Mahasiswa UGM Kembangkan Pengatur Suhu Kandang Ayam Berbasis IoT
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 26 Sep 2024 00.50 WIB
Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menciptakan alat inovatif yang bertujuan untuk mengatur suhu dan kelembaban kandang ayam, menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT). Alat yang diberi nama CoolNest ini dirancang khusus untuk mencegah terjadinya stres panas pada ayam, sebuah kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan dan menurunkan produktivitas hewan ternak tersebut.
Levia Arkananta Sarjono, seorang mahasiswa dari Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan di Fakultas Peternakan UGM, menjelaskan bahwa CoolNest diharapkan dapat menciptakan lingkungan kandang yang optimal bagi ayam. Dengan adanya alat ini, ayam diharapkan bisa tumbuh lebih baik sesuai dengan potensi genetik yang dimiliki, sehingga tingkat produktivitas tetap tinggi dan mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Dalam konteks industri peternakan di Indonesia, Levia mengungkapkan tantangan yang dihadapi, terutama terkait dengan kondisi iklim tropis yang memiliki suhu cenderung tinggi. Suhu yang panas berpotensi menyebabkan heat stress, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan produktivitas ayam. "Ketika ayam mengalami stres panas, mereka cenderung mengalami penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang terhambat, bahkan risiko kematian. Ini jelas akan memengaruhi hasil produksi dan mengurangi keuntungan yang didapat oleh peternak," tuturnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Levia bersama rekan-rekannya di UGM yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Penerapan IPTEK (PKM-PI) menciptakan CoolNest sebagai solusi praktis. CoolNest berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembaban di dalam kandang secara efektif, menciptakan kondisi yang lebih nyaman bagi ayam.
Rizqika Prasetya, yang merupakan salah satu anggota dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Penerapan IPTEK (PKM-PI), memberikan penjelasan mendalam mengenai struktur dan komponen yang membentuk alat inovatif CoolNest. Alat ini dirancang dengan empat elemen utama yang saling berfungsi untuk menciptakan lingkungan optimal bagi ayam .Adapun elemen utamanya yaitu : slave, master, sprinkle, dan aplikasi mobile.
Elemen pertama adalah komponen slave, yang memiliki tugas vital dalam mendeteksi berbagai parameter penting seperti kelembapan, suhu, dan kadar ammonia yang ada di dalam kandang.Data yang berhasil dikumpulkan oleh komponen slave ini kemudian akan dikirimkan ke sebuah database. Hal ini memungkinkan peternak untuk mengakses informasi secara langsung melalui aplikasi mobile yang telah disediakan. Dengan cara ini, peternak dapat memantau kondisi lingkungan kandang secara real-time, yang sangat membantu dalam pengelolaan dan pemeliharaan ayam.
"Saat suhu dalam kandang melebihi ambang batas yang ditentukan, sistem sprinkle akan aktif untuk menurunkan suhu kembali ke level normal. Dengan aplikasi mobile, peternak dapat memantau kondisi lingkungan di dalam kandang dengan lebih mudah dan real-time," jelas Rizqika. Hal ini memungkinkan manajemen pemeliharaan ayam menjadi lebih efisien.
Arsyta Notari Lifty Azuhra, anggota tim lainnya, menambahkan bahwa CoolNest tidak hanya beroperasi secara otomatis, tetapi juga memberikan data yang disajikan secara real-time. Dengan informasi yang akurat dan terkini, peternak dapat dengan cepat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan ayam dan mencegah masalah yang dapat mengganggu pemeliharaan.
"Dengan adanya CoolNest, peternak dapat mengetahui kondisi kandang dengan lebih efisien, sehingga mereka bisa meminimalkan hambatan yang mungkin muncul selama proses pemeliharaan. Ini tentunya memberikan dampak positif bagi hasil produksi dan keberlangsungan usaha peternakan mereka," tambah Arsyta.
Secara keseluruhan, pengembangan CoolNest merupakan langkah penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di industri peternakan ayam. Inovasi ini menunjukkan potensi besar dari teknologi IoT dalam membantu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian dan peternakan. Dengan penggunaan teknologi yang tepat, diharapkan industri peternakan di Indonesia dapat berkembang lebih baik, serta memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dengan cara yang lebih berkelanjutan dan efisien.