Riset Ungkap WiFi Bisa Deteksi Manusia Tanpa Ponsel atau Laptop
- Rita Puspita Sari
- •
- 5 jam yang lalu
Ilustrasi WiFi Publik
Selama ini, banyak orang berpikir bahwa pelacakan data pribadi hanya bisa terjadi jika mereka menggunakan perangkat seperti ponsel, laptop, atau smartwatch yang terhubung ke jaringan WiFi. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta yang jauh lebih mengkhawatirkan: manusia kini bisa dilacak hanya dengan memanfaatkan sinyal WiFi, tanpa perlu membawa perangkat apa pun.
Temuan mengejutkan ini datang dari tim peneliti di Karlsruhe Institute of Technology (KIT), Jerman. Mereka mengembangkan metode baru bernama BFId (Beamforming Identity Inference), sebuah teknologi yang mampu mengenali dan melacak individu berdasarkan pantulan sinyal WiFi dari tubuh mereka.
Cara Kerja: Tubuh Jadi "Cermin" Gelombang WiFi
Teknologi BFId memanfaatkan fitur beamforming, yang sebenarnya sudah menjadi standar dalam jaringan WiFi modern sejak era WiFi 5 (802.11ac). Fitur ini memungkinkan router mengarahkan sinyal WiFi ke perangkat tertentu agar koneksi lebih cepat dan stabil. Namun, dalam penelitian ini, beamforming justru dimanfaatkan untuk tujuan yang berbeda: mendeteksi pola pantulan sinyal dari tubuh manusia.
Setiap orang memiliki cara unik dalam memantulkan gelombang radio karena perbedaan bentuk tubuh, ukuran, dan gerakan. Dengan memantau pola-pola tersebut dari berbagai sudut menggunakan beberapa router yang terhubung, sistem BFId dapat “melihat” pergerakan seseorang di ruang tertentu.
Lebih mengejutkan lagi, algoritma machine learning yang ditanamkan mampu mengenali identitas seseorang dengan tingkat akurasi mendekati 100 persen. Dalam uji coba yang melibatkan 197 peserta, sistem dapat mengidentifikasi individu hanya dalam hitungan detik—tanpa bantuan kamera, perangkat elektronik, atau izin dari subjek yang dilacak.
Ancaman Besar terhadap Privasi
Peneliti menjelaskan, sinyal WiFi pada dasarnya tidak terenkripsi saat dipancarkan di udara. Artinya, siapa pun yang memiliki akses ke jaringan router dapat menangkap dan menganalisis pola sinyal tersebut. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar, karena potensi penyalahgunaan teknologi BFId bisa terjadi di berbagai tempat mulai dari rumah, kantor, pusat perbelanjaan, hingga ruang publik seperti bandara atau kafe.
Bayangkan jika teknologi ini digunakan oleh pihak tertentu untuk memantau aktivitas seseorang tanpa sepengetahuan mereka. Pemerintah, perusahaan, atau bahkan pelaku kejahatan siber bisa menggunakannya untuk mengamati siapa yang masuk dan keluar dari sebuah ruangan, atau bahkan melacak pergerakan seseorang di rumahnya sendiri.
Era Baru Pengawasan Tanpa Kamera
Pakar privasi memperingatkan bahwa teknologi seperti BFId dapat memicu munculnya “era pengawasan tanpa kamera”. Jika dulu kamera CCTV dianggap sebagai simbol pengawasan, kini cukup dengan router WiFi yang sudah ada di hampir setiap tempat, aktivitas manusia bisa direkam secara “tidak kasat mata”.
Menurut laporan TechSpot (28/10/2025), ancaman ini bersifat sistemik karena WiFi 5 dan WiFi 6 sudah digunakan secara luas di berbagai perangkat rumah tangga pintar. Dengan sedikit modifikasi dan software khusus, seseorang bisa memanfaatkan router biasa untuk menjalankan fungsi pemantauan berbasis sinyal radio ini.
Perlunya Perlindungan dan Regulasi Baru
Para peneliti dari KIT menegaskan bahwa tujuan riset mereka bukan untuk menciptakan alat pengawasan, melainkan untuk meningkatkan kesadaran akan celah privasi dalam infrastruktur komunikasi nirkabel saat ini. Mereka berharap temuan ini dapat mendorong pembuat kebijakan, pengembang router, dan organisasi keamanan siber untuk mengembangkan protokol enkripsi dan sistem deteksi penyalahgunaan sinyal di masa depan.
Pakar keamanan digital juga menyarankan agar produsen router mulai mempertimbangkan perlindungan tambahan terhadap data beamforming, misalnya dengan membatasi akses sinyal mentah atau mengenkripsi pola sinyal agar tidak bisa dimanfaatkan pihak luar.
Dengan semakin canggihnya teknologi jaringan, keseimbangan antara kemudahan akses dan perlindungan privasi menjadi semakin penting. Tanpa regulasi dan kesadaran yang kuat, dunia bisa saja melangkah menuju masa depan di mana WiFi bukan hanya alat koneksi, tapi juga alat pengawasan.
