INTERPOL Lenyapkan 22.000 IP Berbahaya di Seluruh Dunia


Ilustrasi Ransomware

Ilustrasi Ransomware

Kejahatan siber makin marak dalam beberapa tahun terakhir. Untuk melawannya, badan keamanan internasional seperti INTERPOL menggalang kekuatan dengan organisasi keamanan siber dari berbagai negara. Di tahun 2024, kolaborasi besar bernama Operasi Synergia II berhasil menonaktifkan puluhan ribu alamat IP yang terindikasi terkait serangan siber. Operasi ini dipimpin oleh INTERPOL, menggandeng tiga perusahaan keamanan siber ternama.

Operasi Synergia II berlangsung dari April hingga Agustus 2024. Selama operasi ini, tim gabungan berhasil menangkap 41 tersangka dan melumpuhkan 1.037 server yang tersebar di lebih dari 22.000 alamat IP. Hasil ini tak lepas dari kolaborasi antara INTERPOL, lembaga keamanan dari berbagai negara, serta perusahaan keamanan siber swasta. Neal Jetton, Direktur Kejahatan Dunia Maya di INTERPOL, menyatakan bahwa tindakan bersama ini penting untuk memerangi kejahatan siber yang berskala global. Menurut Jetton, kerja sama tersebut tak hanya menghancurkan infrastruktur digital jahat, tetapi juga mencegah ribuan korban dari kejahatan siber.

Dalam operasi ini, tiga perusahaan siber terkemuka turut berperan penting: Group-IB, Kaspersky, dan Team Cymru. Ketiganya menyediakan data telemetri yang membantu pihak berwenang dalam melacak dan mengidentifikasi server jahat. Berkat informasi yang mereka berikan, penegak hukum berhasil melakukan penggerebekan, menyita perangkat elektronik, dan menutup akses ke server-server berbahaya.

Dari sekitar 30.000 alamat IP yang diidentifikasi, 76% di antaranya atau sekitar 22.800 IP ternyata berhubungan langsung dengan aktivitas ilegal. Dalam proses penindakan, pihak berwenang menyita 59 server dan 43 perangkat elektronik yang digunakan untuk aktivitas terlarang. Selain 41 tersangka yang ditangkap, masih ada 65 orang lagi yang kini sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

Rincian Aksi di Berbagai Negara

Operasi ini berhasil mengidentifikasi dan menghentikan aktivitas ilegal di berbagai negara. Berikut beberapa aksi signifikan dari operasi Synergia II di negara-negara tertentu:

  • Hong Kong (Tiongkok): Polisi berhasil menonaktifkan lebih dari 1.037 server yang terlibat dalam aktivitas jahat.
  • Mongolia: Otoritas melakukan 21 penggeledahan, menyita beberapa server, dan mengidentifikasi 93 individu yang diduga terlibat dalam kejahatan siber.
  • Makau (Tiongkok): Polisi menonaktifkan 291 server.
  • Madagaskar: Pihak berwenang mengidentifikasi 11 tersangka yang terkait dengan server jahat dan menyita perangkat elektronik untuk penyelidikan lebih lanjut.
  • Estonia: Polisi berhasil menyita lebih dari 80GB data yang terkait dengan serangan phishing dan malware perbankan.

Jenis Kejahatan Siber yang Ditargetkan

Menurut INTERPOL, operasi ini fokus pada tiga jenis kejahatan siber utama yang semakin mengancam dunia maya: phishing, pencurian data sensitif (infostealer), dan serangan ransomware. Semua aksi ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan digital dan melindungi pengguna dari ancaman siber yang kian kompleks.

Saat ini, ancaman siber semakin tinggi dengan berkembangnya penggunaan teknologi AI. Dengan kemampuan AI, pelaku dapat membuat email phishing yang lebih canggih dan menggunakan berbagai bahasa. Hal ini memberi tantangan baru bagi lembaga penegak hukum dan pengguna internet di seluruh dunia.

Bahkan, INTERPOL mencatat bahwa penjualan log data curian di Dark Web meningkat 40% pada 2023, sementara serangan ransomware melonjak hingga 70% secara global. Ini menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan siber semakin terorganisir dan canggih dalam menjalankan aksinya.

Pentingnya Kolaborasi Internasional dalam Keamanan Siber

Operasi Synergia II menunjukkan betapa krusialnya kolaborasi antara penegak hukum dan perusahaan swasta dalam menghadapi ancaman siber. Kerja sama ini membuktikan bahwa dalam menghadapi kejahatan siber yang rumit, tindakan pencegahan dan penindakan tidak bisa dilakukan sendirian, mereka memerlukan koordinasi yang erat dan terpadu. Kesuksesan operasi ini menciptakan rasa aman bagi pengguna internet dan mendorong lembaga serta perusahaan untuk terus meningkatkan keamanan digitalnya.

Masa Depan Keamanan Siber

Dengan keberhasilan Operasi Synergia II, INTERPOL menekankan pentingnya upaya berkelanjutan dalam memerangi kejahatan siber. Teknologi terus berkembang pesat, dan begitu pula taktik dari para pelaku kejahatan. Maka, pencegahan serta inovasi keamanan perlu dijalankan agar dunia maya tetap aman untuk semua kalangan.

Dalam situasi ini, operasi internasional seperti Synergia II memainkan peran besar dalam menghalau kejahatan siber yang terus meningkat. Kolaborasi antara negara-negara dan perusahaan swasta menjadi benteng yang tangguh bagi keamanan dunia digital dan memberikan kontribusi besar untuk menjaga internet sebagai tempat yang aman bagi seluruh penggunanya.


Bagikan artikel ini

Video Terkait