FireScam: Malware Android Berkedok Telegram Premium
- Rita Puspita Sari
- •
- 09 Jan 2025 18.42 WIB

Ilustrasi Aplikasi Telegram
Dunia keamanan siber kembali dihebohkan dengan kehadiran FireScam, sebuah malware Android canggih yang menyamar sebagai aplikasi Telegram Premium. Malware ini disebarkan melalui situs phishing yang meniru toko aplikasi RuStore dan di-host di domain GitHub.io.
FireScam memiliki kemampuan mencuri informasi penting dari perangkat korban dan mengirimkannya ke Firebase Realtime Database, sebuah layanan penyimpanan data berbasis cloud yang sering digunakan oleh aplikasi sah.
Laporan terbaru dari CYFIRMA, perusahaan riset keamanan siber, mengungkap bagaimana FireScam bekerja, mulai dari cara penyebarannya, fitur-fitur berbahayanya, hingga dampak yang ditimbulkan. Dengan teknik yang canggih, malware ini mampu menghindari deteksi dan mempertahankan kontrol atas perangkat yang terinfeksi.
Bagaimana FireScam Menyebar?
FireScam tidak muncul begitu saja di perangkat korban. Malware ini menggunakan teknik phishing, yaitu metode penipuan yang meniru layanan atau aplikasi terpercaya untuk mengelabui pengguna agar mengunduh file berbahaya.
Dalam kasus FireScam, para pelaku ancaman membuat situs phishing yang meniru tampilan toko aplikasi RuStore. Jika pengguna mengakses situs ini dan mengunduh aplikasi yang diklaim sebagai "Telegram Premium", mereka sebenarnya menginstal malware FireScam ke dalam perangkat mereka.
FireScam tidak langsung aktif setelah diinstal. Malware ini menggunakan metode dropper, di mana aplikasi yang pertama kali diunduh hanya berfungsi sebagai perantara untuk menginstal malware utama. Setelah FireScam masuk ke perangkat, ia mulai bekerja secara diam-diam, mengawasi aktivitas pengguna, dan mencuri informasi sensitif.
Apa yang Dilakukan FireScam?
Setelah berhasil diinstal, FireScam menjalankan berbagai fungsi berbahaya. Berikut adalah beberapa aktivitas utama yang dilakukan malware ini:
- Mencuri Data Pengguna
- FireScam dapat mengakses notifikasi, pesan, dan informasi dari berbagai aplikasi di perangkat korban.
- Data yang dicuri dikirimkan ke Firebase Realtime Database, di mana para pelaku ancaman bisa mengaksesnya kapan saja.
- Memantau Aktivitas Perangkat
- Malware ini merekam perubahan status layar, misalnya kapan layar menyala atau mati.
- Transaksi e-commerce dan aktivitas clipboard juga dimonitor untuk mencuri informasi penting, seperti detail pembayaran atau kredensial login.
- FireScam bahkan bisa menangkap notifikasi dari aplikasi sistem, yang memungkinkan pelaku ancaman memantau aktivitas pengguna secara menyeluruh.
- Menghindari Deteksi
- FireScam menggunakan teknik obfuscation, yaitu cara menyamarkan kode program agar tidak mudah dikenali oleh perangkat keamanan.
- Malware ini juga bisa mendeteksi apakah sedang dianalisis dalam lingkungan virtual, sehingga sulit bagi peneliti keamanan untuk memahami cara kerjanya.
- Menggunakan Firebase Sebagai Server Komando
- FireScam memanfaatkan Firebase, layanan yang biasanya digunakan oleh aplikasi resmi, sebagai pusat kendali dan penyimpanan data curian.
- Data yang diekstrak dari perangkat korban disimpan sementara di Firebase, disaring, dan kemudian dihapus setelah pelaku ancaman mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
- Dari database Firebase yang digunakan, ditemukan kemungkinan adanya ID Telegram yang terkait dengan pelaku, serta URL yang mengarah ke malware lain yang di-host di situs phishing.
Ancaman Serius bagi Pengguna dan Organisasi
FireScam bukan hanya ancaman bagi individu, tetapi juga berbahaya bagi perusahaan dan organisasi. Dengan kemampuannya mencuri informasi dari berbagai aplikasi, malware ini bisa digunakan untuk:
- Menyusup ke sistem perusahaan dengan mencuri kredensial login atau informasi penting lainnya.
