Pertanian Canggih dengan Google Assistant
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 4 jam yang lalu
Aipda Anto Harmoko, seorang anggota kepolisian di Bantul, telah berhasil menggabungkan dunia pertanian dengan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi di lahan pertaniannya. Melalui inovasi yang ia buat, Anto berhasil mengurangi biaya produksi dan menghemat tenaga dalam merawat tanaman di sawahnya. Teknologi yang ia gunakan adalah Google Assistant, yang dikombinasikan dengan berbagai perangkat elektronik pintar dalam sistem yang dikenal dengan nama Internet of Things (IoT).
Anto, yang beralamat di Kretek, Bantul, memiliki lahan pertanian seluas 300 meter persegi, yang ditanami dengan cabai dan bawang merah. Sejak 2022, ia mulai menguji coba penggunaan teknologi dalam proses pertaniannya. Lahan yang ia kelola tidak hanya digunakan untuk bercocok tanam secara tradisional, tetapi juga dioptimalkan dengan teknologi terbaru agar dapat menghemat waktu dan tenaga.
Menurut Anto, penggunaan teknologi ini memberi banyak keuntungan. “Setelah berhasil, cara ini sangat membantu dan meringankan pekerjaan. Karena dapat menghemat biaya produksi dan tenaga di sawah,” ujarnya dalam sebuah wawancara yang dilansir oleh detikJogja pada 5 September 2024. Salah satu masalah yang sering dihadapi petani adalah mengelola pekerjaan sehari-hari di sawah yang memerlukan waktu dan tenaga fisik yang cukup banyak. Anto mengembangkan solusi agar ia bisa mengelola sawah tanpa mengganggu waktu tugasnya sebagai anggota Polri.
Anto mengaku bahwa ide ini datang dari rasa penasaran terhadap kemampuan teknologi yang ia temui di YouTube. Di sana, ia melihat potensi Google Assistant yang dapat mempermudah berbagai aktivitas sehari-hari. Dengan pengetahuan yang ia dapatkan, Anto pun memutuskan untuk mengadaptasi teknologi ini ke dalam kegiatan pertaniannya. Anto percaya bahwa teknologi yang berkembang pesat ini bisa sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan efisiensi dalam dunia pertanian.
Setelah mengembangkan konsepnya, Anto mengusulkan ide tersebut kepada Gapoktan Ngudi Makmur Samiran, yang berlokasi di Parangtritis, Bantul. Ia ingin mengajak para petani lainnya untuk memanfaatkan teknologi yang sudah ia uji coba. Dengan menggunakan teknologi ini, menurutnya, sektor pertanian bisa lebih efisien dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar, tanpa harus mengorbankan waktu dan tenaga yang selama ini digunakan untuk pekerjaan manual.
Anto mengembangkan sistem berbasis Internet of Things (IoT), yang memungkinkan alat-alat pertanian berfungsi otomatis, terhubung dengan aplikasi seperti Google Assistant. IoT memungkinkan perangkat fisik untuk saling berkomunikasi melalui internet, memudahkan pengendalian dan pemantauan dari jarak jauh. Dalam kasus Anto, perangkat-perangkat yang digunakan termasuk smart plug, smart breaker, sprinkle air, pipa, modem internet, dan CCTV untuk memantau kondisi tanaman secara langsung.
Dengan menggunakan Google Assistant yang terhubung dengan perangkat-perangkat tersebut, Anto dapat menyiram tanaman tanpa harus berada di lokasi. Cukup dengan memberikan perintah suara melalui Google Assistant, pompa air secara otomatis akan menyala dan menyiram tanaman melalui sistem pipa dan sprinkle yang sudah dipasang. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk berjalan berkeliling ke seluruh lahan untuk menyiram tanaman.
Bagi Anto, ini adalah sebuah terobosan yang sangat membantu menghemat waktu dan tenaga. Tidak hanya itu, dengan menggunakan teknologi ini, ia juga dapat mengontrol dan memantau penggunaan air yang lebih efisien, sehingga mengurangi pemborosan. Seperti yang ia ungkapkan, penggunaan sistem ini membuatnya bisa mengelola sawah tanpa mengganggu tugas pokoknya sebagai anggota Polri.
Anto mengeluarkan biaya sekitar Rp 3 juta untuk instalasi sistem pertanian berbasis Google Assistant. Meskipun terkesan sederhana, perangkat-perangkat ini bekerja dengan sangat efisien dan memungkinkan Anto untuk mengelola lahan pertaniannya dengan cara yang lebih praktis dan modern.
Setelah menguji coba sistem ini di sawahnya sendiri, Anto berharap teknologi yang ia kembangkan dapat diterima dan dimanfaatkan oleh petani lain di sekitar wilayahnya. Ia berharap dapat berbagi pengalamannya kepada petani lainnya, agar mereka dapat menikmati manfaat yang sama. Selain itu, ia juga berharap dengan adanya teknologi ini, sektor pertanian di Indonesia dapat berkembang lebih pesat, terutama dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbatas, seperti air.