pengikut. Dalam videonya, ia mengajak pengikutnya untuk mengikuti akun-akun lain miliknya di berbagai platform. “Saya rasa aplikasi ini tidak akan berumur panjang di AS,” ujarnya.
Sementara itu, SnipingForDom, kreator dengan hampir 900.000 pengikut, membagikan keresahannya melalui konten perjalanan dan makanan. Ia meminta pengikutnya untuk mulai memindahkan perhatian ke akun Instagram miliknya. “Kami telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun komunitas di TikTok,” ungkapnya.
TikTok Shop dan Strategi Bertahan
TikTok tidak hanya menjadi platform hiburan, tetapi juga mendukung social commerce melalui fitur TikTok Shop. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berbelanja sambil menikmati konten yang relevan. Namun, dengan ancaman pemblokiran, para pelaku bisnis yang bergantung pada TikTok Shop juga mulai bersiap menghadapi ketidakpastian.
Meski demikian, tidak semua pengguna dan pelaku bisnis langsung panik. Sarah Janetti, seorang konsultan TikTok Shop, menyatakan bahwa sebagian besar kliennya memilih untuk menunggu informasi lebih lanjut sebelum mengambil langkah. “Klien-klien saya belum terlalu khawatir dengan potensi pemblokiran. Mereka masih menunggu keputusan yang lebih jelas sebelum memindahkan bisnis mereka,” katanya.
Masa Depan TikTok di AS
Dengan jumlah pengguna aktif yang sangat besar, TikTok menjadi salah satu platform paling berpengaruh di AS. Namun, jika kebijakan pemblokiran benar-benar diterapkan, dampaknya akan sangat besar, tidak hanya bagi pengguna dan kreator, tetapi juga bagi ekosistem digital secara keseluruhan.
Keputusan pengadilan ini menjadi peringatan serius bagi ByteDance. Dengan waktu yang semakin mendesak, perusahaan harus segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi tekanan ini. Sementara itu, para kreator dan pengguna di AS terus mencari cara untuk menjaga keberlanjutan komunitas digital mereka, meskipun harus berpindah ke platform lain.