- Mengakses percakapan pribadi di aplikasi perpesanan, yang dapat digunakan untuk pemerasan atau pencurian identitas.
- Melacak kebiasaan pengguna, misalnya pola penggunaan perangkat, lokasi, dan aktivitas transaksi.
- Dengan mengeksploitasi popularitas aplikasi perpesanan seperti Telegram, FireScam menunjukkan bahwa malware modern semakin canggih dan sulit dideteksi.
Cara untuk Mencegah dan Mengatasi Malware FireScam
Untuk melindungi perangkat dan jaringan dari ancaman FireScam, ada beberapa langkah penting yang bisa diambil. Berikut adalah rekomendasi keamanan yang dapat membantu individu maupun organisasi dalam mengurangi risiko infeksi malware ini:
- Gunakan Intelijen Ancaman Siber
Mengimplementasikan threat intelligence dapat membantu dalam mendeteksi dan mengatasi ancaman secara proaktif. Dengan memahami pola serangan FireScam, organisasi dapat lebih siap dalam menghadapi potensi serangan serupa di masa depan. - Pasang Keamanan Endpoint yang Kuat
Gunakan solusi keamanan endpoint yang canggih, seperti:
- Antimalware Security Suite untuk pemantauan ancaman secara real-time.
- Host-Based Intrusion Prevention System (HIPS) untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas mencurigakan di perangkat pengguna.
- Pantau Aktivitas Jaringan Secara Terus-Menerus
- Gunakan Network Intrusion Detection System (NIDS) dan Network Intrusion Prevention System (NIPS) untuk memantau lalu lintas jaringan dan mendeteksi aktivitas berbahaya.
- Terapkan Web Application Firewall (WAF) untuk memfilter dan memblokir aktivitas mencurigakan yang berasal dari serangan siber.
- Blokir Komunikasi ke Server FireScam
Konfigurasi firewall untuk memblokir komunikasi keluar ke alamat IP dan domain yang diketahui terkait dengan server command-and-control FireScam. Ini dapat mencegah malware mengirimkan data curian ke pelaku ancaman. - Deteksi Perilaku Mencurigakan
Gunakan sistem pemantauan berbasis perilaku untuk mendeteksi aktivitas yang tidak biasa, seperti:
- Proses mencurigakan yang mencoba membuat koneksi jaringan tanpa izin.
- Aplikasi yang mencoba mengakses data yang tidak seharusnya.
- Gunakan Whitelisting Aplikasi
Terapkan whitelisting aplikasi, yaitu sistem yang hanya mengizinkan aplikasi resmi dan tepercaya berjalan di perangkat. Ini akan mencegah eksekusi file berbahaya atau aplikasi yang tidak sah. - Lakukan Penilaian Keamanan Secara Berkala
- Lakukan vulnerability assessment (penilaian kerentanan) untuk menemukan celah keamanan di sistem.
- Jalankan penetration testing secara rutin untuk menguji seberapa kuat keamanan sistem dan segera melakukan perbaikan jika ditemukan celah keamanan.
- Terapkan Standar Keamanan Organisasi
Gunakan security benchmarks untuk membuat prosedur keamanan dasar yang harus diterapkan oleh organisasi. Hal ini dapat membantu dalam menyusun kebijakan keamanan yang lebih ketat dan efektif. - Buat Rencana Tanggap Insiden
Siapkan rencana tanggap insiden yang mencakup langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi infeksi malware, seperti:
- Mengisolasi sistem yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Memberi tahu tim keamanan atau pihak terkait untuk menangani insiden dengan cepat dan efektif.
- Edukasi dan Latih Pengguna Tentang Keamanan Siber
Melakukan pelatihan keamanan siber bagi karyawan atau pengguna dapat membantu mencegah serangan berbasis rekayasa sosial (social engineering), seperti phishing yang digunakan FireScam. - Perbarui Sistem Keamanan Secara Berkala
Selalu update patch keamanan pada sistem operasi dan aplikasi untuk menutup celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh malware seperti FireScam.
FireScam adalah salah satu contoh bagaimana pelaku kejahatan siber memanfaatkan celah keamanan untuk mencuri data dan merugikan pengguna. Selalu utamakan keamanan perangkat dengan mengunduh aplikasi dari sumber resmi dan menghindari tautan mencurigakan. Keamanan digital adalah tanggung jawab bersama, terutama di era teknologi yang terus berkembang.