Starlink Dipakai RT/RW Net, FUP Ketat dan Tarif Lebih Murah


Logo Starlink

Logo Starlink

Teknologi satelit orbit rendah milik Starlink yang dipimpin oleh Elon Musk mulai merambah ke berbagai pelosok Indonesia, khususnya untuk penggunaan internet di lingkungan RT/RW Net. Berdasarkan laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Starlink saat ini sudah digunakan oleh beberapa rumah secara bersamaan dengan skema Fair Usage Policy (FUP) atau batas pemakaian wajar.

FUP sendiri adalah skema di mana penggunaan internet diatur dengan batasan tertentu. Jika penggunaan melebihi batas yang telah ditetapkan, layanan internet akan diberi tindakan oleh penyedia, misalnya dengan menurunkan kecepatan koneksi atau dalam kasus Starlink, pengguna dapat langsung dikenai sanksi berupa pemblokiran.

Beberapa penyedia layanan internet di Indonesia, seperti IndiHome dan Biznet, sudah menerapkan kebijakan ini untuk menekan kecepatan internet pelanggan ketika batas penggunaan terlampaui. Namun, Starlink dinilai lebih ketat dalam menerapkan aturan tersebut. Menurut Sekretaris Umum APJII, Zulfadly Syam, Starlink bahkan dapat memblokir perangkat yang dianggap menggunakan layanan secara tidak wajar.

Penggunaan Bersama untuk Mengurangi Beban Biaya

Zulfadly menjelaskan bahwa satu perangkat Starlink bisa digunakan untuk beberapa rumah dengan bantuan perangkat tambahan. Ini menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menikmati layanan internet murah namun berkualitas. Dengan biaya langganan sekitar Rp750.000 per bulan, penggunaan bersama ini dapat mengurangi beban biaya, misalnya dengan membaginya kepada tiga rumah, sehingga setiap rumah hanya perlu membayar sekitar Rp250.000 per bulan.

"Jika perangkat WiFi Starlink ditempatkan di tiga rumah, akses masih bisa berjalan dengan baik. Namun masalah akan timbul jika layanan ini dikomersialisasikan tanpa izin," ujar Zulfadly.

Ia menambahkan bahwa Starlink sudah menjadi anggota APJII, dan mereka terus memantau trafik penggunaan internet dari pengguna. Dalam kasus penggunaan secara tidak wajar atau berlebihan, Starlink dapat mendeteksi anomali dan memberikan sanksi berupa pemblokiran perangkat.

"Jika malam hari tiba-tiba ada lonjakan trafik yang tidak biasa, Starlink akan memblokir perangkat tersebut karena dianggap melampaui batas FUP yang wajar," tambah Zulfadly.

Penurunan Harga Starlink di Indonesia

Perangkat Starlink sendiri diperkirakan akan semakin banyak dijual di Indonesia dengan harga yang semakin terjangkau. Bahkan, Starlink baru-baru ini kembali menurunkan harga perangkatnya sebesar 33%, menjadi Rp3,9 juta hingga 16 September 2024.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menilai bahwa sebagai pemain baru di pasar internet Indonesia, Starlink harus berupaya keras untuk menarik perhatian masyarakat dengan harga yang lebih murah dibandingkan layanan internet konvensional seperti broadband atau seluler.

Heru juga memprediksi bahwa Starlink kemungkinan akan menurunkan harga layanan bulanan di masa depan untuk semakin kompetitif. "Saat ini harga bulanan Starlink adalah Rp750.000, tetapi dengan sensitifnya pasar Indonesia terhadap harga, tidak menutup kemungkinan Starlink akan mengkalkulasi ulang biaya langganannya agar lebih murah," jelas Heru.

Tantangan di Pasar Telekomunikasi Indonesia

Dengan persaingan yang ketat di industri telekomunikasi Indonesia, Starlink dihadapkan pada tantangan besar. Pasar Indonesia dikenal sangat sensitif terhadap harga, sehingga harga produk yang lebih murah dari pesaing bisa menjadi kunci untuk merebut pangsa pasar.

Namun, Heru mengingatkan bahwa Indonesia harus waspada terhadap praktik predatory pricing, di mana perusahaan menjual layanan di bawah harga pasar dengan tujuan menyingkirkan pesaing. "Predatory pricing bisa berdampak negatif, seperti mematikan operator atau penyedia internet lainnya yang tidak mampu bersaing," kata Heru.

Untuk itu, Heru mengimbau pemerintah dan regulator untuk memantau praktik penjualan di bawah pasar agar tidak ada pihak yang dirugikan, sekaligus menjaga persaingan yang sehat di industri telekomunikasi.

Dengan semakin populernya penggunaan Starlink, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet kabel, masyarakat Indonesia kini memiliki lebih banyak pilihan dalam mendapatkan akses internet yang cepat dan berkualitas, meski dengan beberapa tantangan yang perlu diwaspadai, terutama dalam hal penggunaan bersama dan kebijakan FUP yang ketat.


Bagikan artikel ini

Video Terkait