NVIDIA Gandeng Lab AS Kembangkan NVQLink untuk Komputasi Hibrida
- Rita Puspita Sari
- •
- 4 jam yang lalu
Ilustrasi NVIDIA
NVIDIA kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi. Kali ini, perusahaan yang dikenal sebagai pionir GPU ini memperkenalkan NVQLink, sebuah arsitektur sistem terbuka yang dirancang untuk menghubungkan prosesor kuantum dengan superkomputer berbasis GPU. Teknologi ini diperkenalkan secara resmi dalam ajang NVIDIA Global Technology Conference (GTC) di Washington, D.C.
Langkah ini menandai awal dari era baru komputasi hibrida, di mana sistem klasik dan kuantum dapat bekerja bersama secara terpadu untuk menghasilkan kekuatan komputasi yang jauh melampaui batasan sistem tradisional.
“Batu Rosetta” di Dunia Komputasi Kuantum
CEO NVIDIA, Jensen Huang, menyebut NVQLink sebagai “Batu Rosetta di era komputasi kuantum”. Julukan ini bukan tanpa alasan. Dalam sejarah, Batu Rosetta adalah kunci untuk memahami bahasa Mesir kuno dan kini, NVQLink diharapkan menjadi jembatan yang menyatukan “dua bahasa” berbeda dalam dunia komputasi: komputasi klasik dan komputasi kuantum.
“Dalam waktu dekat, setiap superkomputer ilmiah NVIDIA yang berbasis GPU akan menjadi sistem hibrida yang terhubung erat dengan prosesor kuantum,” ujar Jensen Huang. “NVQLink akan menyatukan keduanya menjadi satu sistem terpadu, menandai awal dari era komputasi kuantum-GPU.”
Dengan kata lain, NVIDIA sedang membangun dasar bagi generasi baru superkomputer, mesin yang mampu memanfaatkan kekuatan GPU tradisional sekaligus Quantum Processing Unit (QPU) untuk memperluas kemampuan pemrosesan data secara signifikan.
Sistem Hibrida yang Mengubah Cara Komputer Bekerja
NVQLink menggabungkan kecepatan tinggi dan kemampuan pemrosesan masif dari GPU NVIDIA dengan kemampuan unik dari QPU. Kombinasi ini memungkinkan pengendalian sistem kuantum secara real-time, serta koreksi kesalahan otomatis, dua hal yang sangat penting dalam teknologi kuantum.
Komputasi kuantum memang memiliki potensi luar biasa, tetapi juga menghadapi tantangan besar: qubit sangat sensitif terhadap gangguan dan mudah mengalami kesalahan. Untuk menjaga stabilitasnya, dibutuhkan koordinasi yang cepat dan akurat antara sistem kuantum dan klasik.
Nah, di sinilah peran NVQLink menjadi sangat penting. Sistem ini dirancang agar latensi (keterlambatan) antara kedua jenis prosesor bisa ditekan serendah mungkin. Hasilnya, QPU dan GPU dapat berkomunikasi hampir seketika, menciptakan ekosistem komputasi terpadu yang efisien dan stabil.
Didukung Laboratorium Nasional Amerika Serikat
NVIDIA tidak berjalan sendiri dalam proyek besar ini. NVQLink dikembangkan bersama sejumlah laboratorium nasional terkemuka di Amerika Serikat, termasuk Brookhaven, Fermi, Lawrence Berkeley, Los Alamos, MIT Lincoln, Oak Ridge, Pacific Northwest, dan Sandia National Laboratories.
Kolaborasi ini memastikan NVQLink memenuhi kebutuhan riset ilmiah tingkat tinggi, terutama dalam bidang fisika kuantum, simulasi material, dan komputasi ilmiah ekstrem. Dengan kemampuan untuk menghubungkan sistem klasik dan kuantum secara langsung, para ilmuwan kini memiliki alat baru untuk memecahkan persoalan yang sebelumnya tidak terjangkau oleh teknologi konvensional.
Arsitektur Terbuka dan Terintegrasi
Keunggulan lain dari NVQLink adalah pendekatannya yang terbuka dan fleksibel. NVIDIA membuka sistem ini agar dapat digunakan oleh berbagai pengembang dan peneliti tanpa batasan lisensi tertutup.
Selain itu, NVQLink dirancang untuk bekerja selaras dengan platform CUDA-Q, perangkat lunak milik NVIDIA yang memungkinkan integrasi algoritma hibrida di antara CPU, GPU, dan QPU. Dengan CUDA-Q, peneliti dapat membuat dan menguji algoritma yang secara bersamaan memanfaatkan ketiga jenis prosesor, sehingga hasil perhitungan menjadi jauh lebih cepat dan efisien.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa NVIDIA tidak hanya berfokus pada inovasi perangkat keras, tetapi juga membangun ekosistem perangkat lunak yang siap mendukung masa depan komputasi kuantum.
Dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat
Proyek NVQLink juga mendapatkan dukungan dari Departemen Energi Amerika Serikat (DOE). Menurut DOE, inisiatif ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mempertahankan posisi AS sebagai pemimpin dalam komputasi berkinerja tinggi (High-Performance Computing / HPC).
“Menjaga kepemimpinan Amerika dalam HPC berarti membangun jembatan menuju era superkomputasi kuantum,” ujar Chris Wright, Menteri Energi AS.
“Kolaborasi antara laboratorium nasional, startup, dan mitra industri seperti NVIDIA sangat penting. NVQLink menyatukan superkomputer GPU kelas dunia dengan prosesor kuantum baru untuk memecahkan tantangan ilmiah terbesar zaman kita.”
Dengan dukungan pemerintah, NVQLink diharapkan menjadi pondasi untuk mendorong penelitian sains dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari iklim, kesehatan, energi, hingga kecerdasan buatan.
Kolaborasi Besar di Dunia Kuantum
NVIDIA mengumumkan bahwa NVQLink merupakan hasil kerja sama luas antara berbagai pihak dalam ekosistem kuantum global.
Tercatat ada 17 perusahaan pengembang perangkat keras kuantum, 5 pembuat sistem kontrol, dan 9 laboratorium nasional yang ikut berkontribusi. Beberapa nama besar yang terlibat antara lain Quantinuum, IonQ, Pasqal, QuEra, Oxford Quantum Circuits, Rigetti, IQM, Atom Computing, dan Infleqtion.
Dari sisi kontrol sistem, NVIDIA bekerja sama dengan Quantum Machines, Qblox, Keysight Technologies, dan Zurich Instruments. Kolaborasi besar ini mencerminkan satu hal: masa depan komputasi kuantum tidak akan dibangun oleh satu perusahaan saja, melainkan oleh seluruh komunitas ilmiah dan industri.
Menuju Era Komputasi Kuantum-GPU
Dengan peluncuran NVQLink, NVIDIA secara resmi membuka jalan menuju era komputasi kuantum-GPU. Dari riset obat, simulasi material, hingga optimasi sistem energi, kombinasi GPU dan QPU akan menghadirkan lompatan besar dalam kecepatan dan efisiensi.
NVIDIA tidak hanya mengembangkan teknologi baru, tetapi juga sedang mendefinisikan ulang masa depan komputasi ilmiah. NVQLink bukan sekadar konektor antarprosesor, hal ini merupakan jembatan menuju generasi superkomputer berikutnya, yang akan mengubah cara manusia memecahkan masalah di era digital.
